tirto.id - Idulfitri atau Lebaran identik dengan makan-makanan yang berlemak dan bersantan, seperti opor ayam, rendang, dan sambel goreng hati. Kendati begitu, makanan-makanan tersebut bisa menimbulkan masalah kolesterol.
Kolesterol adalah zat berbasis minyak. Kolesterol bercampur dengan darah dan berbasis air. Ia menyebar ke seluruh tubuh dalam lipoprotein.
Terdapat dua jenis lipoprotein. Pertama, Low-density lipoprotein (LDL), yaitu Kolesterol yang bergerak secara tidak sehat atau "jahat". Kedua, High-density lipoprotein (HDL), yaitu Kolesterol yang ada dalam HDL ini dikenal sebagai kolesterol "baik".
Maka itu, sebenarnya kolesterol memiliki dua dampak yang bertentangan, yaitu dampak baik (high-density lipoprotein (HDL) dan buruk (low-density lipoprotein (LDL)). Dilansir Medical News Today, pada tingkat normal kolesterol adalah zat penting bagi tubuh.
Kolesterol ada di setiap sel tubuh manusia dan fungsinya adalah mencerna makanan, memproduksi hormon, dan menghasilkan vitamin D. Namun, apabila konsentrasi di dalam darah menjadi terlalu tinggi, maka akan berakibat fatal. Salah satu risiko dari kasus ini adalah terkena serangan jantung.
Pada tingkat normal, kolesterol adalah zat penting bagi tubuh. Namun, jika konsentrasi di dalam darah menjadi terlalu tinggi, ini menjadi bahaya karena membuat orang berisiko terkena serangan jantung.
Kolesterol ada di setiap sel tubuh dan memiliki fungsi alami yang penting untuk mencerna makanan, memproduksi hormon, dan menghasilkan vitamin D. Tubuh memproduksinya, tetapi orang juga mengkonsumsinya dalam makanan. Penampilannya seperti lilin dan lemak.
The American Heart Association dikutip dari Healthline, menyarankan agar semua orang dewasa memeriksakan kolesterolnya setiap empat hingga enam tahun, dimulai pada usia 20 tahun, karena pada saat itulah kadar kolesterol mulai meningkat.
Pasalnya, seiring bertambahnya usia, kadar kolesterol cenderung naik. Laki-laki umumnya berisiko lebih tinggi daripada perempuan untuk kolesterol lebih tinggi. Tapi, risiko perempuan memiliki kolesterol tinggi cenderung meningkat setelah ia memasuki masa menopause.
Bagi mereka yang memiliki kolesterol tinggi dan faktor risiko jantung lainnya, seperti diabetes, disarankan untuk melakukan pengecekan lebih rutin.
Pada ukuran baik (good), orang dewasa memiliki total kolesterol kurang dari 200 mg/dL. Pada ukuran tinggi (high), orang dewasa memiliki total kolesterol lebih dari 240 mg/dL.
Berbeda dengan kolesterol pada anak. Anak-anak yang aktif secara fisik cenderung memiliki pola makan sehat, artinya tidak kelebihan berat badan dan tidak memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi. Sehingga, berisiko lebih rendah mengalami kolesterol tinggi.
Trusted Source merekomendasikan agar semua anak memeriksakan kolesterol mereka antara usia sembilan dan 11, 17 dan 21 tahun.
Bagi anak-anak yang memiliki riwayat seperti diabetes, obesitas, atau keluarga dengan kolesterol tinggi, harus diperiksa antara usia dua dan delapan, kemudian di antara usia 12 dan 16 tahun.
Pada ukuran baik total kolesterol anak adalah 170 mg/dL atau kurang dari itu. Pada ukuran tinggi, anak-anak memiliki total kolesterol 200 mg/dL atau lebih.
Cara Mengatasi Kolesterol yang Tinggi
Menurut laman Mayo Clinic, perubahan gaya hidup jantung sehat dapat mencegah kolesterol tinggi. Untuk mencegahnya, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut.
- Makan makanan rendah garam seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
- Batasi jumlah lemak hewani dan gunakan lemak baik secukupnya.
- Turunkan berat badan ekstra dan pertahankan berat badan yang sehat.
- Berhenti merokok.
- Berolahragalah setiap hari selama setidaknya 30 menit.
- Minumlah alkohol secukupnya.
- Kelola stres.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dipna Videlia Putsanra