tirto.id - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin mengatakan kicauan Pendiri Alumni 212, Faizal Assegaf di Twitter yang menyebutkan calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno memiliki "watak homo", tak akan terlalu mempengaruhi elektabilitas calon presiden (capres) nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi).
Meskipun, kata Ujang, Faizal sudah berani pasang badan untuk kepentingan kubu capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf.
"Saya rasa tidak terlalu ya [mempengaruhi elektabilitas Jokowi], karena Faisal Assegaf juga bukan bagian dari orang yang sangat berpengaruh di kubu 01, bukan juga ring 1, jadi tidak akan merugikan Pak Jokowi," ujarnya kepada Tirto, Selasa (12/3/2019).
Namun, Ujang menuturkan kicauan Faizal itu akan berdampak pada dirinya sendiri. Seperti jika pihak yang merasa dirugikan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, akan dilaporkan ke penegak hukum.
"Konsekuensinya [Faizal Assegaf] akan berhadapan dengan penegak hukum, atau memang nanti bisa jadi ada perdamaian atau sebagainya. Kita enggak tahu ujung dari drama ini," kata Ujang.
Selain dampak hukum yang akan diterimanya, Ujang juga mengatakan Faizal akan menerima sanksi sosial dari masyarakat. Terutama yang sudah muak terhadap narasi negatif yang dilontarkan oleh Faizal.
"Ya tentu Faizal Assegaf sudah paham apa yang menjadi konsekuensi dirinya, tentu akan dibully oleh lawan politik, dituduh sebagai penjilat, dan lain sebagainya. Ini yang akan diterima oleh dia selain dari sanksi hukum," pungkasnya.
Pada Senin (11/3/2019), Faizal Assegaf berkicau melalui akun Twitter pribadinya menuduh Sandi tidak sekedar doyan pakai pelembab bibir, namun juga berwatak homo.
"Kepada seluruh rakyat Indonesia, perlu dipahami @sandiuno tidak sekedar doyan pakai pelembab bibir. Tapi secara filsafat, perilaku norak tersebut, esensinya mempertegas dia masih berwatak homo. Butuh waktu berevolusi menjadi binatang berakal. Makanya tidak pantas jadi cawapres. Itu Fakta! *FA*," tulis Faizal dalam akun Twitter miliknya, @faizalassegaf.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri