Menuju konten utama

BPS Proyeksi Permintaan Ekspor Batu Bara RI Turun, Ini Pemicunya

BPS memproyeksikan permintaan ekspor komoditas unggulan batu bara Indonesia di pasar global akan mengalami penurunan.

BPS Proyeksi Permintaan Ekspor Batu Bara RI Turun, Ini Pemicunya
Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan permintaan ekspor komoditas unggulan batu bara Indonesia di pasar global akan mengalami penurunan. Hal ini akibat kebijakan China yang membuka kembali keran batu bara dari Australia.

Deputi bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan, selain kebijakan China penurunan permintaan akibat India tengah memacu produksi batu bara untuk memenuhi kebutuhan domestik.

“Kedua hal ini berpotensi mengurangi pangsa batu bara dari Indonesia,” ujarnya dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Rabu (15/2/2023).

Selama Januari 2023, harga beberapa komoditas unggulan terutama batu bara dan gas alam tercatat mengalami penurunan secara month to month atau bulanan. Dia merinci untuk batu bara tercatat 318 dolar AS per metrik ton dan gas alam berada di 3,3 dolar AS per MMBTU.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi beberapa negara mitra dagang utama pada 2023 seperti Amerika Serikat (AS), India, dan Korea Selatan diproyeksikan akan lebih rendah dari 2022.

Tercatat, proyeksi pertumbuhan ekonomi AS 2023 sebesar 1,4 persen atau turun 0,6 persen dari 2022. Pertumbuhan ekonomi India juga diproyeksikan menurun pada 2023 sebesar 0,7 persen dari 6,8 persen menjadi 6,1 persen.

Hal serupa terjadi untuk Korea Selatan yang pertumbuhan ekonominya diproyeksikan turun dari 2,6 persen (2022) menjadi 1,7 persen (2023).

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi mitra dagang lainnya seperti China dan Jepang diproyeksikan tumbuh lebih tinggi dari 2022, masing-masing 5,2 persen dan 1,8 persen.

“Kinerja ekonomi mitra dagang akan berpengaruh terhadap permintaan komoditas unggulan ekspor Indonesia,” pungkasnya.

Untuk diketahui, nilai ekspor di Januari 2023 mencapai 22,31 miliar dolar AS secara bulanan. Posisi ini turun 6,36 persen dibandingkan periode Desember 2022 sebelumnya yang mencapai 23,83 persen.

Nilai ekspor sebesar 22,31 miliar dolar AS tersebut terdiri dari migas mencapai 1,49 miliar dolar AS. Sementara ekspor nonmigas tercatat 20,83 miliar dolar AS.

Ekspor migas mengalami peningkatan 0,98 persen dibandingkan Desember 2022 yang hanya 1,47 miliar dolar AS. Sementara ekspor nonmigas sebaliknya turun minus 6,84 persen dari Desember sebelumnya yang tercatat di 22,36 miliar dolar AS.

Baca juga artikel terkait EKSPOR BATU BARA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin