tirto.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengaku bahwa ia tidak pernah dimintai mahar oleh Ketua DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto ketika mencalonkan diri sebagai cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta berpasangan dengan Anies Baswedan.
"Nggak ada, nggak ada sama sekali. Pak Prabowo sangat profesional," kata Sandiaga dI Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (12/1/2018), seperti dikutip dari Antara.
Ditambahkannya, partai Gerindra selalu bertindak secara profesional bila ada seseorang yang hendak maju di sebuah pesta demokrasi.
Hal itu terbukti ketika Presiden Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama mengikuti perhelatan Pilkada DKI 2012. Mereka sama sekali tak pernah dimintai uang oleh Prabowo Subianto, katanya. "Itu sudah terbukti saat mencalonkan saya dan Mas Anies," kata Sandiaga.
Dia mencontohkan waktu menjadi peserta Pilkada DKI Jakarta lalu menghabiskan dana lebih dari Rp100 miliar.
"Jadi itu yang diinginkan sebetulnya oleh Gerindra. Jangan sampai saat kita udah mencalonkan, kita nggak punya pendanaan," kata Sandiaga.
Hal tersebut menanggapi pernyataan La Nyalla Mattalitti diminta uang Rp40 miliar oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur.
Gagal diusung Partai Gerindra di Pilgub Jawa Timur 2018, La Nyalla membeberkan “mahar politik” yang diminta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk memuluskan pencalonannya. La Nyalla mengaku dimintai sekitar Rp40 miliar untuk “uang saksi” sebagai syarat maju di Pilgub Jatim 2018.
Awal pencalonan La Nyalla ini bermula pada 10 Desember 2017, saat partai Gerindra mengeluarkan surat tugas bernomor 12-0036/B/DPP GERINDRA/Pilkada/2017. Dalam surat ini, La Nyala diminta untuk memenuhi persyaratan pencalonan di Pilkada Jatim, antara lain dukungan dari partai lain dan kelengkapan pemenangan.
Sementara itu, Anies mengatakan saat mencalonkan menjadi calon gubernur DKI Jakarta tidak ada pembicaraan soal mahar untuk diusung oleh partai Gerindra.
"Nggak ada tuh obrolan mahar. Nih kita berdua ada disini, tidak ada mahar, nggak ada sama sekali nggak ada. Bahkan kalau bisa dibilang yah semuanya kemarin itu iuran, sehingga terjadi gerakan semuanya terlibat," kata Anies.
Jadi bahwa proses politik memerlukan biaya itu benar, tapi bahwa calon harus membayar itu tidak ada, katanya.
Saat melaporkan LHKPN, Sandiaga sempat membeberkan jumlah dana sumbangan yang cukup besar mencapai Rp44 miliar di awal masa kampanye.
“Mas Anies menyumbang 10% dari seluruh kekayaannya. Setelah saya hitung-hitung, ternyata uang yang saya keluarkan sekarang itu belum 1% dari kekayaan saya. Jadi, itu belum seberapa dengan pengorbanan Mas Anies," katanya.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri