tirto.id - EAFF (East Asian Football Federation) merupakan federasi sepak bola negara Asia Timur. Seperti Cina, Jepang, dan Korea Selatan.
Indonesia santer dilaporkan akan bergabung dengan EAFF menyusul "kecurangan" di Piala AFF U19 2022 lalu. Kendati demikian, belum ada konfirmasi resmi terkait rencana keluar dari AFF (ASEAN Football Federation).
EAFF didirikan pada 28 Mei 2022. Ada 10 negara yang tergabung ke dalam keanggotaan tersebut. Selain Cina, Jepang, dan Korea Selatan, juga terdapat Cina Taipei, Guam, Hong Kong, Korea Utara, Macau, Mongolia, serta Kepulauan Mariana Utara.
Jika menilik daftar negara anggota, EAFF berisi sejumlah tim kuat di Asia. Bahkan, 3 di antaranya masuk dalam 100 besar ranking dunia versi FIFA. Yakni Jepang (peringkat 24), Korea Selatan (peringkat 28), dan Cina (peringkat 78).
Presiden EAFF sekarang ialah Du Zhaocai asal Cina. Ia didampingi 4 wakil presiden yang terdiri dari Tashima Kohzo (Jepang), Fok Kai Shan Eric (Hong Kong), dan Chun Hanjin (Korea Selatan).
Sama halnya dengan AFF, EAFF selama ini juga memutar turnamen baik untuk sepakbola (kelompok umur dan senior) maupun futsal. Pagelaran tersebut melibatkan tim pria maupun wanita.
EAFF E-1 Football Championship atau Piala Asia Timur (sama seperti Piala AFF) sudah bergulir selama 19 tahun terakhir.
Korea Selatan menjadi tim paling sukses dengan raihan 5 trofi juara (2003, 2008, 2015, 2017, 2019). Sedangkan Cina memiliki 2 piala (2005, 2010) dan Jepang tampil sebagai yang terbaik untuk edisi 2013.
Ajang tersebut saat ini juga sedang berlangsung di Jepang dengan diikuti 4 tim finalis: Jepang, Cina, Korea Selatan, dan Hong Kong. Korsel ialah juara bertahan sekaligus pemilik gelar untuk 3 edisi teraktual.
Taegeuk Warriors diprediksi bakal mendapatkan tantangan yang cukup berat dari Samurai Blue dengan berstatus sang rival selaku tuan rumah Piala Asia Timur 2022.
Apakah Indonesia Gabung EAFF?
Polemik terkait rencana Indonesia bergabung dengan EAFF muncul saat penyelenggaraan Piala AFF U19 2022 di tanah air. Skuad Garuda Muda berada di Grup A bersama Vietnam, Thailand, Myanmar, Filipina, dan Brunei.
Timnas Indonesia U19 gagal lolos semifinal karena kalah head to head dengan Vietnam dan Thailand. Ketiga tim ini sebenarnya mengemas poin sama: 11 angka.
Akan tetapi, Vietnam dan Thailand lebih berhak lolos semifinal usai bermain imbang 1-1 pada partai pemungkas fase grup yang digeber Minggu, 10 Juli 2022.
Sementara Indonesia dipastikan tersingkir dari ajang tersebut kendati unggul 5-1 melawan Myanmar pada waktu yang sama. Tim asuhan Shin Tae-yong gagal lolos setelah hanya bermain imbang 0-0 melawan Vietnam dan Thailand pada pertemuan sebelumnya.
Menurut regulasi turnamen, Vietnam dan Thailand memang hanya membutuhkan hasil imbang dengan mencetak minimal 1 gol saja agar sama-sama melenggang ke fase knock-out.
Laga kedua tim yang berkesudahan imbang 1-1 pun memunculkan sejumlah dugaan kecurangan. Vietnam dan Thailand dianggap main mata demi lolos semifinal.
Alhasil, PSSI sebagai induk organisasi sepak bola Indonesia bereaksi sangat keras atas dugaaan kecurangan yang ditampilkan kedua tim di atas lapangan.
"Namun, PSSI juga melihat saat laga antara Thailand dan Vietnam ada sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya (fairplay). Apakah pantas sebuah negara besar seperti itu melakukan hal itu. PSSI tidak menuduh, tetapi kita hanya mempertanyakan," ujar Mochamad Iriawan, Ketua Umum PSSI, dikutip laman federasi.
Atas dasar tersebut, PSSI mengirimkan nota protes ke AFF terkait dengan hasil laga pekan terakhir Grup A Piala AFF U19 2022 antara Thailand vs Vietnam. Bahkan, tembusan juga dikirim ke AFC (Konfederasi Sepak bola Asia) dan FIFA (Konfederasi Sepak bola Dunia).
"Kalau mereka (Thailand vs Vietnam) mainnya benar, saya tidak masalah. Ini terlihat mereka main-main. Ini yang membuat kami terluka. Itu sebabnya saya akan mengirim surat protes resmi kepada AFF agar mereka melakukan investigasi melalui Komite Disiplin (Komdis) AFF," tegas Iwan.
"Apakah ada match fixing atau tidak. Kalau tidak terbukti ya tidak masalah. Saat ini banyak nitizen yang meminta Indonesia keluar dari AFF karena mereka menganggap ada permainan," sambungnya.
Di lain sisi, PSSI juga turut menjalin komunikasi dengan EAFF terkait rencana kepindahan dari AFF. Melalui Sekjen PSSI, pihak EAFF disebut sudah memberikan sinyal positif. Namun demikian, PSSI masih perlu merencanakan dengan sangat matang perihal pindah dari AFF ke EAFF.
"Iya, mereka (EAFF) sudah menyampaikan sesuatu lewat Sekjen (Yunus Nusi). Mereka senang kalau kami bergabung ke sana. Namun, kami mesti menghitung terlebih dahulu. Kami harus mendiskusikannya dengan matang dan menghitung untung-ruginya," kata Iwan Bule, sapaan Mochamad Iriawan, seperti dilaporkan Antaranews.
Penulis: Beni Jo
Editor: Yandri Daniel Damaledo