tirto.id - Inggris sedang dilanda krisis ekonomi yang cukup parah. Menurut berita terbaru, 2 November 2022, krisis tersebut berdampak pada inflasi dan melambungnya harga pangan karena biaya hidup yang tinggi.
The Guardian memberitakan, inflasi harga pangan Inggris melambung tinggi dengan kenaikan tahunan sebesar 11,6 persen pada Oktober lalu. Bahan pokok yang naik antara lain: teh celup, susu dan gula serta makanan segar.
Kenaikan harga makanan segar pada bulan Oktober sebesar 13,3 YoY, sedangkan bulan September sebesar 12,1 persen. Sedangkan inflasi non-makanan naik dari 3,3 persen (September) menjadi 4,1 persen (Oktober).
Kata Ahli soal Inflasi dan Krisis Inggris
Kepala eksekutif British Retail Consortium (BRC), Helen Dickinson mengatakan, ini adalah bulan yang sulit bagi konsumen karena tidak hanya mengalami kenaikan tagihan energi, tetapi juga belanja bulanan.
“Harga naik karena tekanan biaya yang dihadapi pengecer akibat kenaikan harga komoditas, energi dan pasar tenaga kerja yang ketat. Bahkan harga barang-barang pokok naik, harga secangkir teh naik, karena teh celup, susu, dan gula semuanya mengalami kenaikan yang signifikan.”
Sementara itu, mantan kepala eksekutif jaringan supermarket Asda, Andy Clarke mengatakan, Inggris akan menghadapi musim dingin yang sulit. Hal itu disampaikan dalam program radio BBC 4.
Clarke mengatakan, Natal akan menjadi tantangan bagi rumah tangga karena biaya bahan bakar yang tinggi dan meningkatnya tagihan energi. Menurut dia, hal itu dikarenakan perang Rusia di Ukraina.
“Semua orang ingin menikmati Natal, tetapi Anda harus melihat bahwa selama tiga hingga enam bulan ke depan, kita tidak akan melihat penurunan inflasi yang cepat… Ini akan menjadi musim dingin yang sulit, dan inflasi makanan menambah beban keluarga.”
Sementara itu, Direktur Pelaksana Iceland Foods, Richard Walker juga memperingatkan, kenaikan harga bisa menyebabkan kerawanan pangan.“Ketidakamanan pangan pasti meningkat, dan rumah tangga dengan anak-anak yang paling berisiko.”
Ratusan Warga Inggris Antre di Bank Makanan
Seperti dikutip Channels TV, krisis dan inflasi di Inggris telah membuat orang-orang mengantre di bank makanan. Pada Senin lalu, ratusan orang mengantre di depan bank makanan di Hackney di London timur karena inflasi.
Mereka membawa kupon untuk mengumpulkan sekeranjang makanan yang bisa dipakai selama tiga hari. Masing-masing menerima berbagai barang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan ukuran keluarga mereka.
“Ini benar-benar penyelamat bagi saya,” kata seorang pria bernama Michael Cox (51).
Cox mengaku belum makan selama dua hari. Karena lapar, dia pun mengunjungi bank makanan Inggris yang menyediakan barang-barang pokok bagi mereka yang membutuhkan.
Padahal, sebelum krisis, dia tidak butuh bantuan karena mampu membiayai dirinya sendiri. “Saya tidak punya uang. Jadi saya akan mencobanya,” kata Cox.
Editor: Iswara N Raditya