Menuju konten utama

Cara Mematikan Karier Cristian Gonzales

Meskipun masih sangat produktif di usia 40 tahun, akan tetapi karier Cristian Gonzales bisa saja dimatikan secara paksa. Bagaimana caranya?

Cara Mematikan Karier Cristian Gonzales
Pesepakbola Naturalisasi timnas Indonesia Christian Gonzales (kanan) bersama Firman Utina (kiri) merayakan gol pertama saat melawan Philipina. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

tirto.id - Fans Manchester United boleh-boleh saja menggaungkan nama Zlatan Ibrahimovic yang masih beringas di usia 35 tahun. Aremania seharusnya lebih berbangga hati karena Arema punya sosok bomber dengan umur setengah dekade lebih banyak dari Ibra dan tak kalah beringas. Siapa lagi kalau bukan Cristian Gonzales.

Kendati tampil di level kompetisi yang berbeda, tetapi Cristian Gonzales sejatinya tidak kalah dengan Ibrahimovic. Di usia 40 tahun, El Loco masih sanggup bermain penuh 90 menit dan menjadi tumpuan utama lini depan tim Singo Edan. Striker naturalisasi Indonesia kelahiran Uruguay ini tetap konsisten dalam urusan membobol gawang lawan.

Parade Gol El Loco

Bukti terbaru keganasan Cristian Gonzales tersaji pada Minggu, tanggal 5 Maret 2017 lalu, saat Arema menjamu Semen Padang dalam laga leg kedua semifinal Piala Presiden 2017 di Stadion Kanjuruhan Malang. Tak tanggung-tanggung, 5 gol diborongnya untuk membawa Arema melangkah ke final dengan kemenangan 5-2.

Kemenangan itu sungguh bermakna bagi seluruh elemen tim Singo Edan. Dibebani kekalahan 1-0 di Padang pada leg pertama, langkah Arema terancam kandas karena tertinggal 2 gol terlebih dulu di Kanjuruhan. Terlepas dari segala kontroversi yang terjadi, El Loco menunjukkan mentalitasnya dengan melesakkan gol demi demi gol balasan ke gawang Kabau Sirah.

Perkara memborong banyak gol bukan hal yang baru bagi El Loco. 11 tahun silam, Cristian Gonzales pernah pula menorehkan quintrick alias mencetak 5 gol dalam satu laga. Memperkuat Persik Kediri, ke-5 golnya menghabisi Persegi Gianyar dengan skor 7-1 di kompetisi Divisi Utama 2006 yang kala itu merupakan liga sepakbola kasta tertinggi di tanah air.

Urusan mencetak 4, 3, 2, apalagi 1 gol di sebuah pertandingan sudah menjadi makanan sehari-hari Cristian Gonzales. Maka tidak mengherankan apabila gelar top skor cukup akrab dengan dirinya, baik di ajang resmi maupun ketika tampil di turnamen ujicoba atau persahabatan.

Di Divisi Utama Liga Indonesia, ia menjadi pencetak gol terbanyak pada musim 2003/2004 bersama PSM Makassar. Hebatnya, itu adalah musim pertamanya di Indonesia setelah datang dari Uruguay. Prestasi serupa diulangi Cristian Gonzales pada musim 2005/2006 sekaligus mengantarkan Persik Kediri merengkuh gelar juara.

Pemilik nama lengkap Cristian Gerard Alfaro Gonzales ini juga menjadi top skor di edisi pertama kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang mulai digulirkan 2008. Hanya saja, saat itu ia meraih sepatu emas bersama dengan striker Persipura Jayapura, Boaz Solossa, karena mencatatkan jumlah gol yang sama, yakni 28 gol.

Infografik Cristian EL Loco Gonzales

Terancam Dipensiunkan

Meskipun sudah berusia tidak muda lagi untuk pesepakbola, apalagi sebagai seorang striker, tetapi Cristian Gonzales belum memikirkan opsi gantung sepatu. Ia masih sangat menikmati bekerja di atas lapangan. Dikutip dari Bola.com, El Loco pernah berkata:

“Saya masih mau main bola. Tetapi semua tergantung kepada Tuhan yang memberikan kekuatan kepada saya. Kemarin dan hari ini semangat saya selalu sama. Saya masih punya semangat seperti anak muda, dan motivasi inilah yang membuat saya merasa bugar setiap hari.”

Semangat dan spirit Cristian Gonzales boleh saja terus membara. Namun, ada hal-hal di luar kuasanya yang berpotensi mematikan paksa karier sang bomber di level sepakbola profesional.

Indikasi itu mulai terlihat dan justru merupakan buah karya “reformasi” PSSI. Ya, PSSI hasil kongres terbaru pimpinan Edy Rahmayadi berniat menerapkan pembatasan usia bagi pemain di kompetisi kasta tertinggi tahun ini, atau yang disebut-sebut bakal diberi nama Liga 1.

Wacananya, di Liga 1 2017 nanti, setiap klub diwajibkan minimal diperkuat oleh 5 pemain di bawah usia 23 tahun. Sebaliknya, pesepakbola dengan umur 35 tahun ke atas dilarang ikut-ikutan merumput, setiap klub hanya boleh memiliki 2 pemain di batas usia tersebut.

Satu dari dua kuota pemain senior tersebut tentunya menjadi milik Cristian Gonzales di Arema. Untuk musim ini, El Loco setidaknya bisa bernafas lega karena tetap bisa merumput dan memang sudah terbukti bahwa perannya di ujung taring Singo Edan sangat krusial.

Tentang Arema FC jelang kompetisi Liga 1 2017 baca: Berdaya-upaya "Memurnikan" Arema.

Tapi, Liga 1 musim berikutnya bukan tidak mungkin aturannya bakal lebih diperketat lagi. Artinya, belum ada jaminan Cristian Gonzales masih diperbolehkan tampil di kompetisi profesional tahun depan.

Diwajibkannya pesepakbola usia muda memang dibutuhkan demi kebaikan kompetisi dan tim nasional. Tapi, regulasi pembatasan umur pemain dinilai terlalu berlebihan. Di liga-liga papan atas dunia sulit ditemukan aturan semacam itu, dan barangkali Indonesia adalah satu-satunya yang menerapkannya.

Lantas, apa reaksi Cristian Gonzales? Tentunya El Loco sangat menyayangkan jika ketentuan itu benar-benar diberlakukan.

"Kalau pemain senior tidak usah dibatasi, nantinya juga berhenti sendiri karena mereka tahu batasan apakah masih sanggup bermain lagi atau tidak. Kasihan pemain yang masih bagus di lapangan jika harus dipaksa berhenti," kata El Loco seperti dilansir Ongisnade.

Sang istri sekaligus manajer Cristian Gonzales, Eva Nurida Siregar, juga sependapat, "Aturan seperti itu baru di Indonesia adanya. Padahal, masih banyak pemain senior yang punya prestasi. Cristian salah satunya. Ia sudah banyak berkorban untuk Indonesia dan klub."

PSSI memang tak serta-merta membatasi usia pemain tanpa solusi. Induk sepakbola Indonesia itu menawarkan kepada para pemain senior yang tak terpakai di kompetisi untuk melanjutkan karier sebagai pelatih atau wasit, dan berjanji memfasilitasinya.

Namun, PSSI diharapkan jangan mengabaikan hak asasi pemain bola dan mematikan paksa karier mereka. Cukup banyak pemain senior di Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sepakbola dan belum tentu mereka berminat atau berbakat menjadi pelatih atau wasit.

Seperti kata Cristian Gonzales, biar hukum alam yang menentukan karena si pemain sendiri yang paling tahu sampai di mana ia mampu bertahan. Dan, melihat konsistensinya selama ini, El Loco tampaknya masih sanggup menjalankan kodratnya sebagai predator hingga beberapa tahun ke depan.

Baca juga artikel terkait AREMA atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Olahraga
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya