Menuju konten utama
Berita COVID-19 Hari Ini

Corona di Malaysia: 100 Kematian Baru Terjadi dalam 2 Hari Terakhir

Update Corona Malaysia terbaru: jumlah korban meninggal lebih dari 100 jiwa dalam 2 hari berturut-turut.

Corona di Malaysia: 100 Kematian Baru Terjadi dalam 2 Hari Terakhir
Seorang pekerja mendisinfeksi alat setelah penguburan korban penyakit virus corona (COVID-19) di pemakaman di Gombak, Malaysia, Minggu (23/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng/RWA/sa.

tirto.id - Malaysia melaporkan 103 kematian baru akibat COVID-19 pada Kamis (3/6/2021), dan ini menandai hari kedua berturut-turut dengan lebih dari 100 kematian.

Data tersebut menjadikan jumlah kematian COVID-19 pada hari itu menjadi 3.096, kata direktur jenderal kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah seperti dikutip dari CNA. Sehari sebelumnya, Rabu (2/6/2021), negara ini mencatat rekor 126 kematian baru.

Studi: Korban Kematian Dapat Mencapai 26.000 Jiwa pada September

Malaysia sedang bergulat dengan lonjakan infeksi, dan memasuki penguncian total minggu ini dalam upaya untuk mengekang wabah Corona.

Menteri Kesehatan Datuk Seri Dr Adham Baba dalam sebuah pernyataan menyebutkan, studi yang dilakukan oleh sebuah universitas di Amerika Serikat telah memproyeksikan bahwa angka kematian COVID-19 Malaysia dapat mencapai 26.000 pada September 2021.

"(Proyeksi) bukan sesuatu yang mustahil," katanya kepada wartawan saat konferensi pers di Rumah Sakit Canselor Tuanku Muhriz Universiti Kebangsaan Malaysia.

Dr Adeeba Kamarulzaman, anggota Dewan Ilmu Pengetahuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan pada hari Rabu bahwa proyeksi itu didasarkan pada lintasan saat ini.

Dia mengatakan, penelitian yang dilakukan oleh Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) Universitas Washington itu juga memproyeksikan bahwa tingkat kematian harian Malaysia dapat mencapai 200 kasus menjelang akhir Agustus.

Dalam konferensi pers, Dr Adham mengatakan bahwa 60 persen kasus COVID-19 di negara itu terkait dengan pergerakan orang dan 40 persen dengan klaster.

“Virus itu mengikuti orang. Kalau orang pindah, virusnya juga pindah,” ujarnya.

Dr Adham juga mengatakan bahwa aktivitas selama bulan Ramadan, kurir serta aktivitas di berbagai sektor menjadi salah satu penyebab klaster komunitas di Malaysia.

Penguncian total dua minggu di Malaysia yang diberlakukan sejak 1 Juni, bagaimanapun telah menunjukkan tanda-tanda positif dalam perang melawan pandemi, kata Dr Adham.

Ia menambahkan, perang melawan pandemi dapat dimenangkan, asalkan semua sektor memainkan perannya untuk meredakan tekanan pada sistem perawatan kesehatan nasional.

Malaysia pada Kamis mencatat 8.209 kasus baru, termasuk 65 infeksi impor.

Total harian lebih tinggi dari 7.703 yang dilaporkan pada hari Rabu dan menjadikan beban kasus kumulatif Malaysia menjadi 595.374. Saat ini ada 880 kasus di unit perawatan intensif, dengan 446 membutuhkan bantuan pernapasan.

Negara ini juga mencatat 7.049 pemulihan baru, tertinggi sejak awal pandemi dan melampaui level tertinggi sebelumnya di 5.718 pada 16 Februari.

Lebih dari 82.300 anak di Malaysia positif COVID-19

Sebelumnya pada Senin (31/5/2021), Menteri Kesehatan Adham Baba menyatakan, sebanyak 82.341 bayi dan anak-anak di Malaysia dinyatakan positif COVID-19 hingga saat ini.

Adham pun menyebutkan rincian jumlahnya, di mana 19.851 kasus adalah anak-anak di bawah usia empat tahun, dengan 8.237 kasus melibatkan mereka yang berusia lima hingga enam tahun.

Sebanyak 26.851 kasus berusia tujuh hingga 12 tahun, sementara 27.402 berusia 13 hingga 17 tahun.

Tidak ada seorang pun di unit perawatan intensif, kata Dr Adham.

Menyampaikan keprihatinan atas angka tersebut, Dr Adham menyarankan orang tua atau wali untuk lebih bertanggung jawab dalam melindungi anak-anak agar tidak terinfeksi, seperti dengan menghindari tempat-tempat ramai.

Meski dalam undang-undang tidak ada ketentuan denda orang tua yang membawa anaknya ke tempat keramaian, namun berkas penyidikan bisa dibuka, tambahnya.

Baca juga artikel terkait UPDATE CORONA MALAYSIA atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH