Menuju konten utama

Daftar dan Profil Ketua Umum PKB di Era Gus Dur sampai Cak Imin

Berikut adalah daftar dan profil Ketua Umum PKB dari era Gus Dur sampai Cak Imin.

Daftar dan Profil Ketua Umum PKB di Era Gus Dur sampai Cak Imin
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (tengah) menyampaikan keterangan pers di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (15/6/2023). ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.

tirto.id - PKB resmi menjalin koalisi dengan NasDem dalam Pilpres 2024. Kedua partai pun resmi mendeklarasikan Anies dan Cak Imin sebagai pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden pada 2 September 2023 lalu.

Lantas, seperti apa rekam jejak perolehan suara PKB di Pemilu? Siapa saja yang pernah mengisi posisi Ketua Umum?

Sejak didirikan pada 23 Juli 1998, Ketua Umum PKB masih diisi tiga orang, yakni Matori Abdul Djalil, Alwi Shihab, dan Muhaimin Iskandar. Cak Imin menjadi yang terlama dan bertahan selama 18 tahun terakhir.

PKB termasuk partai yang dilahirkan Nahdlatul Ulama (NU), salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia. Proses yang melatarbelakangi kelahiran PKB tak lepas dari peristiwa reformasi 1998.

Sejumlah kalangan NU mendesak agar segera didirikan partai demi menyerap aspirasi umat. Sejumlah nama muncul, seperti Nahdlatul Ummah, Kebangkitan Umat, dan Kebangkitan Bangsa.

Bahkan, beberapa daerah sudah mulai membikin partai sendiri: Partai Bintang Sembilan (Purwokerto) dan Partai Kebangkitan Umat (Cirebon).

Ketua Umum PBNU saat itu, KH Abdurrahman Wahid bersama sejumlah ulama, KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH Mustofa Bisri, dan KH Muchith Muzadi lantas berinisiatif mendirikan PKB di Jakarta.

Seperti dikutip melalui laman resmi PKB, nama Muhaimin Iskandar juga masuk dalam Tim Asistensi yang membantu Tim Lima.

Kelak, Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, memimpin partai ini dalam waktu nyaris dua dekade hingga terlibat kontroversi yang disebut-sebut sebagai aksi "mengkudeta Gus Dur dari PKB".

Daftar Ketua Umum PKB & Perolehan Suara Pemilu

Berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Ham RI Nomor M.HH-04-11.01 Tahun 2019 tentang Pengesahan Perubahan Susunan Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa masa bakti 2019-2024, susunan DPP PKB terdiri dari Dewan Syura dan Dewan Tanfidz.

Dewan Syura saat ini diketuai oleh KH Dimyati Rois. Sedangkan Dewan Tanfidz dipimpin Ketua Umum Muhaimin Iskandar.

Dalam AD/ART PKB hasil muktamar di Nusa Dua, Bali, 20-22 Agustus 2019, Dewan Syura memiliki tugas menjaga garis-garis perjuangan partai. Sedangkan Dewan Tanfidz adalah tim pelaksana dan pengendali partai.

Berikut adalah daftar Ketua Umum PKB dari masa ke masa:

1. Profil Matori Abdul Djalil

Matori Abdul Djalil merupakan pria kelahiran Salatiga, 11 Juli 1942. Matori memimpin PKB ketika Gus Dur menjadi Ketua Umum PBNU.

Jejak politik Matori Abdul Djalil dimulai dari posisi Wakil Ketua DPRD Salatiga 1968-1971 dan anggota DPRD Jawa Tengah 1977-1987. Ia pernah menjadi anggota DPR RI 1987-1997 hingga Wakil Ketua MPR RI 1999-2001.

Matori juga dipercaya menjabat Menteri Pertahanan Kabinet Gotong Royong Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004).

Pada Pemilu Legislatif 1999, Matori Abdul Djalil berhasil membawa PKB duduk di posisi tiga dan meraup suara nasional sebanyak 13.321.837 atau 12,62 persen, demikian menurut data BPS.

PKB berhasil menempatkan 51 anggota di DPR RI atau 11,04 persen. Namun perolehan ini masih kalah dengan PDI Perjuangan dan Partai Golkar.

Sementara PDIP memperoleh 35.621.436 suara atau 33,75 persen. Partai berlambang banteng ini menguasai DPR RI lewat 153 kursi atau 33,12 persen. Golkar mendapatkan 23.675.511 (120 kursi).

Namun demikian, PKB berhasil mengantarkan KH Abdurrahman Wahid menjadi presiden dalam pemilihan di MPR RI dan mengalahkan Megawati, calon dari PDIP.

2. Profil Alwi Shihab

Alwi Shihab adalah Ketua Umum PKB kedua setelah Matori Abdul Djalil. Alwi lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, pada 19 Agustus 1946.

Ia pernah menjadi anggota DPR pada 1999 sebelum diangkat sebagai Menteri Luar Negeri. Lulusan Universitas Ain Syam, Mesir, dan Universitas Temple, Pennsylvania, AS, ini lantas diajak Gus Dur untuk bergabung dengan PKB hingga menjadi Ketua Umum periode 2002-2005.

Pada Pemilu 2004, PKB tetap berada di nomor 3. Mereka memperoleh suara sebanyak 11.989.564 atau 10,56 persen. Keanggotaan di DPR RI tidak mengalami perubahan signifikan, hanya bertambah 1 kursi menjadi 52 orang atau 9,45 persen. PKB kalah dari Partai Golkar sebagai pemenang Pemilu. Sedangkan PDIP turun ke posisi dua.

Era Alwi Shihab di PKB tidak bertahan lama. Pasalnya, Rapat Pleno DPP PKB pada 26 Oktober 2004 memutuskan untuk mencopot Alwi karena alasan merangkap jabatan di pemerintahan pasca-lengsernya Gus Dur sebagai presiden.

"Sebagai pendiri dan kader PKB yang baik, saya harus menerima keputusan partai yang memberhentikan saya sebagai Ketua Umum PKB karena merangkap jabatan sebagai Menko Kesra," kata Alwi Shihab, seperti dikutip NU Online.

Ia mengklaim, proses pencopotan dirinya seharusnya lewat mekanisme Muktamar PKB, sesuai AD/ART. Namun, Dewan Syuro DPP PKB bersikukuh tetap mengganti dirinya.

3. Profil Muhaimin Iskandar

Muhaimin Iskandar adalah Ketua Umum PKB yang menggantikan posisi Alwi Shihab. Cak Imin menjadi pemimpin yang paling kontroversial dibandingkan dua pendahulu, sekaligus menjadi yang terlama.

Cak Imin lahir di Jombang, 24 September 1966. Ia menamatkan pendidikan di UGM dan UI. Dalam silsilah keluarga, Muhaimin Iskandar juga termasuk keponakan Gus Dur karena sama-sama tergolong keluarga besar Pondok Pesantren Manbaul Ma'arif, Denanyar, Jombang.

Muhaimin awalnya ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal DPP PKB 2000-2005. Ia adalah anggota DPR RI dari Fraksi PKB hasil Pemilu 1999 hingga menjabat Wakil Ketua DPR 1999-2009.

Lewat Muktamar PKB 2005 di Semarang, Cak Imin akhirnya dipilih sebagai Ketua Umum. Akan tetapi, ia malah sempat terlibat konflik yang cukup panas dengan Gus Dur, Ketua Dewan Syuro PKB saat itu.

Dirinya disebut tidak loyal terhadap Gus Dur hingga terjadi pemecatan. Cak Imin tidak mau menyerah hingga melakukan perlawanan. Ia menggelar Muktamar Luar Biasa di Hotel Mercure Ancol, sebagai tandingan Muktamar PKB Gus Dur di Parung, Bogor, pada tahun 2008.

Konflik PKB yang terpecah menjadi 2 berujung ke pengadilan. Mahkamah Agung mengesahkan PKB versi Muhaimin Iskandar, sekaligus mengalahkan PKB kubu Gus Dur.

Tak ayal, Cak Imin langsung mencopot Yenny Wahid, putri Gus Dur, sebagai Sekretaris Jenderal, dan digantikan Lukman Edy. Tidak hanya itu, ia juga dikenal sangat berani karena mengganti Ketua Dewan Syuro PKB, Gus Dur, ke KH Aziz Mansyur.

Menurut Muhaimin, konfliknya dengan Gus Dur selalu muncul jelang pelaksanaan Pemilu dan kerap menjadi perbincangan politik setiap 5 tahun sekali.

"Itu masa lalu yang setiap lima tahun pasti muncul. Saya sudah jawab bolak-balik masa lima tahunan diulang lagi," katanya, seperti dikutip Antara News.

Setelah berkuasa penuh di PKB, Cak Imin lantas diangkat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2009-2014 era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tak hanya itu, Muhaimin Iskandar juga terpilih sebagai anggota DPR-RI Pemilu 2014. Pada 2018, ia menjadi Wakil Ketua MPR RI 2018-2019 dan yang terkini adalah Wakil Ketua DPR-RI 2019-2024.

Selama Cak Imin menjadi Ketua Umum, PKB tidak pernah finis di tiga besar lagi. Lewat Pemilu Legislatif 2009, mereka langsung terjun jauh ke nomor 7 dengan perolehan suara 5.146.302 (4,95 persen) atau turun drastis dibandingkan Pemilu 2004. Akibatnya, anggota PKB di DPR tinggal menyisakan 28 kursi saja atau 5 persen.

Memasuki Pemilu Legislatif 2014, suara PKB mulai naik. Mereka berada di urutan 5 dengan perolehan 11.292.151 suara (9,04 persen). Anggota yang duduk di DPR bertambah menjadi 47 kursi (8,39 persen).

Sementara pada Pemilu Legislatif 2019, PKB ada di peringkat 4 di bawah Golkar, Gerindra, dan PDIP. PKB mendapatkan 13.570.097 suara (9,69 persen) dengan keanggotaan legislatif sebanyak 58 kursi (10,10). Angka ini menjadi yang tertinggi semenjak Cak Imin menjadi Ketua Umum.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto