Menuju konten utama

Cara Merawat Luka Tindik Pada Bayi Agar Tidak Infeksi

Penindikan telinga bayi perlu dilakukan dengan hati-hati dan memakai prosedur aman sekaligus alat yang steril. Penindikan yang sembarangan bisa memicu luka infeksi pada bayi.

Cara Merawat Luka Tindik Pada Bayi Agar Tidak Infeksi
Ilustrasi Bayi Menangis. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Menindik dan memberi anting pada bayi perempuan sudah menjadi tradisi di Indonesia sejak lama. Pemberian aksesoris anting ini dimaksudkan agar bayi perempuan terlihat lebih menawan.

Namun, penindikan telinga bayi tidak boleh dilakukan sembarangan. Kulit bayi yang sensitif amat peka dan rentan alergi karena infeksi luka. Prosedur penindikan harus dilakukan dengan aman dan steril untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Laman Parents menulis bahwa melukai kulit bayi amat berisiko menyebabkan infeksi. Sebab, bayi baru membangun sistem kekebalan tubuh dan masih belum stabil menahan luka sayatan.

Oleh sebab itu, orang tua atau pengasuh harus sabar menunggu hingga bayi tumbuh sampai usia yang tepat untuk ditindik. Berapa usia minimumnya?

Seperti dilansir laman Riley Children's Health, bayi yang layak ditindik setidaknya minimal berusia tiga bulan. Jika bayi sudah ditindik sebelum usia tersebut, kemudian mengalami demam atau infeksi maka orang tua harus segera sigap dan tanggap.

"Jika mereka mengalami infeksi dan demam dari penindikan, bayi yang berusia di bawah tiga bulan harus selalu dirawat di rumah sakit sesuai dengan protokol," ujar Kimberly Schneider, dokter anak di Indiana University Health sebagaimana dikutip dari Riley Children's Health.

Ketika melakukan penindikan pada bayi, pastikan kondisi tempatnya aman dan peralatan yang digunakan bersih dan steril. Orang yang melakukan penindikan harus sudah terlatih dengan baik, serta menggunakan sarung tangan sekali pakai yang baru.

Setelah ditindik, orang tua juga harus mempertimbangkan jenis anting dan bahan pembuatnya untuk dipasangkan. Anting berukuran besar sebaiknya dihindari karena terasa berat bagi telinga bayi dan membuatnya tidak nyaman.

Selain itu, bayi yang belum mengerti fungsi anting kadangkala gemas dan berisiko membuatnya menarik anting yang ukurannya terlalu besar. Sebaiknya orang tua berkonsultasi kepada dokter mengenai bahan pembuat anting yang aman untuk buah hatinya.

Menurut American Academy of Pediatric (AAP) kontak kulit bayi dengan anting juga berkontribusi terhadap munculnya infeksi karena alergi.

Anting-anting yang mengandung nikel sebaiknya dihindari. Orang tua disarankan memilih logam anting yang terbuat dari bahan hypoallergenic seperti perak sterling, atau emas 14, 18, atau 24 karat.

Mengenai perawatan luka pada tindik bayi, laman Orami Parenting menuliskan beberapa langkah untuk mempercepat proses pemulihannya sebagai berikut:

1. Hindari menyentuh tindikan baru, kecuali saat membersihkannya.

2. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air hangat sebelum menyentuh telinga atau anting-anting bayi.

3. Bersihkan seluruh area di sekitar tindikan, baik itu bagian depan dan belakang dengan alkohol pada kapas. Pembersihan dilakukan dua sampai tiga kali sehari.

4. Berhati-hati untuk tidak menarik tindikan saat menyisir rambut, berbicara di telepon, atau mengenakan penyuara jemala. Ini akan mencegah terjadinya sobekan.

5. Sebaiknya jangan biarkan bayi berenang di kolam renang, kolam air panas, danau, dan laut, saat luka tindikan belum sembuh karena ini dapat meningkatkan risiko infeksi.

Selain itu, orang tua juga sebaiknya tidak melepas atau mengganti anting-anting selama enam minggu atau dalam jangka waktu yang direkomendasikan oleh dokter.

Jika bayi tampak kesakitan atau telinganya berwarna kemerah-merahan, hingga bengkak, yang terjadi lebih dari 24 jam selepas penindikan, segera hubungi dokter anak untuk diperiksa lebih lanjut.

Baca juga artikel terkait BAYI atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom