Menuju konten utama

Daftar Pemain Indonesia Terkena Sanksi BWF Terkait Match Fixing

Saat ini ada 8 pemain Indonesia yang terkena sanksi berat BWF terkait kasus match fixing di kejuaraan badminton dunia. Siapa saja mereka?

Daftar Pemain Indonesia Terkena Sanksi BWF Terkait Match Fixing
Ilustrasi Badminton. foto/IStockphoto

tirto.id - Ada 8 pemain Indonesia yang masuk dalam Barred List alias daftar pemain yang terkena sanksi dilarang berkecimpung dalam dunia bulu tangkis profesional. Mereka dijatuhi vonis beragam karena kasus match fixing yang terjadi di masa lampau.

Delapan pemain Indonesia tersebut adalah Hendra Tandjaya, Ivandi Danang, Androw Yunanto, Sekartaji Putri, Mia Mawarti, Fadilla Afni, Aditiya Dwiantoro, dan Agripinna Prima Rahmanto Putra. Mereka didakwa dengan hal berbeda serta menjalani masa hukuman yang beragam atas kasus pengaturan skor di beberapa turnamen.

Sejatinya tindakan pengaturan skor tersebut terjadi sudah sangat lama. Akan tetapi BWF baru saja melakukan update terkait daftar tersebut, yang juga berisi sejumlah pemain dari negara lain.

Kasus yang menimpa para pemain Indonesia diawali saat munculnya seorang whistleblower yang memberikan informasi kepada BWF pada September 2017. Informasi tersebut terkait manipulasi pertandingan yang dilakukan Hendra Tandjaya di New Zealand Open 2017. Sang informan juga mengatakan Hendra sempat melakukan hal serupa di Scottish Open 2015 dan US Open 2017.

Hal itu lantas membuat BWF melakukan sesi wawancara dengan Hendra. Sesi pertama pada September 2017 di Kuala Lumpur. Kemudian sesi interview kedua dilakukan di Sydney, pada 7 Desember 2018.

Dari serangkaian hasil penyelidikan akhirnya terungkap 7 nama lain dari tim Indonesia. Total 8 nama tersebut saling berkaitan, meski akhirnya mendapat porsi hukuman yang tidak sama.

Hendra menjadi sosok yang tertimpa banyak dakwaan dalam kasus ini. Ia selama 2014 dilaporkan mengatur hasil pertandingan Indonesia di turnamen internasional.

Hendra bersama Ivandi Danang terlibat pengaturan pertandingan di Scottish Open 2015, US Open 2017, dan New Zealand Open 2017. Kemudian bersama Androw Yunanto, Hendra terlibat beberapa pengaturan skor di turnamen internasional seperti Hong Kong Open 2016, Macau Open 2016, dan Syed Modi International 2017.

Bersama Fadilla Afni, Hendra didakwa pengaturan skor di Taipei Open 2017. Bersama beberapa nama lain, Hendra juga dinyatakan bersalah. Seperti menawarkan sejumlah uang kepada Aditiya Dwiantoro untuk mengatur hasil pertandingan di Vietnam Open 2017.

Sekartaji Putri dan Mia Mawarti ikut terlibat pengaturan skor bersama Hendra di turnamen New Zealand Open 2017. Satu nama lain adalah Agripinna, ia didakwa terlibat pengaturan skor bersama Hendra di Vietnam Open 2017. Kala itu Agripinna ditawari sejumlah uang oleh Hendra agar mau mengalah di pertandingan ganda putra.

Hendra memang mengakui bahwa ia melakukan itu semua untuk kepentingan judi online. Diketahui berdasarkan laporan resmi dari BWF, Hendra memasang taruhan dan memiliki akun di laman judi online seperti Mitra.dot dan Temanjudi.

Dalam laporan tersebut juga diketahui bahwa para pemain Indonesia yang terlibat, menerima sejumlah uang atas pengaturan skor tersebut. Misalnya saja Androw Yunanto menerima masing-masing Rp10 juta atas pengaturan skor di sektor ganda putra dan ganda campuran Hong Kong Open 2016. Kemudian di Macau Open 2016, Yunanto dan Hendra masing-masing menerima Rp14 juta.

Dari hasil sanksi yang dirilis, 3 nama mendapat hukuman berat yakni dilarang melakukan aktivitas di dunia badminton seumur hidup. Mereka adalah Hendra, Ivandi, dan Yunanto.

Sedangkan 5 nama lain masih bisa berkompetisi lagi dengan masa hukuman berbeda. Agripinna menjadi pemain yang dijadwalkan kembali lebih awal, karena masa hukumannya selesai pada 18 Januari 2026.

Daftar 8 Pemain Indonesia yang Terkena Sanksi BWF

Berikut daftar pemain Indonesia yang tengah mendapat sanksi dari BWF terkait kasus match fixing:

  • Hendra Tandjaya - sanksi seumur hidup
  • Ivandi Danang - sanksi seumur hidup
  • Androw Yunanto - sanksi seumur hidup
  • Sekartaji Putri - sanksi hingga 18 Januari 2032
  • Mia Mawarti - sanksi hingga 18 Januari 2030
  • Fadilla Afni - sanksi hingga 18 Januari 2030
  • Aditiya Dwiantoro - sanksi hingga 18 Januari 2027
  • Agripinna Prima Rahmanto Putra - sanksi hingga 18 Januari 2026

Baca juga artikel terkait BADMINTON atau tulisan lainnya dari Wan Faizal

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Wan Faizal
Penulis: Wan Faizal
Editor: Oryza Aditama