Menuju konten utama

15 Contoh Soal Pola Bilangan, Baris & Deret serta Kunci Jawaban

Berikut ini 15 contoh soal Matematika Kelas 8 SMP/MTs materi pola bilangan, baris, dan deret, beserta kunci jawabannya.

15 Contoh Soal Pola Bilangan, Baris & Deret serta Kunci Jawaban
Ilustrasi Transformasi Geometri. foto/istockphoto

tirto.id - Kumpulan contoh soal pola bilangan, baris, dan deret beserta kunci jawabannya ini bisa dijadikan bahan latihan untuk menghadapi ujian atau ulangan. Ujian atau ulangan itu umumnya diadakan pada tengah atau akhir semester.

Pola bilangan, baris, dan deret adalah salah satu materi dalam mata pelajaran matematika Kelas 8 SMP atau MTs. Bahasan pola bilangan, baris, dan deret merupakan materi pertama yang dibahas dalam buku pelajaran matematika untuk Kelas 8.

Dengan mempelajari pola bilangan, baris, dan deret, para siswa dilatih untuk berpikir logis dan runtut sesuai dengan logika dasar matematika.

Untuk membantu para siswa kelas 8 mengingat kembali apa saja yang dipelajari dalam materi pola bilangan, baris, dan deret, rangkuman mengenai materi tersebut dapat dirujuk jika ingin mengasah materi bagian tersebut.

Rangkuman Materi Pola Bilangan, Baris, dan Deret

Berikut ini rangkuman materi pola bilangan, baris, dan deret sesuai dengan bahasan matematika yang diajarkan di Kelas 8.

1. Pengertian pola bilangan:

Pola bilangan adalah susunan angka-angka yang membentuk pola tertentu, misalnya segitiga, garis lurus, persegi, dan masih banyak lainnya.

2. Macam-macam pola bilangan:

a. Pola bilangan persegi panjang.

Pola bilangan jenis ini akan menghasilkan bentuk menyerupai persegi panjang. Contohnya susunan angka 2, 6, 12, 20, 30, dan seterusnya. Jika diuraikan, pola bilangannya berbentuk seperti berikut:

Pola π‘˜π‘’ βˆ’ 𝑛 untuk persegi panjang : 𝑼𝒏 = 𝒏 𝒙 (𝒏 + 𝟏) 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑼𝒏 = 𝒏 (𝒏 + 𝟏)

b. Pola bilangan persegi.

Pola persegi adalah susunan bilangan yang dibentuk oleh bilangan kuadrat. Contoh susunan bilangan yang menghasilkan pola persegi adalah 1, 4, 9, 16, 25, 36, dst. Jika dijabarkan dalam bentuk gambar, maka akan menjadi seperti berikut:

Pola π‘˜π‘’ βˆ’ 𝑛 untuk persegi : 𝑼𝒏 = 𝒏 𝒙 𝒏 = 𝒏2

c. Pola bilangan segitiga.

Bilangan juga dapat digambarkan melalui noktah yang mengikuti pola segitiga. Bilangan yang mengikuti pola segitiga dapat dituliskan sebagai berikut: 1, 3, 6, 10, 15, … (bilangan ini berasal dari penjumlahan bilangan cacah).

Pola π‘˜π‘’ βˆ’ 𝑛 untuk segitiga : 𝑼𝒏 = 𝟏/𝟐 𝒙 𝒏 𝒙 (𝒏 + 𝟏) = 𝟏/𝟐 𝒏 (𝒏 + 𝟏)

d. Pola bilangan ganjil.

Pola bilangan ganjil memiliki aturan sebagai berikut. Bilangan 1 sebagai bilangan awal. Bilangan selanjutnya memiliki selisih 2 atau menambahkan 2 dengan bilangan sebelumnya. Bilangan ganjil memiliki pola: 1, 3, 5, 7, 9, …

Pola π‘˜π‘’ βˆ’ 𝑛 untuk bilangan ganjil : 𝑼𝒏 = 𝟐 𝒙 𝒏 βˆ’ 𝟏 = πŸπ’ βˆ’ 1

e. Pola bilangan genap.

Pola bilangan genap memiliki aturan sebagai berikut. Bilangan 2 sebagai bilangan awal. Bilangan selanjutnya memiliki selisih 2 atau menambahkan 2 dengan bilangan sebelumnya. Bilangan ganjil memiliki pola: 2, 4, 6, 8, …

Pola π‘˜π‘’ βˆ’ 𝑛 untuk bilangan genap : 𝑼𝒏 = 𝟐 𝒙 𝒏 = 𝟐n

3. Barisan dan deret.

a. Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang membentuk pola atau aturan tertentu, dan setiap anggota bilangan barisan disebut Suku. π‘ΌπŸ,π‘ΌπŸ,π‘ΌπŸ‘,…..𝑼𝒏 Suku Pertama π‘ΌπŸ, Suku Kedua π‘ΌπŸ, dst

Contoh : Barisan 7, 14, 21, 28, …. π‘ΌπŸ = πŸ•, π‘ΌπŸ = πŸπŸ’, π‘ΌπŸ‘ = 𝟐𝟏, π‘ΌπŸ’ = πŸπŸ– , dst

b. Deret bilangan adalah bentuk penjumlahan dari suku-suku barisan tersebut.

Contoh : π‘ΌπŸ+ π‘ΌπŸ + π‘ΌπŸ‘+ π‘ΌπŸ’ … . + 𝑼𝒏, dst 7 + 14 + 21 + 28 + β‹―

4. Menentukan suku ke-n suatu barisan bilangan.

Menentukan suku ke-n suatu barisan bilangan sama artinya dengan menentukan rumus suku umum dari barisan bilangan tersebut.

a. Pola tingkat satu suatu barisan bilangan berselisih tetap.

Suatu barisan bilangan yang mempunyai selisih tetap pada tingkat pertama disebut pola tingkat satu suatu barisan bilangan berselisih tetap.

Rumus suku ke-n : 𝑼𝒏 = 𝒂𝒏 + 𝒃

dengan 𝒂 = π’”π’–π’Œπ’– π’‘π’†π’“π’•π’‚π’Žπ’‚ = π‘ΌπŸ 𝒃 = 𝒃𝒆𝒅𝒂/π’”π’†π’π’Šπ’”π’Šπ’‰

= π‘ΌπŸ βˆ’ π‘ΌπŸ π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ π‘ΌπŸ‘ βˆ’ 𝑼2

b. Pola tingkat dua suatu barisan bilangan berselisih tetap.

Suatu barisan bilangan yang mempunyai selisih tetap pada tingkat kedua disebut pola tingkat dua suatu barisan bilangan berselisih tetap.

Rumus suku ke-n : 𝑼𝒏 = π’‚π’πŸ + 𝒃𝒏 + c

5. Barisan dan deret aritmatika.

a. Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang selisih antara dua suku barisan yang berurutan nilainya selalu tetap atau sama. Selisih yang selalu tetap ini disebut "beda". Barisan aritmatika yang mempunyai beda positif (nilai suku-sukunya semakin membesar) disebut barisan aritmatika naik, sedangkan bedanya negatif (nilai suku sukunya semakin mengecil) disebut barisan aritmatika turun.

Contoh :

Contoh barisan aritmatika ➒ 2, 6, 10, 14, 18, 22, …

suku pertama: a = 2, beda : b = 4

rumus suku ke n: Un = 4n – 2

b. Deret Aritmatika adalah bentuk penjumlahan dari suku-suku pada sebuah barisan . Jika π‘ΌπŸ,π‘ΌπŸ,π‘ΌπŸ‘,….. barisan aritmatika, maka π‘ΌπŸ + π‘ΌπŸ + π‘ΌπŸ‘ + … adalah deret aritmatika.

Rumus Deret Aritmatika:

𝑺𝒏 = 𝒏/𝟐 (𝒂 + 𝑼𝒏) 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑺𝒏 = 𝒏/𝟐 (πŸπ’‚ + (𝒏 βˆ’ 𝟏) 𝒃)

6. Barisan dan deret geometri.

Barisan geometri adalah barisan bilangan yang perbandingan setiap dua suku barisan yang berurutan nilainya selalu tetap atau sama. Perbandingan yang selalu tetap ini disebut Rasio.

Contoh :

a. Barisan 2, 4, 8, 16, 32, 64, … merupakan barisan geometri dengan rasio = 2, karena perbandingan setiap dua suku yang berurutan besarnya selalu sama yaitu 2.

4/2 = 8/4 = 18/8 = 32/16 = 64/32 = β‹― = 2

b. Barisan 1.024, 512, 256, 128, 64, …. merupakan barisan geometri dengan rasio = 1/2. Karena perbandingan setiap dua suku yang berurutan besarnya selalu sama yaitu 1/2.

512/1.024 = 256/512 = 128/256 = 64/128 = β‹― = 1/2

7. Deret geometri.

Deret geometri adalah penjumlahan dari suku-suku barisan geometri. Jika π‘ˆ1, π‘ˆ2, π‘ˆ3, … . ,π‘ˆπ‘›βˆ’1,π‘ˆπ‘› membentuk barisan geometri, bentuk penjumlahan π‘ˆ1 + π‘ˆ2 + π‘ˆ3 + … . +π‘ˆπ‘›βˆ’1 + π‘ˆπ‘› disebut deret geometri.

Rumus deret geometri:

Sn = a (1 - r pangkat n)/1-r, untuk r < 1 atau Sn = a (r pangkat n -1)/r-1, untuk r > 1

Kumpulan Soal Materi Pola Bilangan, Baris, dan Deret serta Kunci Jawabannya

Setelah membaca rangkuman dari materi pola bilangan, baris dan deret, siswa dapat berlatih mengerjakan soal pola bilangan, baris dan deret untuk kelas 8. Berikut ini 15 contoh soal isian pola bilangan, baris, dan deret yang disertai dengan pembahasannya:

1. Tentukan pola ke-6 pada barisan persegi panjang ini!

Pola Bilangan dan Deret

Pola Bilangan dan Deret. foto/mtsn2medan.sch.id

Penyelesaian : 𝑼𝒏 = 𝒏 𝒙 (𝒏 + 𝟏) 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑼𝒏 = 𝒏(𝒏 + 𝟏)

π‘ΌπŸ” = πŸ” 𝒙 (πŸ” + 𝟏) = πŸ” 𝒙 πŸ• = 42

2. Tentukan pola ke-8 pada barisan persegi ini!

Pola Bilangan dan Deret

Pola Bilangan dan Deret. foto/mtsn2medan.sch.id

Penyelesaian : 𝑼𝒏 = 𝒏 𝒙 𝒏 = 𝒏 pangkat 2

π‘ΌπŸ– = πŸ– pangkat 2 = πŸ”4

3. Tentukan pola ke-9 pada barisan segitiga ini!

Pola Bilangan dan Deret

Pola Bilangan dan Deret. foto/mtsn2medan.sch.id

Penyelesaian : 𝑼𝒏 = 𝟏/𝟐 𝒙 𝒏 𝒙 (𝒏 + 𝟏) = 𝟏/𝟐 𝒏 (𝒏 + 𝟏)

π‘ΌπŸ— = 𝟏/𝟐 𝒙 πŸ— (πŸ— + 𝟏)

π‘ΌπŸ— = 𝟏/𝟐 𝒙 πŸ—πŸŽ = πŸ’5

4. Tentukan pola ke-11 pada barisan bilangan ganjil ini!

Pola Bilangan dan Deret

Pola Bilangan dan Deret. foto/mtsn2medan.sch.id

Penyelesaian : 𝑼𝒏 = 𝟐 𝒙 𝒏 βˆ’ 𝟏 = πŸπ’ βˆ’ 𝟏

π‘ΌπŸπŸ = πŸπ’™πŸπŸ βˆ’ 𝟏 = 𝟐1

5. Tentukan pola ke-7 pada barisan bilangan genap tersebut !

Pola Bilangan dan Deret

Pola Bilangan dan Deret. foto/mtsn2medan.sch.id

Penyelesaian : 𝑼𝒏 = 𝟐 𝒙 𝒏 = πŸπ’ π‘ΌπŸ• = 𝟐 𝒙 πŸ• = 𝟏4

6. Barisan bilangan 3, 7, 11, 15, 19, … Tentukan suku ke-10?

Penyelesaian :

π‘ΌπŸ = 𝒂 = πŸ‘ 𝒃 = πŸ’

𝑼𝒏 = 𝒂𝒏 + 𝒃 β€”β€” π‘ΌπŸπŸŽ = πŸ‘. 𝟏𝟎 + πŸ’ = πŸ‘4

7. Diberikan suatu pola bilangan 3, 5, 8, 12, 17, …, dua suku berikutnya dari pola

bilangan di atas adalah ….

Penyelesaian:

Untuk mendapatkan bilangan dua suku berikutnya hanya perlu melakukan dua kali perhitungan mengikuti pola yang diberikan. Seperti yang terlihat pada cara berikut:

Pola Bilangan dan Deret

Pola Bilangan dan Deret. foto/mtsn2medan.sch.id

Jadi, dua suku berikutnya dari pola bilangan 3, 5, 8, 12, 17, … adalah 23 dan 30

8. Tentukan Suku ke-40 dari barisan aritmatika berikut 7, 5, 3, 1, …

Penyelesaian:

Diketahui : π‘Ž = 7 π‘‘π‘Žπ‘› 𝑏 = βˆ’2

Ditanya : …..??

Jawab:

𝑼𝒏 = π‘Ž + (𝑛 βˆ’ 1)𝑏

π‘ˆ40 = 7 + (40 βˆ’ 1)(βˆ’2)

= 7 + 39 (βˆ’2)

= 7 + (βˆ’78)

= βˆ’πŸ•πŸ

9. Banyaknya suku dari barisan bilangan 6, 10, 14, … , 110, adalah ….

Penyelesaian:

Diketahui : π‘Ž = 6 π‘‘π‘Žπ‘› 𝑏 = 10 βˆ’ 6 = 4

Ditanya : 𝑛 =…..??

Jawab:

𝑼𝒏 = π‘Ž + (𝑛 βˆ’ 1)𝑏

110 = 6 + (𝑛 βˆ’ 1) 4

110 = 6 + 4𝑛 βˆ’ 4

110 = 4𝑛 + 2

4𝑛 = 110 βˆ’ 2

𝒏 = πŸπŸŽπŸ–/πŸ’ = 𝟐7

10. Tentukan jumlah 10 suku pertama dari barisan aritmatika 3, 5, 7, 9, ….

Penyelesaian :

Pada barisan ini, π‘ˆ1 = π‘Ž = 3, π‘‘π‘Žπ‘› 𝑏 = 5 βˆ’ 3 = 2

𝑼𝒏 = π‘Ž + (𝑛 βˆ’ 1)𝑏

π‘ΌπŸπŸŽ = 3 + (10 βˆ’ 1)2 = 3 + 9(2) = 3 + 18 = 21

Maka : 𝑆𝑛 = 𝑛/2 (π‘Ž + π‘ˆπ‘›)

𝑆10 = 10/2 (3 + π‘ˆ10)

𝑆10 = 5(3 + 21) = 5 (24) = 𝟏𝟐0

11. Dalam sebuah aula terdapat 25 buah kursi pada baris pertama. Setiap baris berikutnya bertambah 3 kursi dari kursi di depannya. Jika aula itu memuat 8 baris kursi, tentukan banyak kursi dalam aula.

Penyelesaian :

Susunan kursi dalam aula membentuk deret aritmatika, dengan π‘ˆ1 = 25, π‘‘π‘Žπ‘› 𝑏 = 3 π‘‘π‘Žπ‘› 𝑛 = 8.

Maka banyak kursi dalam aula tersebut :

𝑺𝒏 = 𝒏/𝟐 (πŸπ’‚ + (𝒏 βˆ’ 𝟏) 𝒃)

𝑆8 = 8/2 (2 π‘₯ 25 + (8 βˆ’ 1) 3)

𝑆8 = 4(50 + 21)

𝑆8 = 4 π‘₯ 71 = πŸπŸ–πŸ’

12. Tentukan suku ke-8 dari barisan geometri 3, - 6, 12, - 24, ….

Penyelesaian : π‘Ž = 3 π‘‘π‘Žπ‘› π‘Ÿ = βˆ’ 6/3 = βˆ’2

𝑼𝒏 = 𝒂𝒓 pangkat π’βˆ’πŸ

π‘ΌπŸ– = πŸ‘ 𝒙 (– 𝟐) pangkat πŸ–βˆ’πŸ

π‘ΌπŸ– = πŸ‘ 𝒙 (βˆ’πŸ) pangkat πŸ•

π‘ΌπŸ– = πŸ‘ 𝒙 (βˆ’πŸπŸπŸ–)

π‘ΌπŸ– = βˆ’πŸ‘πŸ–4

13. Diketahui suatu barisan geometri π‘ΌπŸ = πŸπŸ“ 𝒅𝒂𝒏 π‘ΌπŸ‘ = πŸπŸ‘πŸ“. Tentukan nilai suku ke-5 ..?

Penyelesaian:

𝑼𝒏 = 𝒂𝒓 pangkat π’βˆ’πŸ

π‘ΌπŸ β€”β€”β€” π‘Ž = 15

π‘ΌπŸ‘ β€”β€”β€” π‘Žπ‘Ÿ2 = 135

Substitusikan π‘Ž = 15 ke dalam persamaan π‘Žπ‘Ÿ pangkat 2 = 135

π‘Žπ‘Ÿ pangkat 2 = 135

15 π‘₯ π‘Ÿ pangkat 2 = 135

π‘Ÿ pangkat 2 = 135/15 = 9

π‘Ÿ = ±√9 = Β± 3

π‘Ÿ = 3 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ π‘Ÿ = βˆ’3

Maka : Untuk π‘Ÿ = 3 , π‘ΌπŸ“ = π‘Žπ‘Ÿ4 = 15 π‘₯ 3 pangkat 4 = 15 π‘₯ 81 = 1.215

Untuk π‘Ÿ = βˆ’3 , π‘ΌπŸ“ = π‘Žπ‘Ÿ4 = 15 π‘₯ (βˆ’3) pangkat 4 = 15 π‘₯ 81 = 1.215

14. Diketahui deret geometri 6 + 12 + 24 + 48 + β‹―. Tentukan jumlah 10 suku pertama

deret tersebut..?

Penyelesaian:

Pola Bilangan dan Deret

Pola Bilangan dan Deret. foto/mtsn2medan.sch.id

15. Dalam ruang rapat terdapat 20 kursi pada baris pertama, 22 kursi pada baris kedua dan 24 kursi pada baris ketiga. Jika dalam ruang rapat tersebut ada 10 baris, tentukanlah :

a. Banyaknya kursi pada baris paling belakang

b. Jumlah kursi dalam ruang rapat tersebut.

Penyelesaian:

Pola Bilangan dan Deret

Pola Bilangan dan Deret. foto/mtsn2medan.sch.id

Baca juga artikel terkait CONTOH SOAL atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Edusains
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Ahmad Yasin & Yulaika Ramadhani