Menuju konten utama

Dampak Banjir di Jembrana Memicu Antrean di Pelabuhan Gilimanuk

Banjir bandang yang sempat membuat jalur utama di Jembrana ditutup sementara dan baru dibuka pada Minggu siang membuat antrean kendaraan membludak di Pelabuhan Gilimanuk.  

Dampak Banjir di Jembrana Memicu Antrean di Pelabuhan Gilimanuk
Sejumlah kendaraan roda dua antre memasuki kapal saat akan menyeberang ke Pulau Jawa di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Selasa (12/6/2018). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

tirto.id - Banjir bandang melanda kawasan Kelurahan Tegal Cangkring dan Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali pada Sabtu malam kemarin.

Banjir ini menyebabkan jalan utama penghubung Denpasar-Gilimanuk sempat ditutup selama belasan jam. Hal ini karena banjir bandang yang membawa material lumpur dan kayu besar membuat Jembatan Biluk Poh yang menghubungkan Desa Penyaringan dan Kelurahan Gilimanuk ditutup sementara dan baru dibuka pada Minggu siang.

Akibatnya, setelah jembatan itu dibuka pada Minggu siang, antrean panjang kendaraan terjadi di Pelabuhan Gilimanuk pada hari ini atau saat arus mudik libur Natal 2018 berlangsung.

"Begitu Jembatan Biluk Poh yang menghubungkan Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegal Cangkring dibuka, maka kendaraan menuju pelabuhan membeludak,” kata Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk, Heru Wahyono, di Jembrana, Bali, Minggu (23/12/2018) seperti dilansir Antara.

“Khusus untuk sepeda motor, kami membuka empat loket," Heru menambahkan.

Selain membuka empat loket, kata Heru, manifes penumpang juga dibagikan oleh petugas sehingga bisa diisi sambil menunggu antrian masuk ke pelabuhan.

Dengan sistem demikian, menurut Heru, antrean mulai berkirang pada sekitar pukul 15.00 WITA hari ini. Seluruh kendaraan jenis sepeda motor bisa diseberangkan ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.

Meskipun tidak ada lagi antrean sepeda motor, Heru mengatakan PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk juga sedang mengantisipasi lonjakan truk yang datang belakangan. Sebab, sampai Minggu sore, masih banyak truk yang terjebak kemacetan di sekitar jembatan Biluk Poh.

"Untuk truk kecil dengan muatan ringan memang sudah mulai masuk setelah melewati jalur Kabupaten Buleleng, tapi untuk truk besar informasinya menunggu jembatan kembali dibuka karena dengan ukuran dan muatan berat yang dibawa akan berisiko jika lewat Buleleng," kata Heru.

Karena otoritas pelabuhan tidak sempat memasang tenda peneduh seperti saat arus mudik lebaran, para pengendara sepeda motor yang antre di pintu masuk pelabuhan Gilimanuk sempat mengeluh kepanasan.

"Agar anak saya tidak kepanasan terpaksa saya turun dan berteduh. Tadi, karena jembatan ditutup saya antre sampai empat jam, sekarang harus antre lagi di pelabuhan," kata Indayana, seorang pengendara sepeda motor dengan tujuan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Baca juga artikel terkait LIBUR NATAL 2018 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom