tirto.id - Presiden Joko Widodo mengaku cuma bisa pasrah saat menyetujui menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax pada beberapa hari yang lalu.
Jokowi berdalih ia dan jajarannya telah kerja keras agar harga BBM tak naik, meski sedang ada kenaikan harga minyak global dan inflasi yang tinggi.
Dalam sidang kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/4/2022), Jokowi mengakui situasi Indonesia mengalami tantangan dari sisi fiskal dan moneter akibat ekonomi global yang bergejolak.
Ia menyinggung angka inflasi di sejumlah negara yang tinggi seperti Amerika yang mencapai 7,9 persen dari umumnya 1 persen hingga Uni Eropa dari biasanya angka 1 persen menjadi 7,5 persen.
"Angka-angka seperti ini akan membawa kita yang saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan, tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan, enggak mungkin kita tidak menaikkan yang namanya BBM, enggak mungkin. Oleh sebab itu kemarin naik [harga] Pertamax," kata Jokowi dalam sidang tersebut sebagaimana video yang diunggah Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2022).
Jokowi saat ini mendorong agar jajarannya terus menghitung harga gas dengan baik. Ia juga meminta agar jajarannya mewaspadai soal harga pangan yang mulai naik.
Mantan Wali Kota Solo ini ingin agar seluruh keputusan selalu dirapatkan dan dikonsolidasikan agar tidak keliru dalam mengambil keputusan.
Kemudian Jokowi juga menyinggung soal program bantuan sosial segera berjalan. Khusus program BLT minyak goreng, Jokowi ingin uang tersebut bisa disalurkan sebelum Lebaran.
"Syukur dalam minggu-minggu ini sudah bisa sebagian sudah tersalurkan. Bukan apa-apa, mungkin kita itu ndak merasakan tetapi Rp300 ribu bagi rakyat itu pas mau lebaran itu dapet itu rasanya betul, saya bisa merasakan betul itu, senangnya kalau bisa memegang uang itu yang bisa dipakai membeli minyak goreng dan kebutuhan-kebutuhan pokok lainnnya," tegas Jokowi.
Jokowi juga ingin agar program padat karya kembali diperluas. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga ingin industri pangan, pakan ternak skala kecil dan pengusaha cold storage bisa beraktivitas.
Jokowi juga meminta agar insentif industri padat karya diperbesar. Ia juga ingin agar industri barang substitusi impor atau barang dengan tingkat kadar dalam negeri (TKDN) tinggi diberikan ruang seluas-luasnya dalam beraktivitas.
Ia pun menekankan agar seluruh jajaran untuk berani berbicara dengan memberikan pemahaman seperti langkah yang sudah diambil pemerintah.
"Sekali lagi jelaskan situasi global yang sedang sangat sulit. sampaikan dengan bahasa rakyat dan langkah-langkah yang sudah diambil pemerintah itu apa dalam menghadapi krisis dan kenaikan inflasi dan jangan menimbulkan polemik di masyarakat," pungkas Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto