Menuju konten utama
Hari Raya Kuningan 2023

Cara Membuat Tamiang Hari Raya Kuningan Khas Bali dan Maknanya

Hari Raya Kuningan 2023 bertepatan pada Sabtu (12/8) besok. Simak makna, fungsi, dan cara membuat tamiang kuningan khas Bali untuk merayakannya.

Cara Membuat Tamiang Hari Raya Kuningan Khas Bali dan Maknanya
Sesaji Hari Raya Kuningan Bali. foto/IStockphoto

tirto.id - Umat Hindu bakal segera merayakan Hari Raya Kuningan 2023 pada akhir pekan ini, atau bertepatan pada Sabtu besok, 12 Agustus 2023. Hari Raya Kuningan dirayakan 10 hari selepas Hari Raya Galungan.

Ketika Hari Raya Galungan dan Kuningan umat Hindu meyakini bahwa Sang Pencipta akan memberikan berkat kepada semua manusia di bumi. Oleh karenanya ketika hari raya ini tiba, seluruh umat Hindu termasuk di Bali akan menyambutnya dengan doa dan aneka persembahan.

Salah satu hal yang khas ketika perayaan Kuningan adalah pemasangan tamiang. Menurut tulisan ilmiah yang diterbitkan oleh Institut Seni Indonesia Denpasar, tamiang menjadi salah satu simbol perayaan Hari Raya Kuningan. Tamiang juga menjadi lambang kemenangan dharma melawan adharma.

Menurut penjelasan Kemenag Kabupaten Jembrana, tamiang menggambarkan perlindungan dan melambangkan perputaran roda alam. Tamiang juga dapat menjadi pengingat umat Hindu dan manusia pada umumnya tentang hukum alam.

Membuat Tamiang Khas Bali

Ketika Hari Raya Kuningan, masyarakat Hindu di Bali umumnya akan memasang tamiang yang khas di dalam rumah mereka masing-masing.

Tamiang khas Bali dibuat dengan cara membentuk jalinan janur (daun muda pohon kelapa) hingga berbentuk lingkaran. Bentuk tamiang secara umum adalah lingkaran, tapi dapat ditambah dengan variasi dan hiasan agar menarik.

Tamiang dibentuk melingkar, sebagai simbol perputaran roda. Variasi tamiang juga dapat ditambahkan hiasan kertas jagung di pinggirannya.

Hari Raya Kuningan Bali

Sesaji Hari Raya Kuningan Bali. foto/IStockphoto

Mengenai variasi lainnya, pinggiran sisi tamiang juga dapat dibentuk lancip untuk memberi kesan seperti duri.

Menambah hiasan tamiang dapat pula dilakukan di sisi tengahnya. Bentuk 2 lingkaran kertas dapat ditambahkan di tengah. Hiasan juga dapat berbentuk bunga mawar yang terbuat dari enau.

Sementara variasi di bagian belakang tamiang dapat diberi hiasan tulang janur yang kecil dan lentur. Struktur hiasan di bagian belakang tersebut juga dapat berfungsi sebagai tali untuk menggantung tamiang.

Ada pula pendamping tamiang yang berbentuk seperti jam pasir. Tamiang dengan desain ini dihias dengan kertas jagung, dan bagian bawahnya diberi hiasan mawar.

Jenis Tamiang dan Fungsinya

Secara garis besar ada 2 jenis tamiang yang digunakan untuk perayaan umat Hindu, yakni: tamiang hias dan tamiang upacara.

Tamiang hias cenderung memiliki lebih banyak variasi menarik. Tamiang ini umumnya digunakan untuk acara atau perayaan yang terkait pesta, seperti pernikahan, pesta keluarga, dan semacamnya.

Tamiang hias biasanya tidak bersisi porosan, dan digunakan untuk perayaan yang lebih umum. Tamiang jenis ini juga menggunakan lebih banyak hiasan bunga dan ornamen menarik. Warna tamiang hias juga lebih beragam.

Berikutnya tamiang upacara, sesuai namanya memang berfungsi untuk acara keagamaan, termasuk Hari Raya Kuningan.

Tamiang upacara memiliki desain yang lebih sederhana, baku, serta lebih menonjolkan simbol dan makna. Tamiang upacara berisi porosan yang melambangkan Ida Sang Hyang Widhi atau Sang Pencipta sebagai simbol Tri Murti.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA KUNINGAN 2023 atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Oryza Aditama