tirto.id - Lalu lintas yang padat di sekitar Bundaran Universitas Gadjah Mada kerap menyebabkan arus kendaraan terkunci. Kondisi itu membuat Forum Lalu Lintas Daerah Istimewa Yogyakarta memutuskan uji coba rekayasa lalu lintas di kawasan itu
“Tujuan rekayasa lalu lintas untuk meningkatkan kelancaran arus di ruas jalan ini. Uji coba dilakukan satu pekan, untuk kemudian dievaluasi sebagai bahan pertimbangan langkah berikutnya," kata Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas Dinas Perhubungan DIY Bagas Senoadji di Yogyakarta, Rabu (30/11/2016).
Menurut dia, kondisi lalu lintas di sekitar Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah sangat padat bahkan terkadang antrean kendaraan di lampu lalu lintas simpang empat Mirota Kampus mengular hingga Bundaran UGM.
Antrean kendaraan yang cukup panjang ke arah barat tersebut menyebabkan kendaraan dari selatan menuju ke utara tidak bisa bergerak, begitu pula dengan kendaraan dari utara ke selatan atau dari timur ke barat.
"Arus lalu lintas di Bundaran UGM menjadi terkunci. Tentunya dibutuhkan solusi, yaitu dengan rekayasa lalu lintas yang dilakukan saat ini," katanya.
Dalam rekayasa lalu lintas tersebut, kendaraan dari arah timur yang hendak menuju ke barat harus berbelok ke selatan baru kemudian melakukan putar balik di sekitar Homestay Indraloka atau Bengkel Tresno.
"Pada hari pertama uji coba, wajar jika banyak pengguna jalan yang belum tahu sehingga terkesan ada kepadatan lalu lintas. Namun, lama kelamaan, para pengguna jalan akan terbiasa dan bisa menyikapi perubahan ini," katanya seperti dilansir dari Antara.
Ia berharap, rekayasa lalu lintas yang diterapkan tersebut bisa mengurai kepadatan lalu lintas sehingga perbandingan antara volume kendaraan dengan kapasitas jalan bisa turun.
"Jika sebelumnya bisa dikatakan bahwa visi ratio jalan adalah satu, maka dengan rekayasa ini akan berkurang menjadi 0,6 hingga 0,7," katanya.
Bagas menyebut, rekayasa lalu lintas tersebut akan berjalan dengan baik apabila sudah tidak ada lagi kendaraan yang terparkir di bahu jalan. "Sudah ada rambu biku-biku dan penegakan aturan. Harapannya, warga tidak parkir di bahu jalan sehingga arus lalu lintas akan semakin lancar," katanya.
Rekayasa lalu lintas di Bundaran UGM rencananya tidak akan berhenti dengan mengalihkan titik putar balik kendaraan, tetapi juga mengubah arus lalu lintas menuju simpang Mirota Kampus menjadi satu arah ke barat.
"Itu rekayasa jangka panjang. Nanti, kami koordinasikan lagi karena masih ada taman sebagai median jalan yang harus dihilangkan," katanya.
Meskipun satu arah, namun khusus untuk angkutan umum masih diperbolehkan melaju dari barat ke timur.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari