Menuju konten utama

Cina Lakukan Uji Coba Rudal Dekat Semenanjung Korea

Pernyataan kementerian juga tidak memberikan rincian mengenai rudal yang diuji coba atau jenis platform tempat peluncuran.

Cina Lakukan Uji Coba Rudal Dekat Semenanjung Korea
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kedua kiri) mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) di estat Trump Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, Amerika Serikat, Jumat (7/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria/djo/17

tirto.id - Baru-baru ini Cina menguji rudal jenis baru di laut timur laut dekat Semenanjung Korea, demikian menurut kementerian pertahanan negara itu pada Selasa (9/5/2017). Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah pemilihan presiden Korea Selatan.

Uji coba di Laut Bohai tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan operasional angkatan bersenjata dan secara efektif merespons ancaman terhadap keamanan nasional, demikian pernyataan kementerian seperti yang dilansir dari Antara, Rabu (10/5/2017).

Meski begitu, pernyataan itu tidak menyebutkan kapan uji coba rudal berlangsung, hanya menyatakan bahwa itu terjadi "baru-baru ini."

Pernyataan kementerian juga tidak memberikan rincian mengenai rudal yang diuji coba atau jenis platform tempat peluncuran.

Pengumuman tersebut disampaikan saat warga Korea Selatan memilih mantan pengacara hak asasi manusia Moon Jae-In menjadi presiden setelah pelengseran presiden sebelumnya yang terlibat skandal korupsi.

Cina, mitra dagang terbesar Korea Selatan, sudah menjalankan serangkaian tindakan terhadap perusahaan Korea Selatan yang dipandang sebagai pembalasan ekonomi yang merusak hubungan.

"Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk membangun perdamaian di di semenanjung Korea," kata Moon, berjanji akan "makin memperkuat" aliansi dengan sekutu utama Washington.

Uji coba tersebut juga terjadi saat Cina, Amerika Serikat, dan dua negara Korea terlibat dalam perselisihan diplomatik rumit sehubungan dengan peluncuran rudal Pyongyang dan potensi uji coba nuklir terbaru.

Militer Amerika Serikat sudah memasang sistem pertahanan antirudal di Korea Selatan untuk menghalangi Utara, namun Cina melihat pengerahan itu sebagai ancaman terhadap keseimbangan keamanan regional dan kemampuan rudal balistiknya sendiri.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini menyatakan Seoul harus membayar satu miliar dolar AS untuk pengerahan sistem antirudal itu sehingga memicu kemarahan Korea Selatan.

Tindakan itu memunculkan pertanyaan mengenai hubungan antara Seoul dengan penjamin keamanannya, Washington, yang sudah mengerahkan 28.500 tentaranya di Korea Selatan.

Baca juga artikel terkait RUDAL BALISTIK atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari