Menuju konten utama

Catatan Kerusakan Terumbu Karang Karena Ulah Kapten Kapal

Rusaknya terumbu karang di Raja Ampat, Papua, bukanlah kerusakan terumbu karang pertama yang diakibatkan kelalaian kapten kapal. Beberapa tragedi serupa telah terjadi di banyak tempat.

Catatan Kerusakan Terumbu Karang Karena Ulah Kapten Kapal
Tim peneliti mendata kerusakan karang yang disebabkan kandasnya Kapal MV Caledonian Sky berbendera Bahama di perairan Raja Ampat, Papua Barat. FOTO/Doc.Pemda Kabupaten Raja Ampat.

tirto.id - 4 Maret 2017 lalu, sekitar pukul 12.30 WIT, Caledonian Sky kapal asal Inggris yang berpenumpang 102 orang menabrak terumbu karang di Raja Ampat. Kapal seberat 4.290 ton itu berlayar hingga ke perairan dangkal.

Caledonian Sky adalah kapal milik Noble Caledonia. Ia sedang menempuh pelayaran dari New Britain Island pada 25 Februari dan dijadwalkan tiba di Manila, Filipina pada 14 Maret. Sebanyak 102 penumpang dan 79 kru selamat, tetapi terumbu karang seluas 1.600 meter persegi diperkirakan rusak karena peristiwa tersebut.

Alexander Stubbs, seorang biologist dari Berkeley, California sedang berada di Raja Ampat ketika tragedi itu terjadi. Stubbs juga sempat mengambil foto kapal saat masih terjebak di perairan dangkal.

Ia dan beberapa warga lokal menghabiskan empat jam untuk bisa bicara kepada kapten kapal, dan ditolak. “Kapten kapal itu bahkan menolak bertemu dengan Camat atau polisi,” kata Stubss kepada Tirto, Selasa (14/3). Dia mengatakan bahwa kapal mendapat izin meninggalkan Raja Ampat padahal belum membayar retribusi apapun.

Setelah kapal itu berlalu, Stubbs mengambil gambar-gambar dan video terumbu karang yang rusak. Dalam video yang diunggah Stubbs di Facebook, terumbu karang tampak tak lagi berwarna. “Hampir semua karang di Crossover benar-benar hancur,” kata Stubbs.

Kerusakan terumbu karang seperti di Raja Ampat, beberapa kali terjadi di belahan bumi lainnya. Penyebabnya berbagai macam, ada yang tertabrak, ada pula yang ketumpahan minyak.

Pada Agustus 2010, dua kapal kontainer dan satu kapal kargo menabrak terumbu karang di dekat Pulau Kavaratti di Lakshadweep, India. Peristiwa itu dilaporkan India Times pada 17 Agustus tahun itu.

Tabrakan itu menyebabkan rusaknya 400 meter persegi terumbu karang murni. Delapan hari sebelum peristiwa ini, dua kapal kontainer bertabrakan di Mumbai dan menyebabkan tumpahan minyak yang membuat rusaknya tanaman bakau serta biota laut.

Terumbu karang di sekitar Kavaratti Island itu merupakan koleksi terbesar kedua terumbu karang di perairan India. Terumbu karang di Lakshadweep merupakan salah satu yang terbaik di dunia dan tuan rumah dari beberapa spesies yang terancam punah.

Di tahun yang sama, kapal kargo China, Shen Neng 1 yang membawa batu bara, kandas di timur Great Keppel Island. Ia menyebabkan tumpahnya minyak ke laut.

Pada Juni 2016, sebuah kapal kontainer besar kandas dan merusak tiga hektare terumbu karang di area penyelaman popular dan dilindungi di Monad Shoal, Malapascua Island di Filipina.

Monad Shoal cukup terkenal di kalangan penyelam di seluruh dunia. Ia merupakan salah satu dari sedikit tempat bagi para penyelam untuk bisa mengamati hiu thresher.

November 2016, kapal kargo Saga menabrak terumbu karang di sekitar Eden Rock, Cayman Island. Kapal dengan panjang lebih dari 100 meter dan berat 300 ton itu harus ditarik dari karang oleh kapal tarik.

Infografik Kapal Perusak Terumbu Karang

Menuntut Kapal Perusak Terumbu Karang

Saat Alexander Stubbs memuat foto yang diambilnya ketika kapal menabrak karang di Raja Ampat, banyak sekali komentar yang meminta pemerintah Indonesia menggugat pemilik kapal. “Aku berharap pemerintah Indonesia menghukum mereka dengan meminta ganti rugi yang setimpal,” ujar Tonette Stubbs dalam komentarnya.

Sampai saat ini, belum ada kepastian apakah pemerintah akan menggugat pemilik kapal tersebut atau tidak. Ketika ditanya wartawan di kantornya pada Senin malam (13/3), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menelusuri persoalan tersebut. Salah satunya adalah dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Pemerintah pusat pada Selasa (14/3) menurunkan tim untuk menangani kerusakan terumbu karang di Kabupaten Raja Ampat akibat kandasnya kapal pesiar MV Caledonian Sky pada 3 Maret 2017.

Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat Yusdi Lamatenggo di Sorong, Selasa mengatakan, tim terpadu yang diturunkan untuk menangani kerusakan terumbu karang itu dibentuk oleh Kemenko Kemaritiman dengan melibatkan instansi terkait yakni KKP, KLHK, Kemhub, Kemenpar, Kepolisian dan lainnya.

Dia mengatakan, tim ini akan meminta pertanggungjawaban pihak kapal pesiar tersebut atas kerusakan terumbu karang yang dialami Raja Ampat akibat kandas kapal tersebut.

"Pemerintah Raja Ampat juga membentuk tim penilai untuk melakukan penanganan terhadap terumbu karang yang rusak akibat kandas kapal pesiar MV Caledonian Sky," ujarnya, seperti dilansir dari Antara.

Saat Great Barrier Reef rusak karena kapal Cina, pemerintah Australia tak tinggal diam. Mereka menggugat pemilik kapal dan meminta ganti rugi $120 juta. Ketika yacht milik Co Founder Microsoft, Paul Allen merusak terumbu karang di Cayman Island, tahun lalu, dia tak bisa melenggang begitu saja. Paul dituntut membayar denda sebesar $600 ribu.

Jika berkaca pada peristiwa-peristiwa serupa sebelumnya, seharusnya pemerintah Indonesia bisa menuntut Noble Caledonia, pemilik kapal yang menabrak karang itu.

Baca juga artikel terkait RAJA AMPAT atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Hukum
Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti