tirto.id - Pengembangan profil pelajar Pancasila menjadi salah satu komponen utama dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Maka itu, terdapat alokasi jam pelajaran untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila. Proporsinya sekitar 20-30 persen dari total jam pelajaran dalam setahun.
Berdasarkan penjelasan Kemendikbudristek di publikasi resminya, konsep profil pelajar Pancasila dirancang untuk jadi acuan pencapaian kompetensi peserta didik di Indonesia. Kompetensi profil pelajar Pancasila dirumuskan berdasarkan 6 dimensi.
6 dimensi profil pelajar Pancasila itu adalah: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; (2) Berkebinekaan global; (3) Bergotong-royong; (4) Mandiri; (5) Bernalar kritis; serta (6) Kreatif. Dimensi-dimensi ini lantas dijabarkan menjadi sejumlah elemen dan sub-elemen.
Kompetensi profil pelajar Pancasila itu dibentuk dengan dukungan budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, serta proyek berbasis tema tertentu. Metode yang terakhir secara resmi disebut projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Dalam buku panduan dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (PDF), dijelaskan bahwa projek penguatan profil pelajar Pancasila berupa proyek lintas disiplin ilmu yang bersifat konseptual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat. Proyek juga bisa berkaitan dengan masalah di lingkungan sekolah.
Melalui kegiatan proyek, peserta didik dapat mempelajari isu-isu penting di kehidupan masyarakat, seperti perubahan iklim, anti-radikalisme, kesehatan mental, kewirausahaan, berdemokrasi, dan lain sebagainya. Peserta didik juga didorong melakukan aksi nyata untuk menjawab permasalahan yang terkait dengan isu-isu tersebut.
Bentuk kegiatan dan target capaian proyek-proyek itu disesuaikan dengan tahapan belajar hingga kebutuhan peserta didik. Projek pelajar Pancasila dirancang berdasarkan pembagian fase peserta didik di jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK.
Jika diperinci ada 6 tingkatan, yakni akhir fase PAUD, fase A (6-8 tahun), fase B (8-10 tahun), fase C (10-12 tahun), fase D (13-15 tahun), dan fase E (16-18 tahun)
Masuknya projek penguatan pelajar Pancasila dalam struktur Kurikulum Merdeka di jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK itu diatur dalam Kepmendikbudristek Nomor 56/M/2022 [PDF].
Regulasi itu kemudian diperbarui dengan peraturan perubahan dalam Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022 [PDF].
Konsep Proyek Profil Pelajar Pancasila
Berdasarkan dua Kemendikbudristek di atas, pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila bisa dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Namun, tema-tema proyek telah diatur dalam regulasi tersebut.
Proyek itu juga terpisah dari kegiatan intrakurikuler sehingga tujuan, muatan, dan bentuknya tidak harus berkaitan dengan pelajaran. Sekolah pun bisa melibatkan masyarakat di perancangan dan pelaksanaan proyek.
Proyek itu didesain supaya peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Dalam pelaksanaan proyek, peserta didik bekerja pada periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan suatu produk atau aksi tertentu.
Secara konseptual, proyek pelajar Pancasila mesti memenuhi 4 prinsip, yakni holistik (cara berpikir yang utuh), kontekstual (berbasis pada pengalaman di kehidupan sehari-hari), berpusat ke peserta didik (pelajar menjadi subjek yang aktif dalam pembelajaran), dan eksploratif (jangkauan luas).
Jika diilustrasikan, gambaran projek penguatan profil pelajar Pancasila, mengutip publikasi Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, sebagai berikut:
"Abdul Hadi adalah siswa SMP. Hadi tinggal di desa nelayan penangkap gurita. Di sekolahnya, guru merancang projek profil bertopik Detektif Gurita. Di proyek itu, Hadi mengeksplorasi segala hal tentang dunia gurita, mulai dari karakteristik dan cara hidup gurita, hingga bagaimana gurita bisa memengaruhi kesejahteraan masyarakat desanya. Dari kegiatan itu, Hadi dan teman-temannya baru tahu bahwa gurita yang tidak laku biasanya dibuang ke laut. Dengan bimbingan guru mereka, Hadi dan teman-teman sekelasnya bersama-sama mengembangkan kreasi pangan olahan gurita. Produk ini dibuat untuk memanfaatkan gurita yang tidak laku di pasar. Kegiatan Hadi dan teman-temannya itu selaras dengan dimensi Kreatif dan Gotong Royong dalam profil pelajar Pancasila."
Contoh Proyek Pelajar Pancasila di SD, SMP, SMA, SMK
Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022 sudah menentukan sejumlah tema yang bisa dipilih untuk dijabarkan menjadi topik projek profil pelajar Pancasila. Tema di jenjang PAUD dibedakan dengan yang berlaku di tingkat sekolah dasar dan menengah.
Di jenjang PAUD, tema-tema yang bisa dipilih adalah "Aku Sayang Bumi," "Aku Cinta Indonesia," "Kita Semua Bersaudara," serta "Imajinasi dan Kreativitasku."
Sementara itu, tema-tema proyek pelajar Pancasila di jenjang SD, SMP, SMA/SMK yaitu "Gaya Hidup Berkelanjutan," "Kearifan Lokal," "Bhineka Tunggal Ika," "Bangunlah Jiwa dan Raganya," "Suara Demokrasi," "Rekayasa Teknologi," "Kewirausahaan," dan "Kebekerjaan."
Mengutip dari buku panduan dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, berikut ini sejumlah contoh proyek profil pelajar Pancasila untuk jenjang PAUD, SD, SMP dan SMA-SMK.
1. Contoh proyek pelajar Pancasila di PAUD
a. Tema Aku Sayang Bumi:
-Proyek membersihkan lingkungan (topik kebersihan lingkungan)
-Proyek merawat tanaman (topik tanaman kesayangan)
-Proyek penyaringan air (topik air bersih)
b. Tema Aku Cinta Indonesia:
-Proyek membuat atau memainkan mainan tradisional (topik mainan di kampungku)
-Proyek karnaval dengan pakaian adat (topik perayaan hari kemerdekaan)
c. Tema Imajinasi dan Kreativitasku:
-Proyek membuat karya lukis bersama untuk hiasan kelas (topik lukisan)
-Proyek membuat karya sesuai ide anak (topik aku kreatif).
2. Contoh proyek pelajar Pancasila di SD / MI
Proyek penguatan profil pelajar Pancasila di jenjang SD dibedakan menjadi tiga kategori sesuai fase usia peserta didik di jenjang sekolah dasar. Ketiganya adalah Fase A (usia 6-8 tahun), Fase B (usia 8-10 tahun), Fase C (10-12 tahun). Berikut ini contoh-contoh proyeknya.
a. Tema Gaya Hidup Berkelanjutan
-Fase A: Proyek membuat sistem pembuangan dan pemilahan sampah sederhana di rumah dan di satuan pendidikan, misal piket, waktu rutin khusus untuk kebersihan.
-Fase B: Proyek membuat infografik hasil survei kebiasaan membuang dan memilah sampah di rumah dan sekolah beserta dampaknya, dilengkapi usulan solusi.
-Fase C: Proyek membuat kampanye sederhana untuk memecahkan isu lingkungan, seperti cara pencegahan kebakaran hutan atau banjir.
b. Tema Kerifan Lokal
-Fase A: Proyek membuat sistem pembuangan dan pemilahan sampah sederhana di rumah dan di satuan pendidikan, seperti piket dan waktu rutin khusus untuk kebersihan.
-Fase B: Proyek membuat infografik hasil survei kebiasaan membuang dan memilah sampah di rumah dan sekolah beserta dampaknya, dilengkapi usulan solusi.
-Fase C: Proyek membuat kampanye sederhana untuk memecahkan isu lingkungan, seperti cara pencegahan kebakaran hutan atau banjir.
c. Tema Bhineka Tuggal Ika
-Fase A: Proyek menyusun buku kumpulan doa dan puisi bertema rasa syukur.
-Fase B: Proyek membuat buku kumpulan cerita pendek yang membawa pesan tentang perbedaan individu memperkaya relasi sosial dalam masyarakat dan mengampanyekannya dalam keseharian di satuan pendidikan.
-Fase C: Proyek merancang maket prototipe tata kota yang memenuhi kebutuhan warganya secara adil dan merata, dilengkapi dengan ruang publik yang dipakai jadi fasilitas kesehatan, pendidikan, keagamaan, dan lain sebagainya.
d. Tema Rekayasa dan Teknologi:
-Fase A: Proyek menciptakan berbagai mainan yang menggunakan prinsipprinsip fisika. (Fase A)
-Fase B: Proyek merancang model dan maket gedung yang menerapkan prinsip hemat energi dan ramah lingkungan.
-Fase C: Proyek menciptakan alur upcycling barang bekas menjadi bendabenda fungsional sebagai salah satu solusi penanganan sampah anorganik.
e. Tema Kewirausahaan:
-Fase A: Proyek Pasar Kreasi, yakni mengadakan pasar jual beli berbagai kreasi mandiri berupa benda fungsional sederhana dari barang bekas.
-Fase B: Proyek membuat pementasan seni sederhana untuk menggalang dana kemanusiaan.
-Fase C: Proyek merancang panduan pembuatan catatan pengelolaan uang pribadi (uang jajan) dan kolektif (kas kelas).
3. Contoh proyek pelajar Pancasila di SMP / Mts
Dalam pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila, peserta didik jenjang SMP termasuk di fase D atau usia 13-15 tahun. Berikut contoh-contoh proyek d jenjang SMP.
a. Tema Gaya Hidup Berkelanjutan: Proyek membuat purwarupa sistem pengelolaan sampah di satuan pendidikan.
b. Tema Kerifan Lokal: Proyek membuat Mural Akulturasi yang bercerita tentang proses akulturasi dan dampaknya di masyarakat saat ini.
c. Tema Bhineka Tuggal Ika: Proyek Menciptakan lagu-lagu bertema keberagaman
d. Tema Rekayasa dan Teknologi: Proyek menciptakan sistem pemanenan air hujan di lingkungan sekolah untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
e. Tema Kewirausahaan: Proyek menciptakan produk yang menjawab kebutuhan tertentu dalam
lingkup terdekat, atau produk yang berciri khas daerah.
f. Tema Suara Demokrasi: Proyek menyusun kepengurusan kelas beserta lingkup tugas, jangka waktu bertugas, dan tata cara pemilihannya (ketua kelas, wakil, bendahara). Selain itu menyusun aturan-aturan yang berlaku di kelas berkaitan dengan kepentingan bersama demi kelancaran proses belajar-mengajar dan relasi antar-peserta didik.
g. Tema Bangun Jiwa dan Raga: Proyek membuat kegiatan-kegiatan dan menyusun kesepakatan antar-peserta didik dengan berbasis pada OSIS untuk mencapai kesejahteraan (wellbeing) jiwa-raga (olah raga, seni, kemanusiaan, agama, dll).
4. Contoh proyek pelajar Pancasila di SMA / SMK/ MA
Jenjang ini juga terdiri atas satu fase saja, yakni usia 16-18 tahun. Berikut sejumlah contoh proyek pelajar pancasila di jenjang SMA/SMK/MA.
a. Tema Gaya Hidup Berkelanjutan: Proyek mendesain sistem pengelolaan sampah guna mengatasi permasalahan banjir di lingkungan sekitar sekolah.
b. Tema Kearifan Lokal: Proyek mengadakan pagelaran seni yang memadukan elemen teknologi dan tradisi.
c. Tema Bhineka Tuggal Ika: Proyek merencanakan dan melaksanakan bakti sosial di lingkungan
sekitar sekolah, untuk merespons isu kemanusiaan yang terjadi di masyarakat terdekat.
d. Tema Rekayasa dan Teknologi: Proyek merancang kebun organik yang berkelanjutan, sekaligus dilengkapi dengan alur kewirausahaannya.
e. Tema Kewirausahaan: Proyek merintis koperasi sederhana di lingkup sekolah.
f. Tema Suara Demokrasi: Proyek merancang alur pemilihan pengurus OSIS, membuat rencana kerja tahunan yang melibatkan peserta didik dari berbagai jenjang, merencanakan program pengayaan untuk para pendidik dan kaderisasinya, dengan bantuan dewan penasihat OSIS satuan pendidikan.
g. Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya: Proyek berupa koordinasi kegiatan OSIS antar-sekolah dalam bentuk kepanitiaan untuk kampanye dan aksi dalam menjaga kesehatan fisik maupun mental remaja di lingkungan satuan pendidikan.
Contoh-contoh proyek pelajar Pancasila lainnya bisa dicek dalam link buku panduan ini.
Editor: Iswara N Raditya