Menuju konten utama

Daftar Menteri RI yang Pernah Jadi Ketua Umum PSSI & Sejarahnya

Selain Erick Thohir, ada beberapa menteri dalam sejarah yang juga pernah menjadi Ketua Umum PSSI, siapa saja?

Daftar Menteri RI yang Pernah Jadi Ketua Umum PSSI & Sejarahnya
Ketua Umum PSSI terpilih Erick Thohir. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

tirto.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) PSSI 2023-2027. Selain Erick Thohir, ada beberapa menteri dalam sejarah pemerintahan RI yang juga pernah memimpin federasi sepak bola Indonesia itu. Siapa saja?

Erick Thohir terpilih sebagai Ketum PSSI lewat Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Jakarta pada 16 Februari 2023 lalu. Selain Erick Thohir, ada juga Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali yang akhirnya duduk sebagai Wakil Ketua Umum PSSI.

Menurut catatan sejarah sejak PSSI berdiri pada 1930, terdapat sejumlah nama Ketua Umum PSSI yang pernah berstatus sebagai menteri, baik rangkap jabatan maupun menjabat dua posisi itu dalam periode yang berbeda.

PSSI didirikan pada 1930 oleh perwakilan 7 klub yakni Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, Persis Solo, PSIM Yogyakarta, PPSM Magelang, dan PSM Madiun.

Ir. Soeratin Sosrosoegondo merupakan sosok pertama yang memimpin PSSI, yakni pada 1930-1940. Sejak saat itu, PSSI telah 20 kali berganti pemimpin atau ketua umum dari berbagai kalangan, ada pengusaha, politisi, militer, polisi, hingga menteri.

Menteri yang Pernah Menjabat sebagai Ketum PSSI dalam Sejarah

Selain Erick Thohir, terdapat sejumlah nama lain yang menjabat menteri dan menjadi Ketua Umum PSSI dalam sejarah, kendati tidak selalu rangkap jabatan atau menjabat dua posisi itu dalam periode yang sama. Berikut ini daftarnya:

Maladi (1950-1959)

Raden Maladi merupakan Ketua Umum PSSI ke-3 yang menjabat di periode 1950-1959. Sebelumnya, sosok kelahiran Solo, Jawa Tengah, tanggal 30 Agustus 1912, ini turut berjuang dalam perang mempertahankan kemerdekaan RI sekaligus turut menggagas berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI).

Maladi muda juga seorang pesepakbola. Ia pernah menjadi bagian dari tim nasional sebagai penjaga gawang. Selain itu, Maladi juga dikenal sebagai seniman. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain lagu Di Bawah Sinar Bulan Purnama dan Nyiur Hijau.

Maladi

R. Maladi. [Gambar/Sabit]

PSSI di era Maladi terbilang gemilang. PSSI kala itu mendatangkan Choo Seng Quee asal Singapura sebagai pelatih asing pertama Timnas Indonesia (1951-1953), kemudian Toni Pogacnik dari Yugoslavia (1954-1964).

Dalam periode itu, Timnas Indonesia pernah menahan imbang tim kuat Uni Soviet yang diperkuat kiper legendaris, Lev Yashin, dengan skor 0-0 di perempat final Olimpiade Melbourne 1956. Hanya saja, Indonesia harus takluk dari Uni Soviet dengan skor 0-4 dalam partai ulangan.

Setelah masa kepemimpinannya di PSSI usai, Maladi dipercaya masuk kabinet Orde Lama di bawah pemerintahan Presiden Soekarno. Maladi tercatat sebagai Menteri Penerangan periode 1959-1962 dalam Kabinet Kerja II serta Menpora periode 1964-1966 di Kabinet Dwikora I.

Kosasih Purwanegara (1967-1974)

Muhammad Kosasih Purwanegara merupakan Ketua Umum PSSI ke-6 yakni selama periode 1967-1974. Tokoh asal Garut, Jawa Barat, kelahiran 13 Maret 1913 ini pernah menjadi anggota Konstituante (cikal-bakal DPR-RI).

Sama seperti Maladi, Kosasih muda juga pernah menjadi pemain sepak bola. Ia sempat membela Persija Jakarta dan Persib Bandung. Pada 1951, Kosasih ditunjuk sebagai manajer Timnas Indonesia.

Kosasih Purwanegara

Kosasih Purwanegara. wikimedia commons/publik domain/Departement of Social Affairs of Indonesia

Hingga kemudian, Kosasih Purwanegara terpilih sebagai Ketua Umum PSSI untuk periode 1967-1974. Adapun prestasi Timnas Indonesia di era Kosasih tercipta pada 1970 saat tim Garuda melaju ke babak perempat final Asian Games 1970 di Bangkok, Thailand.

Sebelum menempati posisi sebagai orang nomor satu di PSSI, Kosasih Purwanegara pernah menjadi Menteri Sosial pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS) periode 1949-1950.

Ali Sadikin (1977-1981)

Nama Ali Sadikin populer sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 1966-1977 yang membuat banyak kebijakan progresif.

Sebelum itu, Ali Sadikin merupakan Menteri Perhubungan Laut (1963-1964) dan Menteri Koordinator Kompartemen Kemaritiman (1964-1966) di era Presiden Sukarno.

Sebagai Gubernur DKI Jakarta, pamor Ali Sadikin meroket. Keberhasilan selaku gubernur ibu kota itu pula yang membuat namanya terpilih sebagai Ketua Umum PSSI untuk periode 1977-1981.

Ali Sadikin

Ali Sadikin. wikimedia commons/Hans Peters / Anefo

Salah satu langkah besar pria kelahiran 7 Juli 1926 di Sumedang, Jawa Barat, ini adalah menggulirkan kompetisi Liga Sepak Bola Utama (Galatama) pada 1979. Galatama merupakan kompetisi sepak bola semipro pertama di Indonesia.

Kehadiran Galatama dianggap sebagai kemajuan sepak bola di tanah air lantaran kompetisi Perserikatan saat itu masih bersifat amatir. Pada 1994, Galatama dan Perserikatan dilebur menjadi Liga Indonesia yang saat ini dikenal sebagai Liga 1.

Tahun 1981, Ali Sadikin mundur dari PSSI lantaran pilihan politik sebagai oposisi pemerintahan Orde Baru. Bersama sejumlah tokoh nasional, Ali Sadikin menandatangani Petisi 50 yang berisi kritikan terhadap rezim Soeharto.

Azwar Anas (1991–1999)

Azwar Anas yang lahir pada 2 Agustus 1933 di Padang, Sumatera Barat, memimpin PSSI periode 1991-1999.

Masa kepemimpinan Azwar Anas di PSSI bersamaan saat ia menjabat sebagai menteri Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto, yakni Menteri Perhubungan (1988-1993) dan Menko Kesejahteraan Rakyat (1993-1998).

Di era Azwar Anas, PSSI menggulirkan kompetisi Liga Indonesia pertama pada 1994/1995 atau yang menjadi cikal-bakal Liga 1 saat ini. Liga Indonesia merupakan penggabungan dua kompetisi sepak bola yakni Perserikatan dan Galatama.

Timnas Indonesia di masa Azwar Anas lolos ke putaran final Piala Asia 1996 kendati langsung kandas di fase grup. Selain itu, pada periode inilah untuk pertama kalinya Piala AFF digelar yakni pada 1996.

Saat itu, Piala AFF yang merupakan turnamen sepak bola antarnegara paling bergengsi se-Asia Tenggara masih menggunakan nama Piala Tiger.

Azwar Anas

Azwar Anas. wikimedia commons/publik domain/

Sayangnya, pada era kepemimpinan Azwar Anas di PSSI, Timnas Indonesia mengalami masa suram yang dikenal dengan istilah sepak bola gajah, yakni di Piala AFF 1998. Skuad Garuda memainkan sepak bola negatif saat bertemu Thailand di laga terakhir babak penyisihan Grup A.

Demi menghindari Vietnam di fase selanjutnya, Indonesia sengaja melakukan gol bunuh diri melalui Mursyid Effendi di menit-menit akhir pertandingan saat skor masih imbang 2-2. Hasil akhir 3-2 untuk Thailand yang tampil sebagai juara Grup A dan harus melawan Vietnam selaku runner-up Grup B.

Sanksi pun dijatuhkan kepada Indonesia dan Thailand. Mursyid Effendi diganjar hukuman berat, dilarang tampil di kancah sepak bola internasional seumur hidup.

Agum Gumelar (1999-2003)

Agum Gumelar memimpin PSSI pada periode 1999-2003. Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, tanggal 17 Desember 1945 ini pernah menjabat beberapa posisi menteri usai Reformasi 1998.

Di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Agum Gumelar pernah menempati posisi 3 menteri meskipun ada yang dijabat dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Agum Gumelar adalah Menteri Perhubungan (29 Oktober 1999-1 Juni 2001), kemudian Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan (1 Juni 2001-23 Juli 2001), serta Menteri Pertahanan (20 Juli 2001-23 Juli 2001).

Agum Gumelar

Agum Gumelar. ANTARASUMBAR/Miko Elfisha

Semasa memimpin PSSI, Timnas Indonesia dua kali masuk final Piala AFF yakni pada edisi 2000 dan 2002 kendati selalu gagal meraih gelar juara. Skuad Garuda juga lolos ke putaran final Piala Asia 2000 meskipun terhenti di fase grup.

Pada 2011, FIFA menunjuk Agum Gumelar sebagai Ketua Komite Normalisasi untuk mengatasi kisruh berkepanjangan yang terjadi di dalam internal PSSI yang berdampak terhadap sepak bola nasional.

Erick Thohir (2022-2027)

Erick Thohir merupakan menteri terbaru yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI. Ia terpilih dalam KLB PSSI di Jakarta pada 16 Februari 2023, salah satunya mengalahkan La Nyalla Mattalitti yang juga pernah menjadi Ketua Umum PSSI.

Hasil penghitungan suara menunjukkan bahwa mayoritas pemegang hak suara (voters) memilih Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI. Ia meraih 64 suara, mengungguli La Nyalla Mattalitti dengan 22 suara. Adapun dua kandidat lainnya, Doni Setiabudi dan Arif Putra Wicaksono tidak meraih suara sama sekali.

Usai terpilih, Erick Thohir mengatakan bahwa sepak bola nasional sepatutnya harus bersih terlebih dahulu sebelum bicara tentang prestasi

"Tidak mungkin kita bicara prestasi ketika sepakbolanya tidak bersih. Dan ini tidak mudah," kata Erick Thohir di sela-sela KLB PSSI dikutip dari Antara.

Tokoh kelahiran Jakarta tanggal 30 Mei 1970 ini punya jejak rekam yang cukup menawan di kancah olahraga, khususnya sepak bola dan basket.

Erick Thohir pernah menjadi bos klub raksasa Liga Italia Serie A, Inter Milan, serta memiliki saham di klub MLS Amerika Serikat, DC United. Ia juga punya catatan di beberapa klub sepak bola tanah air, termasuk Persija Jakarta, Persib Bandung, dan Persis Solo.

Saat ini, Erick Thohir bersama Anindya Bakrie merupakan pemilik saham mayoritas di klub Inggris, Oxford United.

PIDATO KETUA UMUM PSSI ERICK THOHIR

Ketua Umum PSSI terpilih Erick Thohir (kanan) berbincang Wakil Ketua Umum PSSI terpilih Zainudin Amali (kiri) usai menyampaikan pidato dalam Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (KLB PSSI) 2023 di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Dalam kongres tersebut Erick Thohir resmi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI, sementara Zainudin Amali dan Ratu Tisha terpilih sebagai Wakil Ketua Umum PSSI untuk kepengurusan PSSI periode 2023-2027. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

Tidak hanya di sepak bola, Erick Thohir adalah orang Asia pertama yang pernah punya memiliki klub bola basket NBA, yakni Philadelphia 76ers.

Erick Thohir menjabat Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) periode 2006–2010 dan Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) sejak 2006. Ia juga Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2015-2019.

Pada 2012, Erick Thohir dipercaya sebagai Komandan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London. Berikutnya, ia juga dipercaya menjadi Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang yang berlangsung sukses.

Di kabinet pemerintahan, Erich Thohir ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak 23 Oktober 2019 hingga saat ini.

Daftar Ketua Umum PSSI yang Menjadi Menteri

1. R Maladi

  • Ketua Umum PSSI 1990-1959
  • Menteri Penerangan: 1959-1962
  • Menteri Pemuda dan Olahraga 1964-1966
2. Kosasih Purwanegara

  • Ketua Umum PSSI 1967-1974
  • Menteri Sosial 1949-1950
3. Ali Sadikin

  • Ketua Umum PSSI 1977-1981
  • Menteri Perhubungan Laut 1963-1964
  • Menteri Koordinator Kompartemen Kemaritiman 1964- 1966
4. Azwar Anas

  • Ketua Umum PSSI 1991–1999
  • Menteri Perhubungan 1988-1993
  • Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat 1993-1998
5. Agum Gumelar

  • Ketua Umum PSSI 1999–2003
  • Menteri Perhubungan 1999-2001, 2001-2004
  • Menteri Pertahanan 2001-2001
  • Menteri Koordinator bidang Politik, Sosial, dan Keamanan 2001-2001
6. Erick Thohir

  • Ketua Umum PSSI 2023-2027
  • Menteri Badan Usaha Milik Negara 2019-2024

Baca juga artikel terkait SEPAKBOLA atau tulisan lainnya dari Dicky Setyawan

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Iswara N Raditya