Menuju konten utama

Cara Memfoto Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019 di Indonesia

Mengambil foto Gerhana Matahari Cincin membutuhkan persiapan matang agar tidak merusak lensa dan mata.

Cara Memfoto Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019 di Indonesia
Gerhana Matahari total membentuk efek cincin berlian dilihat melalui Clingmans Dome. terletak di ketinggian 2.025 meter di Taman Nasional Great Smoky Mountains, Tennessee, Amerika Serikat, Senin (21/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

tirto.id - Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan terjadi pada 26 Desember 2019 dan melewati beberapa daerah di Indonesia, seperti Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.

Fase puncak GMC akan dimulai pada 12.15 WIB hingga 12.19 WIB (3 menit). Sebelumnya, akan terjad fase gerhana matahari sebagian pada 10.22 kemudian melewati fase puncak, dan kembali ke fase gerhana matahari sebagian lagi hingga pukul 14.13 WIB.

Fenomena alam yang menarik ini layak diabadikan untuk kepentingan seni dan ilmu pengetahuan. Namun, ada trik tersendiri memotret matahari, diantaranya, sebagai berikut sebagaimana dilansir Expert Photography.

Mempersiapkan Peralatan

Pada tahap pertama ini, ada beberapa alat khusus yang perlu dipersiapkan, yaitu:

    • Solar Filter:solar filter tidak bertujuan untuk menciptakan efek apapun terhadap hasil foto GMC, melainkan untuk melindungi kerusakan kamera dan mata karena diarahkan langsung ke sinar terang matahari. Lensa solar filter umumnya adalah sebuah teleskop atau binokular yang akan menyerap cahaya matahari. Tanpa solar filter, membidik gambar langsung ke Matahari akan menciptakan lubang di kornea mata dan di bagian sensor kamera.
    • Tripod: tripod adalah peralatan wajib berikutnya, dan setting tempat, terutama jika ingin menciptakan gambar dengan angle luas (wide-angle), pastikan mempersiapkan tripod di tempat pengambilan gambar sebelumnya. Tripod akan memberikan kestabilan kamera yang lebih baik.
    • Kartu memori: hasil foto dengan lensa tele berkualitas baik akan memakan banyak ruang penyimpanan. Pastikan untuk mengosongkan kartu memori sebelum digunakan. Minimal kapasitas kartu memori adalah 16 gigabyte dengan kemampuan back-up data dengan cepat.
Menggunakan Kamera yang Tepat

Semua jenis kamera dapat digunakan untuk membidik GMC, asalkan kamera memiliki pengaturan lensa focal length. Selebihnya, seperti mode low light, ISO, dan lensa kamera tidak begitu penting.

Sebagai contoh, Nikon P9000 atau Sony RX10/RX100, yang merupakan kamera compact dapat digunakan untuk pemula. Bahkan asalkan punya teleskop, kamera ponsel dapat dipakai untuk membidik fenomena GMC.

Yang terpenting adalah, memahami momen, mulai dari tahap awal GMC hingga berakhir. Dengan prediksi momen yang tepat, foto yang dihasilkan dapat lebih sesuai harapan.

Pengaturan Kamera

Pertama-tama, atur kamera ke mode RAW untuk hasil fotonya dan gunakan ISO paling rendah (biasanya ISO 100 atau ISO 200). Jika menggunakan tripod, jangan lupa matikan mode "image stabilization".

Pegaturan aperture yang umum digunakan untuk mendapatkan wide-angle adalah f/5,6. Aplikasikan mode White Balance pada kamera.

Meskipun sudah menggunakan sediaan solar filter, matahari akan tetap terlihat sangat terang, karenanya pastikan auto-focuspada kamera bekerja dengan baik. Namun, untuk konsistensi lebih baik gunakan focus manual.

Berikut adalah contoh pengaturan shutter speed kamera saat membidik GMC, dengan kamera mode white balance, ISO 200, dan f/5.6.

  1. Fase puncak: 1/1000 per detik atau lebih cepat
  2. Fase sebagian: 1/500 - 1/250 per detik
  3. Fase cincin: 1/250 per detik
Memperhitungkan Bingkai Gambar

Space memberikan gambaran dalam membuat bingkai dalam format penuh (36 x 24 mm), yaitu dengan cara membagi panjang fokus lensa dengan 109.

Contoh, panjang fokus lensa 500mm akan menghasilkan gambar matahari 4,6 mm (5000:109). Lensa 2000mm akan emnghasilkan piringan matahari berdiameter 18,4 mm. Jika menggunakan lensa telefoto, teleconverter 2x dapat ditambahkan untuk meningkatkan efektivitas focal length, sedangkan dengan teleskop, penambahan lensa Barlow atau menggunakan teknik pencitraan lokal atau proyeksi lensa mata (eyepiece pojection) dapat diterapkan.

Baca juga artikel terkait GERHANA MATAHARI CINCIN atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra