Menuju konten utama

Cara Facebook Kawal Pemilu 2019 di Indonesia

Kebijakan iklan Facebook di negara-negara yang menggelar pesta demokrasi tahun ini sudah diperketat sejak Januari lalu.

Cara Facebook Kawal Pemilu 2019 di Indonesia
Ilustrasi iklan Facebook. AP Photo/Jeff Chiu

tirto.id - Jelang Pemilu 2019, Facebook melarang iklan Pemilu yang dibeli dari luar Indonesia guna mencegah campur tangan asing dan menjaga integritas Pemilu di platformnya. Kebijakan baru ini mulai berlaku pada Senin (4/2/2019).

"Memerangi campur tangan asing adalah pilar utama dari pendekatan kami untuk menjaga integritas Pemilu di platform kami. Sebagai bagian dari komitmen ini, kami untuk sementara waktu menolak iklan pemilihan yang dibeli dari luar Indonesia sebelum pemilihan," demikian pernyataan Facebook dikutip Selasa (5/3).

Facebook mengaku dalam dua tahun terakhir telah bekerja untuk melindungi Pemilu di berbagai negara, di antaranya dengan menghapus akun palsu, mengurangi berita palsu, termasuk meningkatkan transparansi iklan.

Menurut AP, kebijakan baru Facebook ini juga untuk menghilangkan kekhawatiran bahwa platformnya digunakan sebagai media guna memanipulasi perilaku dalam memilih.

Facebook dan perusahaan internet lainnya, menghadapi peningkatan pengawasan terhadap cara menangani data pengguna pribadi termasuk penyalahgunaan platform mereka oleh kelompok yang mencoba mempengaruhi Pemilu.

Para kritikus mengatakan, kepentingan asing khususnya Rusia, menggunakan Facebook untuk memperoleh data pribadi dan menyebarkan iklan berbayar yang diduga telah mempengaruhi hasil Pilpres AS tahun 2016 dan referendum Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa.

Perusahaan yang juga memiliki Instagram dan Whatsapp ini mengatakan, platformnya menggunakan tindakan review otomatis dan review langsung oleh manusia (manual) untuk mengidentifikasi iklan Pemilu dari luar Indonesia. Dengan demikian, maka iklan-iklan itu tidak akan tampil.

Tak hanya itu, Facebook akan merespons lebih cepat tentang pengaduan hal-hal terkait Pemilu di platformnya. Facebook juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk fact-checking isu-isu penting terkait Pemilu.

Dikatakan juga, pembatasan ini berlaku untuk setiap iklan yang berasal dari pengiklan di luar negeri, “jika itu merujuk politisi atau partai politik atau upaya untuk memberikan suara.”

Perusahaan ini juga mengatakan, telah melarang iklan yang didanai asing untuk Pemilu di Nigeria pada bulan Februari dan Pemilu Ukraina yang akan berlangsung pada akhir bulan ini.

Untuk pemilihan Parlemen Eropa dan India mendatang, kebijakan pengiklan juga diperketat, misalnya transparasi anggaran iklan, target, dan demografi iklan, seperti usia, jenis kelamin, dan lokasi.

Sebelumnya, Facebook pada Januari lalu telah menyatakan akan memperketat kebijakan iklan di beberapa negara yang menggelar Pemilu pada tahun ini, termasuk di Indonesia, kendati waktu itu masih dipertimbangkan untuk diterapkan di Tanah Air.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya

tirto.id - Politik
Editor: Ibnu Azis