Menuju konten utama

Dalam Tiga Tahun, PSSI Tiga Kali Pindah Kantor, Maksudnya Apa?

4 tahun lalu, Ketum PSSI bilang jika kantor federasinya adalah simbol sepak bola negara. Tapi dalam 3 tahun, simbol itu adalah gedung sewaan dan rumah kontrakan.

Dalam Tiga Tahun, PSSI Tiga Kali Pindah Kantor, Maksudnya Apa?
Kantor PPSI di geledah polisi di Kemang. tirto.id/Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Dua kantor PSSI digeledah Satgas Antimafia Bola, Rabu (30/1/2019). Ya, Anda tidak salah baca. Dua. Satu terletak di Lantai 14 FX Office Tower, Senayan, dan satunya lagi di Jalan Kemang Timur V Kavling 5, Jakarta Selatan.

Untuk ukuran organisasi yang belakangan dapat sorotan publik karena penjadwalan kompetisi yang tak jelas hingga dugaan pengurusnya terlibat dalam pengaturan skor, punya dua kantor pusat di ibu kota adalah sebuah keanehan. Namun, ada baiknya semua kita telaah pelan-pelan.

Mengatakan PSSI punya dua kantor adalah hal yang keliru. Saat laporan ini diunggah, PSSI sebenarnya cuma punya satu kantor, tepatnya di Jalan Kemang Timur V. Hanya saja, kantor yang lebih layak disebut 'rumah pribadi' itu statusnya hanya dikontrak sampai 31 Januari 2019.

Untuk itu, PSSI memutuskan pindah kantor ke Lantai 14 FX Office Tower Sudirman per Februari 2019. Namun, meski belum masuk Februari, saat ini posisi sebagian besar dokumen-dokumen di kantor mereka telah diangkut ke FX Sudirman. Para pengurus juga sudah mulai berkantor di Senayan. Alhasil, publik kerap salah menelaah dengan menyebut organisasi pimpinan Joko Driyono ini punya dua kantor.

"Perlu kami jelaskan bahwa kantor PSSI yang utama sebenarnya di sini [Kemang]. Kebetulan yang di sini kontrak tanggal 31 Januari ini habis. Sehingga sebagian besar dokumen sudah dipindah ke kantor yang baru di FX Sudirman," kata Kasubag Humas Satgas Antimafia Bola Polri, Kombes Syahar Diantono saat ditemui reporter Tirto usai penggeledahan, Rabu (30/1/2019) siang.

Reporter Tirto sempat meminta keterangan Zakaria, Ketua RT yang bertanggung jawab di lingkungan tempat kantor lama PSSI di Kemang. Pria yang juga ikut jadi saksi dalam penggeledahan itu membenarkan bahwa PSSI sempat berkantor di daerahnya dan sudah pindah, meski ia sendiri tak berani memastikan kapan tepatnya federasi tersebut 'kemas-kemas'.

"Dulu [awal menempati lokasi] ramai. Orang ini gedung sampai penuh," ujarnya.

Perkara perpindahan kantor ini sebenarnya pernah diumumkan Sekjen PSSI, Ratu Tisha, Kamis (24/1/2019). Ia menyebut banyak alasan yang melandasi keputusan pindah kantor ini, salah satunya adalah keperluan analisis data.

"Diharapkan akan lebih intens lagi dalam hal football science, dalam hal data analysis, dalam hal opponent analysis yang akan bekerja sama antara tim technical dengan tim kepelatihan untuk bisa menggodok hasil liga untuk bisa dianalisis demi kepentingan timnas," ujar Ratu Tisha.

Alasan pindah kantor dengan dalih intensitas analisis sebenarnya tak masuk akal. Nyaris tidak ada premis yang bisa mengaitkan antara kemudahan melakukan analisis dengan berkantor di lantai 14 sebuah gedung pencakar langit.

Terlebih, jika diulas lebih ke belakang lagi, memutuskan berkantor di FX Sudirman sebenarnya membuat PSSI tak konsisten dengan perkataannya tahun lalu.

Tepatnya Februari 2018, saat memutuskan akan berkantor di Jalan Kemang Timur V, PSSI--juga lewat mulut Ratu Tisha--sempat mengatakan jika 'kemudahan akses' jadi alasan mereka berkantor di sebuah rumah. Pasalnya, sebelum di Kemang, PSSI berkantor di Lantai 17 Grand Rubina, Kuningan. Lokasi tersebut dinilai menyulitkan karena mempersempit jam kerja PSSI.

"Jam kerja kami pun orang keluar masuk dari jam lima subuh sampai tiga subuh itu ada. Weekend pasti ada kedatangan anggota juga. Sangat tidak sesuai dengan aturan apabila di gedung," kata Ratu Tisha.

Jika kembali berpatokan ke alasan lama itu, memindahkan kantor ke FX Office Tower adalah keputusan yang konyol. Tingkat kemudahan mengakses lokasi tersebut jelas tak beda jauh dibanding kantor lama PSSI di Kuningan.

Buang-Buang Anggaran

Jika ditotal, dari akhir 2016 sampai 2019, PSSI sudah berkantor di tiga lokasi berbeda. Di kawasan Kuningan (Grand Rubina) mulai akhir 2016, Jalan Kemang sejak awal 2018, dan FX Sudirman per Februari besok. Artinya, hampir setiap tahun mereka selalu pindah basecamp.

Kepindahan pertama pada penghujung 2016 lalu sebenarnya punya dasar yang kuat, yakni renovasi yang dilakukan di kantor tetap mereka: kawasan Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Sejak penghujung 2016, lokasi tersebut memang harus direnovasi untuk persiapan Asian Games dan PSSI mau tak mau harus 'mengungsi'.

Namun, faktanya hingga Asian Games selesai pun PSSI masih mengungsi dari satu tempat ke tempat lain. Jika dipikir-pikir tindakan ini patut disayangkan. Pasalnya, pada 2015 lalu, PSSI sempat mengeluarkan anggaran besar untuk renovasi kantor awal mereka di GBK. Ketua Umum saat itu, Djohar Arifin Husein bahkan membocorkan jika anggaran yang dibutuhkan untuk renovasi menyentuh Rp13 miliar.

"Total biaya yang kami habiskan [untuk renovasi kantor] sekitar Rp13 miliar, termasuk biaya mebel. Biaya ini berasal dari anggaran PSSI," ungkap Djohar.

Pertimbangan Djohar dan PSSI saat itu adalah kelayakan untuk menerima tamu. Dengan setengah puitis, ia bahkan sempat mengutip kata 'simbol kantor sepak bola Indonesia'.

"Kami banyak terima tamu dari Eropa, Asia dan Afrika. Kantor baru ini menjadi simbol kantor sepak bola Indonesia dan kami akan lebih berkembang," imbuh Djohar.

Kini Rp13 miliar itu sepertinya tidak ada faedahnya. Toh pada tiga tahun terakhir, PSSI memutuskan 'simbol' mereka adalah gedung sewaan dan sebuah rumah kontrakan.

Baca juga artikel terkait PSSI atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Reporter: Herdanang Ahmad Fauzan
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Mufti Sholih