tirto.id - Kepala peyang atau flat head syndrome pada bayi adalah kondisi kepala bayi yang tidak simetris. Kondisi ini terjadi karena tulang tengkorak bayi, yang tumbuh setiap menit, masih lembut sehingga keadaan tertentu bisa membuat bentuknya asimetris, atau satu sisi dengan sisi lain tak seimbang.
Bentuk kepala peyang pada bayi memang tidak berpengaruh terhadap otak si kecil. Tetapi, kondisi ini bisa mempengaruhi penampilan fisik si kecil saat sudah tumbuh besar.
Kepala bayi peyang biasanya terjadi pada empat bulan pertama dalam kehidupan. Namun, pada masa empat bulan kehidupan pertama ini pula, kepala peyang pada bayi bisa diatasi. Selain itu, kepala bayi peyang juga bisa dicegah dengan sejumlah langkah.
Di sisi lain, perlu juga dipahami bahwa flat head syndrome bisa terjadi karena sejumlah penyebab.
Sebagaimana dilansir laman healthline, setidaknya ada lima penyebab flat head syndrome pada bayi.
Pertama, posisi tidur pada bayi yang terus-menerus sama dapat membuat kepala si kecil tidak simetris. Kedua, bayi kembar juga dapat membawa resiko sindrom ini karena ruang rahim terlalu sempit.
Ketiga, flat head syndrome lebih sering terjadi pada bayi prematur. Kondisi ini terjadi karena saat lahir, tulang bayi prematur lebih lunak. Bayi prematur juga biasanya lebih lama terbaring di rumah sakit.
Keempat, bayi yang dilahirkan melalui proses vakum juga beresiko terkena sindrom ini. Ini dapat terjadi karena ada tekanan pada tulang tengkorak bayi yang masih lunak, saat proses kelahiran.
Kelima, kondisi sungsang saat bayi masih di dalam perut ibu juga memperbesar resiko kepala peyang. Sebab, dalam kondisi sungsang, ruang di dalam rahim lebih sempit sehingga bayi sulit untuk memutar atau mengubah posisi kepalanya. Akibatnya, kepala bayi terlalu lama berada pada satu sisi.
Sementara untuk mencegah dan mengatasi kepala peyang pada bayi, terdapat sejumlah langkah yang bisa dilakukan para ibu, sebagaimana dikutip dari laman healthline dan sejumlah sumber.
1. Variasikan Posisi Tidur Bayi
Agar kepalanya tidak peyang, posisi tidur bayi harus diperhatikan. Sebaiknya, posisi tidur bayi tidak selalu sama, seperti terus terlentang setiap saat.
Meskipun demikian, posisi tidur terlentang dianjurkan untuk bayi. Jalan keluarnya adalah saat bayi terbangun, jangan terlalu banyak meletakkannya pada tempat tidur, lebih baik menggendongnya atau menaruh si kecil di kursi bayi.
Memperbanyak variasi posisi tidur bayi juga bisa memulihkan bentuk kepala bayi yang peyang, terutama pada usia empat bulan pertama. Selain saat tidur, variasi posisi juga bisa diperbanyak saat si kecil di atas buaian atau ketika ia berganti baju dan popok. Dengan begitu, posisi kepala bayi bisa berganti.
2. Manfaatkan Tummy time
Tummy time adalah waktu bermain bayi dalam keadaan telungkup dan tengkurap. Saat bayi sudah bangun dari tidur, mereka bisa diajak bermain posisi tengkurap di atas selimut ataupun tikar yang nyaman.
Posisi tengkurap bayi dalam delapan minggu pertama hidupnya bisa dilakukan setidaknya selama lima menit dalam sehari. Setelah masa itu terlewati, sesi bisa ditambah menjadi tiga kali sehari yang berdurasi masing-masing lima menit. Kondisi ini baik untuk mengurangi resiko terkena flat head syndrome dan juga bagus untuk kekuatan leher bayi.
3. Posisi saat menyusui
Saat menyusui bayinya, ibu sebaiknya menggunakan lengan kiri dan kanan secara bergantian untuk menyangga kepala si kecil. Hal ini bisa membuat kepala bayi tidak berada dalam satu posisi terus menerus saat mereka menyusu ke ibunya.
4. Melatih bayi menggerakkan kepala
Melatih bayi menggerakkan kepalanya secara aktif juga dapat dilakukan untuk mencegah atau mengatasi kepala peyang. Orang tua dapat memanfaatkan mainan lucu dengan warna atau suara yang menarik perhatian si kecil untuk menggerakkan kepalanya saat dalam posisi berbaring.
Dengan aktif bergerak, posisi kepala bayi akan bisa berganti-ganti dari satu sisi ke sisi lain. Hal ini dapat menyeimbangkan bentuk kepalanya secara bertahap ataupun mencegahnya jadi peyang.
Penulis: Irene Aprilya Meok
Editor: Addi M Idhom