tirto.id - Melawan infeksi COVID-19 bisa menjadi pertempuran yang panjang dan sulit.
Pada saat yang sama, ada juga beberapa tanda dan gejala aneh yang membutuhkan waktu sangat lama untuk bisa sembuh, demikian diwartakan Times of India.
Bahkan setelah dites dan hasilnya negatif dari virus Corona, beberapa pasien melaporkan banyak masalah, yang memengaruhi mereka secara fisik dan mental.
Sementara risiko seseorang terkena sindrom pasca-COVID akut (memiliki gejala infeksi yang berlangsung lebih dari berminggu-minggu) sangat bergantung pada usia, faktor risiko, dan tingkat keparahan infeksi.
Para ahli saat ini juga telah mengamati pola gejala yang umum terjadi pada pasien, yang terus berlanjut untuk waktu yang lama.
Berdasarkan studi terbaru yang dilakukan oleh University of Washington pada 177 orang yang dites positif terkena virus pada tahun 2020, ada beberapa gejala yang lebih umum dan mungkin membutuhkan waktu paling lama untuk hilang.
Studi ini juga telah dipublikasikan di JAMA Network.
Gejala Corona yang Lama Sembuh
Jika Anda adalah seseorang yang berisiko terkena long COVID-19 atau membutuhkan waktu lama untuk pulih, beberapa gejala di antaranya adalah sebagai berikut:.
1. Kehilangan bau dan rasa
Untuk pasien yang menderita serangan virus pada indra penciuman mereka, mendapatkan kembali indra penciuman yang rusak bisa sangat sulit.
Gejala ini tidak hanya sebagai salah satu tanda pertama bagi banyak orang, tetapi juga bisa menjadi gejala yang membutuhkan waktu lama untuk pulih.
Laporan korban juga merinci bagaimana pasien mungkin harus menjalani uji coba yang lama sebelum mereka dapat mulai mengendus kembali rasa dan aroma secara normal.
Menurut para ilmuwan, salah satu alasan utama untuk ini adalah virus menyerang sel pendukung bersama dengan indra penciuman, yang membuatnya lebih sulit.
Meskipun gejalanya mungkin tidak berubah menjadi hilang secara permanen, melakukan pelatihan penciuman, aktivitas rutin yang mengaktifkan indra bisa menjadi cara untuk sembuh lebih cepat.
2. Kelelahan yang ekstrem
Saat ini, mengalami kelelahan ekstrem adalah salah satu gejala utama pasien yang menderita COVID, dan ini bisa bertahan selama berminggu-minggu setelah melawan penyakit tersebut.
Sistem kekebalan tubuh juga dapat menghasilkan sitokin yang dapat mengakibatkan gejala yang mengerikan seperti kelelahan.
Sementara para peneliti masih mencari hubungan antara kelelahan ekstrem dan COVID-19, melawan kelelahan dan kelemahan adalah salah satu gejala yang mengharuskan Anda untuk beristirahat, dan tidak memaksakan diri.
Makan makanan sehat, hidrasi diri Anda dan yang terpenting, luangkan waktu untuk melanjutkan kehidupan normal. Itulah satu-satunya cara untuk mengatasi rasa lelah atau kram yang tidak kunjung sembuh.
3. Sesak napas
Bagi pasien yang memang mengalami komplikasi pernapasan terkait dengan COVID-19, mengalami kesulitan bernapas adalah keluhan yang umum.
Namun, dalam banyak kasus, itu juga bisa menjadi gejala yang hilang setelah sekian lama, dan seringkali membuat tubuh mengandalkan mesin pendukung eksternal.
Masalah pernapasan dapat membuat pasien menderita masalah kronis di kemudian hari, termasuk sesak napas dan kerusakan kantung udara di paru-paru.
Latihan pernapasan ekstensif dan dukungan oksigen mungkin diperlukan untuk melanjutkan fungsi pernapasan normal.
4. Sakit kepala
Mengalami sakit kepala dapat melemahkan dan menyulitkan seseorang untuk melakukan tugas normal. Beberapa juga menganggapnya sebagai gejala yang bertahan lebih lama dari virus.
Sakit kepala sering kali merupakan gejala awal infeksi virus Corona.
Sakit kepala saat ini dianggap sebagai komplikasi neurologis dengan COVID-19, bersama dengan pusing. Bisa jadi itu tanda adanya peradangan di tubuh atau infeksi ujung saraf di rongga hidung.
Sakit kepala yang terus-menerus, seperti yang terkait dengan COVID-19 dapat muncul dalam berbagai bentuk dan seringkali memerlukan bantuan medis.
Oleh karena itu, jika Anda memang mengalami masalah kronis, pertimbangkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
5. Pegal-pegal
Nyeri otot dan tubuh adalah cara lain virus menghancurkan serat otot yang penting, menyebabkan peradangan yang meluas di tubuh. Ini juga bisa menjadi gejala yang bisa dirasakan pasien untuk waktu yang sangat lama.
Dalam kasus COVID-19 yang parah, sakit punggung yang parah, nyeri tubuh, nyeri otot, nyeri dan radang sendi dapat dialami selama berbulan-bulan.
Meskipun tidak ada obat untuk mengatasi masalah ini, perawatan dan latihan jangka panjang yang meningkatkan kelincahan tubuh mungkin diperlukan.
Inilah salah satu alasan mengapa pasien perlu memiliki rencana perawatan setelah pulih dari COVID-19.
Editor: Agung DH