tirto.id - Majalah Forbes kembali mengumumkan daftar anak muda yang berpengaruh dalam perubahan dan berprestasi di Asia Pasifik melalui perilisan Forbes 30 Under 30 Asia 2022.
Terdapat 10 kategori, dengan masing-masing di dalamnya berisikan 30 nama. Kategori-kategori itu adalah Hiburan & Olahraga; Media, Pemasaran & Periklanan; Teknologi Konsumen; Keuangan & Modal Ventura; Seni (Seni & Gaya, Makanan & Minuman); Ritel & E-niaga; Industri, Manufaktur & Energi; Teknologi Perusahaan; Dampak Sosial; serta Perawatan Kesehatan & Sains.
Tahun ini, ada 22 negara Asia Pasifik yang terwakili dalam Forbes 30 Under 30 Asia 2022, dengan 4000 nominasi yang diseleksi secara ketat oleh para tim peneliti, jurnalis Forbes, juri veteran, dan pakar industri. Jumlah nominasi ini merupakan rekor baru untuk wilayah Asia.
Kriteria penilaian terhadap penerima penghargaan yang masuk dalam daftar itu meliputi kapasitas kepemimpinan, dampak aktivitas, potensi keberhasilan, hingga semangat kewirausahaan.
Daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2022 Asal Indonesia
Sejumlah anak muda Indonesia turut berhasil masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia tahun 2022. Berikut ini daftar nama tokoh muda Indonesia di sejumlah kategori Forbes 30 Under 30 Asia tahun 2022.
1. Kategori Entertainment & Sports
a. Prilly Latuconsina
Prilly merupakan aktris, penyanyi, sekaligus produser. Dikenal sebagai selebriti multitalenta, ia pun telah membintangi lebih dari 20 film dan serial drama, serta memenangkan penghargaan Festival Film Indonesia pada kategori Audience's Choice Actress 2021.
b. Apriyani Rahayu
Pebulu tangkis satu ini meraih medali emas ganda putri bersama dengan Greysia Polii di Olimpiade Tokyo 2021. Apriyani telah mengumpulkan lebih dari 1 juta pengikut Instagram dan menjadi duta merek untuk Vivo Indonesia dan Indomie.
2. Kategori Media, Marketing, & Advertising
a. Vina Muliana
Vina Muliana merupakan seorang content creator yang berfokus pada konten terkait karier, seperti tips untuk menulis resume hingga wawancara kerja. Video yang ia buat pada akun TikTok berhasil diakui sebagai Best of Learning and Education di TikTok Awards Indonesia 2022.
3. Kategori Consumer Technology
a. Dita Aisyah
Dita Aisyah bersama Alamanda Shantika dan Seto Lareno (keduanya berusia di atas 30 tahun) mendirikan perusahaan teknologi pendidikan Binar Academy pada tahun 2017. Melalui aplikasinya, Binar menawarkan bootcamp, webinar, dan kursus tentang topik-topik seperti pemasaran digital, pengembangan perangkat lunak, dan analisis data.
b. Syarif Rousyan Fikri
Mahasiswa program doktor di Nanyang Technology University Singapura ini memulai kanal YouTube bernama “Hujan Tanda Tanya” yang memenangkan penghargaan YouTube Next Up Indonesia pada tahun 2017. Kini saluran YouTube miliknya sudah berkembang dan menggaet lebih dari 500.000 subscriber.
4. Kategori Finance & Venture Capital
a. Retno Dewati
Retno Dewati memimpin divisi investasi untuk wilayah Singapura dan Indonesia di perusahaan VC Access Ventures yang berbasis di Hongkong. Retno menjadi pelaku bisnis modal ventura pada usia 21 tahun. Ia pernah magang di Pegasus Tech Ventures pada tahun 2015 dan terlibat dalam banyak investasi startup.
b. Melvin Hade
Pada usia 26 tahun, Melvin Hade ditunjuk sebagai mitra Global Founders Capital untuk Asia-Pasifik dan menjadikannya salah satu mitra VC termuda di kawasan ini. Melvin aktif dalam investasi GFC di perusahaan tahap awal seperti Fithub dan perusahaan quick commerce, Astro.
c. Samuel Lie
Samuel Lie dipromosikan sebagai VP pada bulan Januari. Dia merupakan VP termuda di Northstar Group, perusahaan ekuitas swasta yang mengelola investasi modal lebih dari 2,2 miliar dollar AS di sejumlah start up di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
d. Pitra Harun
Pitra jadi salah satu pendiri dan petinggi Asia Partners, perusahaan berbasis di Singapura yang kini mengelola investasi senilai 384 juta dollar AS di sejumlah perusahan yang sedang tumbuh. Pitra merupakan lulusan ekonomi dari Claremont McKenna College. Dia pernah bekerja sebagai kepala produk digital di perusahaan e-commerce Indonesia Bukalapak.
e. Markus Liman Rahardja
Markus Liman kini menjabat VP of Investment & Business Development di BRI Ventures. Sebelum bergabung dengan BRI Ventures, ia terlibat membangun sejumlah berbagai startup Indonesia dan menjadi CEO platform karier, Zelos.
f. Nadia Amalia, Nadia Fadhila dan Fransisca Susan (Sribuu)
Pada 2020, ketiganya mendirikan Sribuu, platform yang bertujuan meningkatkan literasi keuangan di Indonesia. Aplikasi keuangan pribadi ini membantu kaum muda menganggarkan dan melacak pengeluaran sehingga mereka dapat menghemat lebih banyak.
g. Alif Jafar and Hendri Wijaya (UpBanx)
Alif Jafar dan Hendri Wijaya, bersama Wafa Taftazani (nama terakhir berusia lebih dari 30 tahun), mendirikan UpBanx, startup fintech yang menargetkan basis influencer dan merek langsung ke konsumen Indonesia. Beberapa jaringan kreator top Indonesia merupakan investor dan pengguna UpBanx, seperti RANS Entertainment dan DRM.
5. Kategori The Arts (Art & Style, Food & Drink)
a. Jhameson Ko dan Dominik Laurus Laurus (Off Foods)
Off Foods didirikan pada Juli 2021 oleh Jhameson dan Dominik. Perusahaan ini memasok alternatif daging nabati ke restoran dan rantai bisnis makanan di Indonesia.
b. Adam Adha, Prasetyo Budiman, dan Faatih Rifqi Muqaffi (Superlative Secret Society)
Ketiganya mendirikan proyek NFT Superlative Secret Society dengan seniman Arif Wijaksana pada tahun 2021. SuperlativeSS telah membuka galeri offline di Bali, menjadi platform pertama yang memamerkan NFT di Asia Tenggara.
6. Kategori Retail & Ecommerce
a. Debeasinta Budiman dan Garret Koeswandi (Aplikasi Super)
Debeasinta dan Garret merupakan pendiri Aplikasi Super yang mengelola jaringan agen dengan misi menurunkan harga barang-barang pokok di kota-kota kecil dan perdesaan di Indonesia.
b. Sherlyn Adhianni Gautama dan Marcella Moniaga (Astro)
Pada 2021, Sherlyn dan Marcella mendirikan Astro yang menyediakan layanan pengiriman cepat untuk bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Astro memasok lebih dari 1.000 produk.
c. Edward Djaja
Edward Djaja merupakan pendiri dari Seven Retail. Perusahaan multi-merek yang didirikan pada tahun 2017 dan berbasis di Jakarta ini memiliki dan mengelola beberapa merek ritel F&B, restoran Mie Golden Lamian, Hey! Kafe, dan klinik kulit Sozo.
d. Iqbal Muslimin dan Andika Saputra (Evermos)
Keduanya mendirikan Evermos pada tahun 2018. Platform perdagangan sosial yang berbasis di Indonesia ini memungkinkan reseller dan usaha kecil untuk menjual produk halal yang cocok bagi para konsumen muslim.
e. Chandni Chainani dan Nitesh Chellaram (Dropezy)
Chandni dan Nitesh merupakan pendiri startup perdagangan cepat Dropezy. Startup ini melayani beberapa daerah di Jabodetabek dan menawarkan pengiriman 20 menit kebutuhan sehari-hari serta barang-barang segar secara real time.
g. Dian Fiona
Bermula dari menjual jeans non-branded buatan ayahnya, Dian Fiona mulai membangun brand pakaiannya sendiri, yaitu Jiniso. Jiniso merupakan merek jeans lokal terkenal di Indonesia dan menjadi salah satu merek lokal terlaris di platform e-commerce.
7. Kategori Industry, Manufacturing & Energy
a. Ernest Christian Layman dan Joshua Valentino (Rekosistem)
Rekosistem adalah penyedia layanan pengelolaan sampah digital di Indonesia. Klien perusahaan ini adalah MRT Jakarta, perusahaan Pupuk Indonesia, dan Lion Parcel. Rekosistem menawarkan solusi untuk pengumpulan dan pemisahan sampah, serta penjualan sampah yang dapat didaur ulang.
8. Kategori Enterprise Technology
a. Rick Firnando
Rick mendirikan Verihubs, platform otentikasi dan pencegahan penipuan berbasis AI di Indonesia. Platform ini mengklaim telah membantu kliennya memverifikasi dan mengautentikasi lebih dari 36 juta pengguna dalam setahun terakhir. Pendapatannya tumbuh 50 kali lipat di periode yang sama.
b. Margana Mohamad dan Wisnu Nugrahadi (Sampingan)
Sejak 2018, platform Sampingan berkembang dengan menyediakan layanan untuk pencari kerja dan bisnis di 4 sektor: logistik, ritel, F&B, keuangan. Sampingan sejauh ini telah mengumpulkan pendapatan sekitar 7,1 juta dolar AS.
9. Kategori Social Impact
a. Bintang Ekananda
Bintang mendirikan Koinpack untuk mengatasi sampah plastik. Koinpack diluncurkan pada Maret 2020 dan mengklaim menjual lebih dari 20.000 produk yang tersedia secara online atau di toko tertentu.
b. Tri Ahmad Irfan
Tri tumbuh dalam keluarga yang berpenghasilan rendah di Indonesia. Hal ini memotivasinya untuk mendirikan Lumina, yakni platform komunitas yang membantu pekerja yang kurang terlayani di Asia Tenggara untuk meningkatkan keterampilan dan memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
c. Jane von Rabenau
Lulusan London School of Economics dan Harvard ini mulai membangun platform Siklus pada Juni 2020. Siklus bertujuan mengurangi sampah plastik dengan cara menjual dan mengirimkan produk perawatan pribadi serta pembersih rumah ke pelanggan dengan mengisi ulang wadah mereka.
10. Kategori Healthcare & Science
a. Irmandy Wicaksono
Irmandy merupakan peneliti dan kandidat Ph.D. di MIT Media Lab. Dia meneliti serta merancang pakaian elektronik yang dilengkapi aplikasi telemedicine, media interaktif dan lainnya. Salah satu karya Irmandy yang terkenal yakni pakaian biomedis yang dapat memantau suhu tubuh, detak jantung, hingga pernapasan, tetapi tetap bisa dicuci.
Penulis: Reynata Sanjaya
Editor: Addi M Idhom