Menuju konten utama
Teks Khotbah Jum'at Singkat

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Keutamaan & Dalil Nisfu Syaban

Contoh teks khutbah Jumat singkat keutamaan & dalil Nisfu Syaban. Simak materi khotbah Jumat menyambut malam Nisfu Sya'ban.

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Keutamaan & Dalil Nisfu Syaban
Ilustrasi Khutbah Jumat. foto/istockphoto

tirto.id - Bulan Syakban merupakan bulan terakhir sebelum datangnya Ramadhan, dan tergolong sebagai waktu yang dinantikan kaum muslim. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam cukup memuliakannya. Rasulullah saw. banyak melakukan amalan sunah terutama puasa.

Syakban juga diungkapkan Nabi Muhammad memiliki keutamaan seperti halnya hari Senin dan Kamis. Pada bulan tersebut akan diangkat amalan hamba ke langit. Lalu, di pertengahan bulan terdapat sebuah hari yang dinamakan Nisfu Syakban dengan keistimewaannya tersendiri.

Berikut adalah contoh khutbah yang berkaitan dengan bulan Syakban dan keutamaannya, termasuk bahasan mengenai amalan kala datangnya Nisfu Syakban.

Khutbah Pertama

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Amma ba’du ...

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam. Melalui iman, kita mengikat ketakwaan dengan bersungguh-sungguh. Semua manusia memiliki derajat yang sama di sisi Allah subhanahu wa ta'ala kecuali ketakwaannya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surah Ali Imran ayat 102:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

Selanjutnya, semoga selawat dan salam turut tercurahkan kepada sayyid para nabi, nabi akhir zaman, rasul yang mendakwahkan Islam secara sempurna yaitu Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam. Begitu pula selawat turut juga diberikan bagi istri-istri beliau, para sahabatnya, dan siapapun pengikutnya sampai akhir zaman.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Syakban adalah bulan yang istimewa. Kendati Syakban bukan bukan termasuk salah satu bulan haram seperti Zulkaidah, Zulhijjah, Muharam, dan Rajab, Nabi Muhammad menjadikan bulan ini sebagai waktu untuk memperbanyak ibadah. Beliau sangat bersemangat untuk memperbanyak puasa sunah di waktu Syakban.

Rasulullah saw. menyadari bahwa Syakban memiliki keutamaan. Keutamaan tersebut berkaitan dengan dinaikkannya amal manusia kepada Allah Swt.

Beliau menyampaikan keutamaan Syakban ini melalui sabdanya yang diceritakan dari Usamah bin Zaid:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Bulan Sya’ban – bulan antara Rajab dan Ramadhan - adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An-Nasa’i nomor 2359)

Hikmah besar dari aktivitas beliau memperbanyak puasa saat Syakban yaitu sebagai persiapan dan melatih diri sebelum memasuki bulan Ramadan. Ramadan diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh untuk meraih predikat ketakwaan. Oleh sebab itu, demi meraih kesuksesan berpuasa di bulan Ramadan dengan segala amal ibadahnya, dapat dilatih ketika hadirnya bulan Syakban.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Di tengah bulan Syakban, ada hari yang dikenal dengan Nisfu Syakban pada tanggal 15 Syakban. Pada malam Nisfu Syakban, atau 14 Syakban malam hari, ada keistimewaan khusus yang diberikan Allah. Dalam hadis dari Muadz bin Jabal, Rasulullah bersabda:

عَنْ مُعَاذِ بن جَبَلٍ عَن ِالنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

“Sesungguhnya Allah memperhatikan hamba-Nya (dengan penuh rahmat) pada malam Nisfu Sya’ban, kemudian Dia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (orang yang hatinya ada kebencian antarsesama umat Islam).” (HR Thabrani fi Al-Kabir no 16639, Daruquthni fi Al-Nuzul 68, Ibnu Majah no 1380, Ibnu Hibban no 5757, Ibnu Abi Syaibah no 150, Al-Baihaqi fi Syu’ab al-Iman no 6352, dan Al-Bazzar fi Al Musnad 2389).

Hadis yang dinilai sahih menurut Syekh Nashiruddin Al Albani dalam kitab Silsilah al-Ahadits as-Shahihah tersebut, mengingatkan tentang perhatian khusus dari Allah pada hambanya di malam Nisfu Syakban. Allah akan mengampuni hambaNya, kecuali jika hamba tersebut melakukan kemusyrikan dan mempunyai kebencian di hatinya kepada sesama kaum muslimin.

Momen istimewa ini sebaiknya dimanfaatkan kaum muslimin untuk memperbanyak amalan ibadah. Di antaranya memperbanyak istighfar atau memohon ampunan karena malam tersebut menjadi malam ampunan. Namun, tidak ada salahnya pula mendirikan bentuk ibadah lainnya.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Beberapa kalangan muslim di Indonesia, terutama NU, meyakini adanya keutamaan tertentu pada malam Nisfu Syaban. Salah satunya disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah:

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا، فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا، حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ

Artinya, “Jika malam nisfu Sya‘ban datang, maka bangunlah di malam harinya, dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah pada malam itu turun ke langit dunia hingga terbit malam hari. Dia berfirman, ‘Ingatlah, adakah yang memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya. Adakah yang memohon rezeki, niscaya Aku akan memberinya. Adakah yang sedang ditimpa ujian, niscaya Aku akan menyelamatkannya. Begitu seterusnya, hingga terbit fajar.’”

Namun, sebagian riwayat menilai bahwa hadis tersebut lemah. Karenanya, beberapa umat muslim ada yang memilih untuk tidak melaksanakan ibadah yang tidak sesuai sunah.

Meskipun dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di malam Nisfu Syakban, beberapa kalangan menganjurkan untuk lakukan peribadatan yang memiliki dasar tuntunan dari Al Quran dan hadis. Dari kedua sumber hukum Islam inilah telah diatur segala macam urusan, termasuk jenis amal ibadah yang diperbolehkan.

Dalam kitab Al Qawaid Wal Ushul Al Jami'ah disebutkan, kaidah fikih terkait boleh-tidaknya sebuah ibadah dilakukan yaitu:

“Hukum asal dalam ibadah adalah terlarang, maka suatu ibadah tidak disyariatkan kecuali ibadah yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya."

Dengan demikian, pelaksanaan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah harus memiliki dalil syariatnya. Amalan akan diterima Allah selama memenuhi ketentuan harus ikhlas dan mengikuti tuntutan syariat atau mutaba'ah.

Berbagai amalan dan ibadah bisa dilakukan, baik ketika Nisfu Syaban maupun di luar waktu tersebut. Misalnya, membaca Al Quran, puasa di siang hari saat Nisfu Syakban jika waktunya bertepatan dengan puasa sunnah, puasa qada, salat qabliyah-bakdiyah, salat dhuha, shalat tahajud, dan sebagainya. Dengan demikian, malam Nisfu Syakban dan di sepanjang hari tersebut tetap bisa diramaikan dengan peribadatan sesuai sunnah.

Semoga kita bisa mengisi bulan Syakban ini dengan amal ibadah yang sesuai sunnag untuk mendapatkan keberkahan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah untuk kita semua.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua (Doa)

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Muhammad Fadli Nasrudin Alkof