tirto.id - Protokol kesehatan yang dijalankan secara konsisten dan tepat, disertai dengan strategi pencegahan yang tepat, dapat berpotensi memperlambat penyebaran COVID-19. Salah satu protokol kesehatan di era new normal yang harus diterapkan adalah menggunakan masker, baik masker kain maupun masker medis.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), masker kain tentunya berbeda dengan masker bedah ataupun respirator. Masker kain direkomendasikan karena dapat berfungsi sebagai penghalang untuk mencegah tetesan pernapasan saat batuk, bersin, dan berbicara.
Orang dewasa dan anak-anak wajib menggunakan masker. Namun, orang tua perlu memperhatikan kebutuhan masker untuk anak sesuai usai mereka.
Prosedur Penggunaan Masker Kain pada Anak
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan The United Nations Children's Fund (Unicef) pada laman WHO kebijakan nasional yang dianjurkan untuk penggunaan masker pada anak-anak berdasarkan usia, yaitu:
1. Anak usia di bawah 5 tahun
Seperti yang dilaporkan para ahli setelah diskusi dan konsultasi, anak-anak yang masih berusia di bawah 5 tahun dianjurkan untuk tidak mengenakan masker. Saran ini berdasar pada pertimbangan dengan pendekatan "tidak menyakiti":
- Usia di bawah 5 tahun merupakan awal dari momen perkembangan anak-anak.
- Anak masih dalam tahap penyesuaian pada sebuah peraturan.
- Perlu otonomi untuk dapat memakai masker dengan benar.
Anak pada usia di bawah 5 tetap perlu menjaga jarak minimal 1 meter dan rajin mencuci tangan. Pastikan anak menggunakan masker dengan benar dan untuk mencegah potensi bahaya terkait dengan pemakaian masker pada anak.
Anak-anak dengan gangguan kognitif atau pernapasan parah yang mengalami kesulitan untuk menggunakan masker, dalam keadaan apa pun, diharuskan memakainya.
2. Bagi anak usia 6-11 tahun
Untuk anak-anak berusia 6 hingga 11 tahun, pendekatan berbasis risiko harus diterapkan pada keputusan untuk menggunakan masker. Pendekatan ini harus mempertimbangkan:
- Intensitas penularan serta data penularan yang berasal dari anak dengan jarak usia tersebut di daerah tempat anak tinggal.
- Lingkup sosial serta budaya seperti, kepercayaan, adat istiadat, dan perilaku yang mempengaruhi masyarakat serta interaksi sosial, terutama yang mempengaruhi anak-anak.
- Kemampuan anak untuk mematuhi penggunaan masker dengan benar, serta adanya pengawasan yang tepat dari orang dewasa.
- Potensi pengaruh penggunaan masker pada pembelajaran dan perkembangan psikososial.
- Pertimbangan adanya orang berusia lanjut di rumah, kegiatan sekolah, selama kegiatan olahraga atau untuk anak-anak penyandang cacat atau dengan penyakit yang mendasari.
Usia ini dianjurkan agar lebih tertib untuk mengikuti pedoman WHO dalam penggunaan masker, seperti untuk orang dewasa.
Pertimbangan khusus sama dengan anak usia 6-11 tahun. Penggunaan masker perlu dipertimbangkan saat kegiatan olahraga atau pada anak-anak penyandang disabilitas.
4. Bagi anak dengan penyakit tertentu
Penyakit yang dipertimbangkan seperti, kanker atau kondisi kesehatan spesifik lainnya yang dapat menggaggu, tidak wajib untuk menggunakan masker.
Alternatif pelindung untuk pencegahan penyebaran COVID-19, yaitu face shield atau pelindung wajah. Amerika Serikat telah memberikan alternatif penggunaan face shield.
Tidak hanya negara tersebut, Australia merupakan negara yang merekomendasikan agar anak-anak memakai masker dan face shield.
Namun menurut WHO, penggunaan face shield masih memiliki kekurangan seperti, masuknya virus dari celah yang terbuka, silau, serta ketidaksempurnaan optik pada kaca mata.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dipna Videlia Putsanra