Menuju konten utama

Dampak Letusan Gunung Sinabung pada 19 Februari 2018

Letusan Gunung Sinabung pada 19 Februari 2018 menyebabkan timbulnya awan panas dan abu vulkanik.

Dampak Letusan Gunung Sinabung pada 19 Februari 2018
Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanis, di Karo, Sumatra Utara, Kamis (25/1). Sejak meletus pada 2010, gunung aktif tipe A itu selalu bergejolak dan berulang kali erupsi serta mengeluarkan material vulkanis hingga menutupi sebagian kawasan lereng gunung. ANTARA FOTO/Tibta Peranginangin.

tirto.id - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera utara, kembali meletus pada Senin (19/2/2018), sekitar pukul 08.53 WIB. Tinggi letusan diperkirakan mencapai 5.000 meter dari puncak Gunung Sinabung.

Menyusul letusan tersebut, awan panas meluncur mencapai jarak 4,9 km ke arah sektor selatan-tenggara dan 3,5 km ke arah timur-tenggara. Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dampak dari awan panas ini terpantau masih berada di kawasan yang disterilkan.

Setelah itu debu vulkanik terbang ke arah barat sesuai tiupan angin.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karo mencatat ada lima kecamatan yang terpapar debu vulkanik Gunung Sinabung antara lain Kecamatan Tiga Nderket, Payung, Munthe, Lau Balang, dan Namanteran. Kecamatan paling terdampak debu vulkanik ini terjadu di Kecamatan Tiga Nderket dan Kecamatan Payung.

"Di dua kecamatan itu, hampir semua desa diterpa debu vulkanik," kata Kabid Kedaruratan BPBD Karo, Natanail Peranginangin seperti dikabarkan Antara.

Dampak letusan Gunung Sinabung juga terjadi di Desa Juta Rakyat, Kecamatan Namanteran. Di daerah itu terjadi hujan kerikil yang menimpa rumah warga ketika erupsi berlangsung. Hujan kerikil tersebut menyebabkan sebagian besar warga keluar desa untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Namun kini sudah berhenti dan warga sudah kembali ke desanya," ujar Natanail.

Namun Asisten 1 Pemkab Karo Siang Karokaro mengatakan letusan Gunung Sinabung tidak berdampak terhadap kepariwisataan di daerah itu meski sempat timbul akibat awan gelap akibat banyaknya tebaran debu vulkanik pascaerupsi. "Hingga menjelang pukul 11.00 WIB, sempat agak gelap," kata Siang.

Baca juga artikel terkait GUNUNG SINABUNG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH