Menuju konten utama

Chatib Basri Nilai 2 Program Bantuan Sosial Bisa Naikkan Konsumsi

Untuk mendorong pertumbuhan pada 2018 melalui sektor konsumsi, Chatib Basri menyarankan pemerintah memastikan dua program bantuan sosial bisa menjangkau masyarakat kelas menengah ke bawah.

Mantan Menkeu Chatib Basri (kanan), Mantan Wapres Boediono (tengah) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (Kiri) dan bersiap menjadi pembicara Seminar "Tantangan Pengelolaan APBN Dari Masa ke Masa" di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (30/11/2016). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - Menteri Keuangan periode 2013-2014, Chatib Basri menilai dua program bantuan sosial, yang dicanangkan pemerintah di tahun ini, berpotensi menaikkan tingkat konsumsi masyarakat. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di 2018 pun dapat terdorong oleh kontribusi dari sektor konsumsi.

Chatib berpendapat pemerintah memang perlu menerapkan strategi khusus guna menaikkan tingkat konsumsi masyarakat menengah ke bawah. Program padat karya tunai (cash for work), menurut dia, merupakan salah satu dari dua program bantuan sosial yang berpotensi meningkatkan konsumsi masyarakat menengah ke bawah.

“Itu di mana orang kerja, kemudian dikasih uang tunai. Kalau mereka punya uang tunai, pasti akan dibelanjakan. Dengan orang belanja, permintaan akan naik,” kata Chatib usai acara “Seminar Disrupsi Digital: Peluang dan Tantangan” yang digelar di Hotel Ritz Carlton, Jakarta pada Senin (5/2/2018).

Karena itu, Chatib menyarankan program padat karya tunai tersebut segera dilaksanakan. Akan tetapi, dia mengingatkan supaya pelaksanaan program ini betul-betul diawasi dan dipastikan menyentuh masyarakat kelas menengah ke bawah, terutama mereka yang belum bekerja.

“Karena kalau upahnya di atas upah minimum, orang yang sudah punya kerja akan pindah. Dia (program padat karya tunai) enggak akan menolong orang yang enggak punya kerja. Mudah-mudahan dengan ini dilakukan, efek pada pertumbuhan pun akan kelihatan,” kata Chatib.

Chatib menambahkan Program Keluarga Harapan (PKH) juga tetap berpotensi menurunkan angka kemiskinan dan mengerek daya beli masyarakat miskin. Salah satu indikatornya ialah data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan angka kemiskinan turun menjadi 10,12 persen pada September 2017 lalu. Chatib berpendapat peningkatan jumlah peserta PKH bisa mempercepat pengurangan angka kemiskinan sekaligus memperkuat daya beli masyarakat.

“PKH cara kerjanya kan sama dengan uang tunai, tapi orang dikasih uang tunai dengan syarat. Kalau sekarang PKH ada 10 juta (penerima), kalau bisa naik jadi 15 juta, itu baik,” ujar dia.

Menurut Chatib, tahun politik pada 2018 juga berpotensi mendorong tingkat pengeluaran masyarakat. Dengan adanya berbagai macam kampanye politik bisa mendorong angka konsumsi.

“Memang kalau kita lihat konsumsi masih stagnan di dua kuartal terakhir, tapi kalau investasi sudah terdorong, pada akhirnya juga akan mendorong daya beli,” kata Chatib.

Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi di angka 5,4 persen pada 2018. Saat disinggung prediksinya, Chatib pun menyebutkan pertumbuhan ekonomi tahun ini bakal berada di kisaran 5,2-5,3 persen.

Baca juga artikel terkait BANTUAN SOSIAL atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom
-->