Menuju konten utama

Dampak Libur Panjang dan Tingkat Kepatuhan ke Protokol Kesehatan

Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan di tempat wisata dan restoran terpantau menurun selama libur panjang, meski tak signifikan. 

Dampak Libur Panjang dan Tingkat Kepatuhan ke Protokol Kesehatan
Sejumlah wisatawan berada di kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jateng, Rabu (28/10/2020). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww.

tirto.id - Peningkatan mobilitas masyarakat Indonesia, terutama untuk perjalanan ke tempat wisata, selama masa libur panjang akhir Oktober 2020, dikhawatirkan mengerek jumlah kasus positif virus corona (Covid-19).

Kekhawatiran itu muncul karena setelah masa liburan panjang pada Agustus lalu, terjadi lonjakan kasus infeksi virus corona dengan angka yang signifikan.

Kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah, dampak masa libur pada akhir Oktober 2020 kemungkinan baru bisa dilihat pada 10-14 hari setelahnya.

Perkiraan itu merujuk pada pola yang terjadi pada periode sebelumnya. Dia mencatat setelah libur panjang pada 20-23 Agustus 2020, peningkatan angka kasus positif virus corona secara signifikan baru terjadi pada pekan pertama hingga ketiga September.

Hasil Pantauan Aplikasi Monitoring Perilaku

Salah satu faktor utama yang dapat mengerem lonjakan jumlah kasus penularan Covid-19 adalah kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Oleh karena itu, selain mengampanyekan pentingnya mematuhi protokol kesehatan, Satgas Covid-19 juga mengaktifkan Aplikasi Monitoring Perubahan Perilaku.

Sistem Aplikasi Monitoring Perilaku sudah diterapkan di 3,8 juta titik di 494 Kabupaten/Kota di 34 provinsi seluruh Indonesia. Aplikasi ini diluncurkan pada pertengahan September 2020. Sementara pengumpulan data di aplikasi ini melibatkan TNI, Polri, Satpol PP, dan Duta Perubahan Perilaku.

Data aplikasi ini disuplai dari laporan ratusan ribu petugas yang diterjunkan memantau kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan selama sebulan terakhir sudah ada 50-an juta laporan yang masuk ke aplikasi. Khusus selama masa libur panjang akhir Oktober 2020, terdapat 3 juta laporan.

Dewi mencatat, selama 28 Oktober sampai 1 November 2020, total sebanyak 1,02 juta orang telah dipantau. Angka ini naik hampir 100 persen dibanding 5 hari yang sama pada pekan sebelumnya.

Salah satu hasil laporan pemantauan tersebut adalah tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan di tempat wisata.

Menurut Dewi, selama 5 hari libur kemarin, sebanyak 602.372 orang menerima teguran di tempat wisata karena tidak mematuhi protokol kesehatan. Sedangkan pada kurun 5 hari yang sama pekan sebelumnya, jumlah orang di tempat wisata yang ditegur sebanyak 348.473 orang.

"Tingkat kepatuhan memakai masker di tempat wisata memang menurun, meski kecil," ujar Dewi dalam talakshow di Media Center Satgas Covid-19, Graha BNPB Jakarta, pada Rabu (4/11/2020), yang disiarkan akun Youtube BNPB.

Berdasar data yang disampaikan Dewi, tingkat kepatuhan memakai masker di tempat wisata pada Rabu (28/10/2020) misalnya mencapai 88,5 persen, sedikit menurun dibanding data Rabu pekan sebelumnya yakni 88,6 persen.

Tren penurunan mirip terjadi pada 4 hari libur lainnya. Paling rendah, pada Sabtu (31/10/2020), kepatuhan masyarakat memakai masker di tempat wisata turun menjadi 86,35 persen. Angka ini lebih rendah dari data pada Sabtu pekan sebelumnya yang mencapai 89,09 persen.

Penurunan lebih rendah terjadi pada tingkat kepatuhan menjaga jarak di tempat wisata. Sebagai contoh, tingkat kepatuhan menjaga jarak di tempat wisata pada Kamis (29/10/2020) mencapai 79,04 persen. Angka tersebut lebih rendah daripada data laporan yang sama pada Kamis pekan sebelumnya, yakni 84,7 persen.

Sementara pada Minggu (1/11/2020), tingkat kepatuhan menjaga jarak di tempat wisata hanya 77,6 persen. Ini turun daripada laporan serupa pada Minggu pekan sebelumnya: 80,12 persen.

Dewi juga memaparkan hasil pemantauan di restoran pada masa libur panjang kemarin. Selama lima hari libur, ada 619.718 orang dipantau di restoran. Ini naik dibanding 5 hari yang sama pada pekan sebelumnya: 501.987 orang.

Data jumlah pengunjung restoran selama libur panjang akhir Oktober 2020 yang ditegur sebanyak 602.372 orang. Angka ini naik dibandingkan 5 hari yang sama pekan sebelumnya: 348.473 orang.

"Tingkat kepatuhan memakai masker di restoran lebih rendah daripada di tempat wisata," ujar Dewi.

Dibandingkan lima hari yang sama pada pekan sebelum libur panjang, tingkat kepatuhan memakai masker di area restoran juga terpantau menurun. "Tapi, penurunannya tak terlalu signifikan," kata dia.

Contohnya, pada Minggu (1/11/2020) tingkat kepatuhan memakai masker di restoran mencapai 74,84 persen. Adapun pada Minggu pekan sebelumnya, tingkat kepatuhan pengunjung restoran mencapai 76 persen. Tren mirip ditemukan pula pada empat hari libur lainnya.

Pola sedikit berbeda terlihat dari tingkat kepatuhan menjaga jarak di restoran. Penurunan terjadi di 4 hari libur saja. Misalnya, pada Minggu (1/11/2020), tingkat kepatuhan menjaga jarak di restoran adalah 76,21 persen. Sementara Minggu pekan sebelumnya tercatat 77,39 persen.

Khusus pada Sabtu (31/10/2020), tingkat kepatuhan menjaga jarak di restoran mencapai 76,03 persen. Data ini lebih baik dibandingkan Sabtu pekan sebelumnya yang hanya 75,07 persen.

Sebagai catatan, apabila dibandingkan periode yang sama pada 2 pekan sebelumnya, tren tingkat kepatuhan pengunjung tempat wisata dan restoran terhadap protokol kesehatan selama masa libur panjang, menunjukkan pola lebih fluktuatif atau tidak selalu menurun.

Namun, jumlah orang yang dipantau dan ditegur selama masa libur panjang jelas lebih banyak dari data pada periode yang sama pada sepekan maupun 2 pekan sebelumnya.

Masyarakat Diminta Tidak Lengah

Satgas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat tetap tidak lengah dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat untuk mencegah penularan virus corona.

"Selalu disiplin protokol 3M dan pastikan berisitirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi dan rutin berolahraga," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito pada Selasa (3/11/2020).

Wiku juga meminta masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila merasakan gejala. Sementara masyarakat yang positif Covid-19, diimbau agar mengikuti anjuran tenaga kesehatan selama masa perawatan hingga sembuh. Menurut Wiku, biaya perawatan pasien Covid-19 ditanggung pemerintah.

"Ingat, kunci keberhasilan kita adalah komitmen untuk menjalankan protokol kesehatan," kata dia.

"Pandemi ini, akan lebih mudah ditangani apabila masyarakat dan pemerintah sepakat bahu membahu menjalankan perannya masing-masing," dia menambahkan.

Mengutip data Satgas Covid-19, hingga 4 November 2020, total jumlah kasus positif virus corona di Indonesia sudah mencapai 421.731 orang.

Dari jumlah tersebut, 353.282 pasien Covid-19 telah sembuh (83,8 persen). Sementara kasus aktif, tercatat sebanyak 54.190 orang (12,8 persen). Adapun jumlah pasien Covid-19 di tanah air yang meninggal dunia mencapai 54.190 jiwa (3,4 persen).

---------------------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH