tirto.id - Prototipe menjadi salah satu pilihan pengganti skripsi untuk memenuhi tugas akhir mahasiswa yang disahkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbud Ristek) No 53 Tahun 2023 tentang Penjamin Mutu Pendidikan Tinggi
Prototipe dinilai sebagai salah satu metode yang tepat bagi mahasiswa untuk menunjukkan kompetensinya dalam suatu bidang yang bersifat teknis.
Dengan adanya pilihan prototipe, saat ini mahasiswa tingkat akhir tidak melulu harus mengerjakan karya tulis ilmiah alias skripsi untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari perguruan tinggi.
Prototipe dapat dikerjakan oleh mahasiswa secara individu atau berkelompok. Lalu kemudian dibimbing oleh dosen untuk mengerjakan prototipe sesuai tahapan yang berdasarkan tema yang diambil dari masing-masing disiplin ilmu.
Pengertian Prototipe dan Tujuannya
Prototipe adalah model asli atau terdahulu dari suatu produk, tujuan dibuat prototipe adalah untuk menguji dan mengembangkan produk menjadi bentuk yang lebih baik.
Prototipe didefinisikan oleh Michel Beaudouin-Lafon dan Wendy E. Mackay dalam studi mereka yang berjudul “Prototyping Tools and Techniques” sebagai representasi konkret dari sebagian atau seluruh sistem interaktif.
Prototipe adalah artefak yang nyata, bukan deskripsi abstrak yang membutuhkan interpretasi.
Desainer, manajer, pengembang, pelanggan, dan pengguna akhir, dapat menggunakan artefak ini untuk membayangkan dan merefleksikan sistem akhir.
Namun, perlu diingat bahwa prototipe dapat didefinisikan secara berbeda dalam masing-masing disiplin ilmu. Misalnya, sebuah prototipe arsitektur adalah model yang diperkecil dari bangunan akhir.
Cara seperti itu tidak mungkin untuk prototipe sistem interaktif karena perancang dapat membatasi jumlah informasi yang dapat ditangani prototipe, tetapi antarmuka yang sebenarnya harus disajikan pada skala penuh.
Lebih lanjut, Independent Technology Consultant Paul Kirvan menulis di laman Tech Target, prototipe adalah versi awal dari suatu produk yang menjadi dasar pengembangan versi selanjutnya.
Kata prototipe berasal dari bahasa Latin proto, yang berarti asli, dan typus, yang berarti bentuk atau model. Dalam konteks nonteknis, prototipe adalah contoh yang sangat representatif dari kategori tertentu.
Para insinyur dan pengembang produk sering kali membuat versi uji coba produk, layanan, atau perangkat baru ini sebelum merilisnya.
Prototipe bukanlah produk atau layanan akhir. Sebaliknya, prototipe menyediakan cara untuk menguji ide, memvalidasi proses operasional, dan mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan produk sebelum merilisnya ke publik.
Prototipe dapat dicolek, didorong, dilempar ke dinding, dan diuji coba. Jika lolos dari pengujian ini, maka produk tersebut memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk memuaskan pelanggan. Jika proses pembuatan prototipe menunjukkan adanya kekurangan, barang tersebut dapat dibuang.
Langkah Pembuatan Prototipe dan Bagiannya
Mahasiswa yang memilih prototipe sebagai tugas akhir perlu melalui sejumlah tahap untuk membangun prototipe, meliputi.
1. Analisis kebutuhan
Sebelum menentukan jenis prototipe yang akan dibangun, tahap paling awal adalah menganalisis kebutuhan pengguna terhadap produk secara rinci.
2. Desain awal
Setelah mengetahui kebutuhan, maka mahasiswa akan membuat desain awal berupa gambaran sederahana terkait sistem yang ingin dibuat. Lalu, desain awal ini kembali didiskusikan dengan pengguna.
3. Desain lanjutan
Setelah disepakati, maka desain awal yang masih berbentuk sederahan dikembangkan lagi menjadi desain yang lebih detail. Ini adalah desain yang akan digunakan untuk membangun prototipe.
4. Membangun prototipe
Prototipe dibangun dengan menggunankan desain lanjutan yang telah dibuat. Pada tahap membangun ini, mahasiswa memerlukan seluruh alat dan bahan yang lengkap agar prototipe dapat terwujud sesuai keinginan.
5. Evaluasi penggunaan awal
Setelah prototipe jadi, maka prototipe digunakan dengan cara mencobanya. Biasanya pada tahap ini prototipe akan dites fungsi dan ketahanannya. Pada evaluasi tahap awal ini biasanya akan ada kekurangan yang harus diperbaiki.
6. Revisi atau perbaikan
Setelah menemukan kelemahan dalam prototipe, hal yang dilakukan adalah memperbaiki dan mengembangkan kembali prototipe supaya dapat bekerja sesuai fungsinya.
Tahap evaluasi dan uji coba bisa jadi dilakukan dalam beberpa kali hingga tidak ada kesalahan dalam produk.
Hasil akhir
Prototipe akhir adalah prototipe yang telah melewati beberapa kali evaluasi dan uji coba. Mahasiswa sudah yakin bahwa prototipe yang dihasilkan sudah dapat diperlihatkan kepada dosen penguji.
Editor: Dhita Koesno