Menuju konten utama

Cara Mengamankan Akun WhatsApp WA dan Mencegahnya dari Peretasan

Jika akun WhatsApp dirasa ada keanehan atau Anda merada jadi korban peretasan, ada beberapa cara bisa dilakukan untuk menanganinya.

Cara Mengamankan Akun WhatsApp WA dan Mencegahnya dari Peretasan
Ilustrasi WhatSapp. FOTO/Getty Images

tirto.id - WhatsApp (WA) sudah didukung teknologi enkripsi ujung-ke-ujung dan verifikasi dua langkah. Meski begitu masih ada celah bagi peretas untuk menyusup.

Peretas hanya membutuhkan nomor telepon yang terkait dengan akun WA untuk memuluskan tujuannya sebagaimana dilansir Techradar.

Jika akun WhatsApp yang dimiliki dirasa terjadi keanehan atau Anda menduga menjadi korban peretasan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menanganinya.

1. Hapus dan instal

Hapus aplikasi WhatsApp dan instal lagi pada waktu yang berbeda sepanjang hari. Hal ini dilakukan karena instalasi ulang membutuhkan aksi registrasi lagi.

Saat itu dilakukan maka sesi terbuka WhatsApp di perangkat lain akan ditutup atau akun WhatsApp Anda akan keluar sebab kode verifikasi baru dibutuhkan.

2. Kabari kontak dekat dan minta mereka abaikan pesan

Penting bagi orang-orang terdekat Anda untuk mengetahui bahwa akun yang Anda miliki sedang dikompromikan. Kabari mereka.

Selain itu, kabari mereka untuk mengabaikan pesan apa saja yang dikirim oleh kontak Anda, termasuk pesan yang menjurus pada permintaan tertentu.

3. Nonaktifkan akun dengan kirim email ke dukungan WhatsApp

Jika situasinya sudah gawat, yang wajib dilakukan adalah dengan meminta WhatsApp untuk menonaktifkan akun Anda. Cukup kirim permintaan melalui email.

Kirim email ke support@whatsapp.com dengan tajuk "Lost/Stolen" dan "Please deactive my account" pada badan teks.

Bila WhatsApp telah menonaktifkan akun Anda, perlu 30 hari untuk mengaktifkan kembali sebelum akun Anda dihapus secara permanen.

4. Instal ulang WhatsApp setiap hari

Kendati menjemukan, ini salah satu cara terbaik untuk mengurasi sesi terbuka tidak sah dari akun WA Anda. Pastikan pula untuk mengaktifkan verifikasi dua langkah pada setiap pemasangan.

Mencegah Peretasan

Meretas akun WA sebenarnya hal yang "mustahil" dengan segala benteng keamanan yang telah diterapkan. Facebook, pemilik WhatsApp, punya teknologi canggih terkait itu.

Masalahnya adalah peretas dapat mengirim spam ke nomor korban dengan segala tipu muslihat.

The Verge melansir spam itu dapat berupa sekumpulan kode sehingga peretas mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika korban terjebak, akun mereka bisa diambil alih.

Oleh karena itu dalam situasi ini langkah pencegahan lebih diutamakan daripada penanganan. Untuk menghindari ancaman peretas, ada beberapa tips yang bisa diterapkan guna melindungi akun Anda.

1. Jangan berbagi kode

Jangan berbagi kode keamanan enam digit ke siapa pun bahkan pada orang terdekat untuk tujuan apa pun. Kode ini sangat vital baik itu kode verifikasi maupun kode keamanan enam digit.

2. Jangan tergiur pesan "menggiurkan"

Peretas dapat membujuk korban untuk memberikan data apa pun yang mereka inginkan dengan iming-iming imbalan macam reward, promo, kuisioner, survei, dan sebagainya. Abaikan pesan ini jika dirasa mencurigakan.

3. Aktifkan verifikasi dua langkah

Setelah aktif, WhatsApp akan meminta Anda untuk memasukkan PIN jika terjadi aktivitas mencurigakan. Menunya bisa dijumpai pada Settings. Jangan lupa untuk menambahkan email jika Anda lupa PIN.

PIN ini terdiri dari kode enam digit numerik. Pilih angka yang rumit atau tidak mencerminkan Anda, seperti tanggal lahir, tahun lahir, bagian dari nomor telepon, nomor telepon rumah, dan sejenisnya.

Seperti pencuri, maling biasanya tidak akan masuk ke rumah dari pintu depan, melainkan jendela, atap, gorong-gorong, atau pintu belakang. Pun juga dengan WhatsApp. Peretas masuk dari pintu lain.

Pintu itu bisa jadi orang-orang terdekat korban, peretasan sosial, pesan spam, atau bahkan duplikasi nomor ponsel korban. Karena itu, pencegahan diutamakan daripada penanganan.

Baca juga artikel terkait WHATSAPP atau tulisan lainnya dari Ibnu Azis

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Agung DH