Menuju konten utama
Ramadhan 2021

Cara Aman Puasa Ramadhan Bagi Pasien Penyakit Kronis

Tips puasa aman bagi pasien penyakit kronis seperti sakit jantung dan sakit diabetes.

Cara Aman Puasa Ramadhan Bagi Pasien Penyakit Kronis
Ilustrasi. foto/istockphoto

tirto.id - Puasa di bulan Ramadan memiliki banyak manfaat kesehatan, tetapi bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan kronis tentu ini dapat menjadi tantangan tersendiri.

Bagi para pasien kronis yang tetap ingin menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan, maka wajib untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang bisa menangani penyakitnya.

Ahli kesehatan terkemuka dari Rumah Sakit Universitas Fakeeh di Dubai Dr Ahmed Hassoun mengatakan bahwa kondisi paling umum yang memerlukan perhatian adalah pasien diabetes.

"Pasien perlu memantau kadar gula darahnya dan menyesuaikan waktu pengobatan dengan benar, meminumnya sebelum atau sesudah puasa, berdasarkan kondisi spesifik mereka. Ini sangat penting karena sekitar 40 persen orang tidak terdiagnosis diabetes," katanya seperti dikutip dari Gulf News.

Sementara itu, Konsultan Kardiologi di Dubai Dr Khaldoun Taha juga menyarankan pentingnya kewaspadaan bagi pasien penyakit jantung, karena mereka perlu menjaga tekanan darah tetap terkendali.

"Penting juga untuk memastikan bahwa mereka terhidrasi dengan baik. Mereka harus minum antara satu setengah hingga dua liter air setiap hari, minum sepanjang malam," jelas dia.

Saat tiba waktunya berbuka puasa di waktu Magrib, biasanya makanan yang disajikan cenderung yang lezat dan manis dalam porsi besar, yang terkadang tinggi lemak, gula dan garam.

Karenanya, pasien penyakit kronis harus bisa mengatur santapan Ramadan dengan pola makan sehat yang teratur.

"Jangan menyerah pada keinginan makan. Puasa harus dimulai dengan kurma dan air daripada jus manis, diikuti dengan salad dan sup ringan untuk mengontrol rasa lapar dan menghindari makan berlebihan," terang Reshma Devjani, Ahli Diet klinis dari Rumah Sakit Universitas Fakeeh.

Hidangan buka puasa utama, kata dia, harus mengandung protein tanpa lemak dan beberapa biji-bijian termasuk kacang-kacangan, miju-miju, dan polong-polongan.

"Ini menyehatkan tubuh dengan serat dan menciptakan rasa kenyang yang berkepanjangan," imbuhnya.

Hassoun dan Reshma pun menekankan pentingnya berbuka puasa dengan kurma, karena kurma tidak hanya menyediakan gula sehat yang segera memberi energi pada tubuh, tetapi juga elektrolit, serat, dan nutrisi lain yang memberi tubuh nutrisi yang dibutuhkan setelah berjam-jam berpuasa.

Meskipun kurma juga baik untuk pasien diabetes, mereka tidak boleh makan dalam jumlah yang berlebihan. Salah satu hal yang sering dilupakan selama berpuasa adalah pentingnya mengonsumsi lemak sehat.

Ini diperlukan tidak hanya untuk membuat Anda kenyang, tetapi juga dalam meningkatkan nutrisi secara keseluruhan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis seperti diabetes dan penyakit jantung.

Ikan berminyak, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan alpukat adalah beberapa contoh lemak sehat.

Taha lalu menguraikan beberapa manfaat puasa bagi pasien jantung. Studi menunjukkan bahwa pasien jantung meningkatkan risiko vaskular mereka dengan berpuasa, dan pada akhir Ramadan, pasien juga dapat menunjukkan peningkatan pada kadar kolesterol LDL dan HDL mereka.

Sementara itu, Ahmed juga menyoroti manfaat puasa bagi para pasien diabetes. Ia menjelaskan bagaimana dapat membantu mengontrol gula darah, serta meningkatkan sensitivitas insulin, mengingat pasien mengakhiri puasa dengan makan sehat.

Bagi pecinta kuliner, yang ingin menjadi lebih sehat tetapi tidak ingin sepenuhnya menghentikan makanan apa pun, ada tips yang bisa dilakukan.

"Tidak ada makanan yang baik atau buruk, tetapi keseimbangan itu perlu. Cara mudah bagi orang untuk makan dalam porsi yang wajar adalah dengan menggunakan metode piring - setengah dari piring harus diisi dengan sayuran atau salad, seperempatnya. dengan protein tanpa lemak dan seperempat dengan biji-bijian. Ini bisa disertai dengan yogurt rendah lemak dan kira-kira satu cangkir buah," terang Reshma.

"Cara Anda makan sama pentingnya dengan apa yang Anda makan karena otak Anda memerlukan waktu 30 menit untuk mengetahui bahwa Anda benar-benar kenyang. Oleh karena itu, meluangkan waktu untuk makan dengan penuh perhatian adalah penting," tandas Reshma.

Reshma juga menyoroti peran aktivitas dalam gaya hidup sehat dan Ramadan sehat. Dia mendorong mereka yang berpuasa untuk menjaga aktivitas fisik secara teratur selama bulan suci.

Tentu saja ada persentase kecil pasien yang tidak bisa berpuasa dan Taha memperingatkan pasien untuk tidak mencoba menantang mereka berpuasa, dan harus mewaspadai tanda-tanda komplikasi kesehatan.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2021 atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH