tirto.id - Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan bersedia melakukan komunikasi secara langsung dengan koordinator KontraS, Haris Azhar, untuk menyelidiki dugaan keterlibatan pejabat di lembaga penegak hukum dalam bisnis narkoba di Indonesia.
"Saya akan berkomunikasi langsung dengan beliau manakala beliau memang mau begitu," kata Kepala BNN Budi Waseso ditemui di halaman Istana Kepresidenan, Jakarta pada Kamis (4/8/2016).
Menurut Budi, masalah penyalahgunaan narkoba menjadi masalah nasional bahkan internasional yang dapat merusak lembaga.
Budi menjelaskan keterlibatan pejabat lembaga negara dalam bisnis narkoba merupakan pengkhianatan yang melanggar kode etik lembaga.
Terkait penelusuran bukti atas pernyataan Haris di media sosial, BNN menilai hal itu bisa didapat dalam waktu singkat jika terdapat data yang akurat.
"Sampai hari ini kita memang belum bisa mendapatkan bukti otentik ya, secara otentik. Baru informasi. Tetapi kan informasi ini harus kita telusuri," jelas Budi.
Kepala BNN menemui Presiden Joko Widodo pada Kamis sekitar pukul 13.30 WIB membahas isu terkini pemberantasan narkoba.
"Presiden inginkan ini ditindaklanjuti oleh BNN, Polri, dan TNI. Anggap ini suatu informasi yang harus didalami dan dibuktikan," kata Budi terkait tanggapan Kepala Negara.
Dia juga membahas tentang kerja sama BNN dengan negara-negara ASEAN untuk kesepakatan interdiksi.
Sebelumnya, Haris menyebarkan tulisan berjudul "Cerita Busuk dari Seorang Bandit: Kesaksian bertemu Freddy Budiman di Lapas Nusa Kambangan (2014)".
Pernyataan yang telah menyebar melalui media sosial tersebut menceritakan pertemuan Haris dengan gembong narkoba Freddy Budiman yang mengaku memberikan uang ratusan miliar rupiah kepada penegak hukum di Indonesia.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari