tirto.id - Setelah mengirimkan tiga awak menggunakan Shenzhou-10 pada 2013 silam, kini Cina kembali menugaskan dua astronotnya ke luar angkasa. Menggunakan wahana ruang angkasa Shenzhou-11, Jing Haipeng dan Chen Dong akan menuju laboratorium ruang angkasa Tiangong-2 untuk melakukan instalasi dan berbagai uji sains.
Seperti dilaporkan Antara, Senin (17/10/2016), peluncuran Shenzhou-11 ini dilakukan menggunakan roket Long March-2F dari pusat peluncuran satelit Jiuquan, Gurun Gobi pada 7.30 waktu setempat. Sebelumnya, peluncuran ini didahului dengan seremoni pelepasan, termasuk memperkenalkan dua astronot pria tersebut.
Jing Haipeng (50) menjadi komandan dalam misi selama satu bulan tersebut. Penerbangan ke ruang angkasa tersebut, merupakan yang kali ketiga bagi Jing Haipeng. “Dia terbang ke ruang angkasa untuk misi Shenzhou-7 pada 2008 dan Shenzhou-9 pada 2012,” demikian disebutkan dalam perkenalan itu.
Sementara itu, Chen Dong (38) adalah pilot Angkatan Udara dengan 1.500 jam terbang, yang bergabung sebagai astronot pada Mei 2010 dan lulus untuk menjalankan misi Shenzhou-11 pada Juni 2016.
Wakil Direktur sekaligus juru bicara Badan Ruang Angkasa Cina Wu Ping dalam jumpa wartawan mengatakan sebelum "docking" di Tiangong-2, Shenzhou-11 berkeliling selama dua hari. "Dua astronot tersebut kemudian menuju Tiangong-2, dan akan menetap selama 30 hari. Ini merupakan waktu menetap terlama kali pertama yang dilakukan oleh astronot Cina," katanya.
Wu Ping menambahkan Jing Haipeng dan Chen Dong memiliki tugas utama melakukan berbagai pengujian dan instalasi Tiangong-2 sebagai laboratorium ruang angkasa. Setelah misi ini, jelas Wuping, pada 2017 pesawat kargo ruang angkasa Cina bernama Tianzhou-1akan diluncurkan untuk membawa perbekalan makanan dan bahan bakar.
Laboratorium ruang angkasa pertama Cina, Tiangong-1, telah diluncurkan pada September 2011 dan akan berakhir masa edarnya pada tahun depan. Diluncurkan pada 15 September lalu, Tiangong-2 akan menggantikan stasiun ruang angkasa Tiangong-1.
CNN melaporkan, Tiangong-2 dan pendahulunya merupakan prototipe untuk tujuan akhir Cina berupa pembangunan sebuah stasiun ruang angkasa seberat 20 ton. Stasiun permanen ini diharapkan rilis setelah 2020 mendatang.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari