Menuju konten utama

Cadangan Devisa Indonesia Anjlok US$2,1 Miliar per September 2019

Cadangan devisa Indonesia pada September 2019 mencapai 124,3 miliar dolar AS, atau turun 2,1 miliar dolar AS dari Agustus 2019 sebesar 126,4 miliar dolar AS.

Cadangan Devisa Indonesia Anjlok US$2,1 Miliar per September 2019
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat terbatas terkait strategi kebijakan memperkuat cadangan devisa di Kantor Presiden, Selasa (14/8/2018). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Bank Indonesia menyebutkan cadangan devisa Indonesia pada September 2019 mencapai 124,3 miliar dolar AS, atau turun 2,1 miliar dolar AS dari cadangan devisa per Agustus 2019 sebesar 126,4 miliar dolar AS.

Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan menjelaskan penurunan cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan berkurangnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia.

Meski begitu, sambungnya, BI memandang cadangan devisa tersebut tetap memadai dengan didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik.

“Kami menilai nilai cadangan devisa itu mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” kata Junanto dalam siaran persnya, Senin (7/10/2019).

Di sisi lain, posisi cadangan devisa tersebut juga setara dengan pembiayaan 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Capaian itu masih di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Pelemahan cadangan devisa juga tidak terlepas dengan kondisi ekonomi saat ini. Seperti diketahui, isu resesi ekonomi tengah ramai diperbincangkan. Perang dagang antara Cina dan AS yang belum mereda hingga krisis ekonomi yang tengah melanda di beberapa negara menjadi sejumlah faktor yang membuat isu itu kian mencuat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun tidak menampik adanya risiko resesi ekonomi global. Terlebih, menurut mantan pejabat Bank Dunia ini, geliat ekonomi global sampai dengan 2020 diproyeksikan masih akan melemah.

"Resesi itu merefleksikan perekonomian akan mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut dan beberapa negara yang cukup penting di dunia sudah memasuki [fase] kontraksi," tutur Sri Mulyani pada 21 Agustus yang lalu.

Pelemahan ekonomi global jelas mengkhawatirkan. Defisit transaksi berjalan berpotensi membengkak, dan cadangan devisa bakal menipis. Apabila cadangan devisa menipis, nilai tukar rupiah juga akan tertekan dan melemah.

Baca juga artikel terkait CADANGAN DEVISA atau tulisan lainnya dari Ringkang Gumiwang

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Ringkang Gumiwang
Penulis: Ringkang Gumiwang
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti