Menuju konten utama

BPS Catat Deflasi 0,02 Persen di Maret 2017

Apabila dibandingkan dengan Maret 2015 dan Maret 2016 pun, masing-masingnya malah mengalami inflasi sebesar 0,19 persen dan 0,17 persen.

BPS Catat Deflasi 0,02 Persen di Maret 2017
Badan Pusat Statistik melaporkan pada februari 2016 terjadi deflasi sebesar 0,09 persen yang didorong stabilnya harga bahan kebutuhan pokok dan harga barang lainnya. Antara foto/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan turunnya tingkat harga (deflasi) pada Maret 2017 terjadi sebesar 0,02 persen. Adapun pencatatan deflasi ini terbilang di luar dugaan, karena pada Februari 2017 yang tercatat adalah inflasi sebesar 0,23 persen, sementara laju inflasi secara tahun berjalan (year to date) sebesar 1,19 persen dan 3,61 persen secara tahunan (year on year).

Apabila dibandingkan dengan Maret 2015 dan Maret 2016 pun, masing-masingnya malah mengalami inflasi sebesar 0,19 persen dan 0,17 persen. “Bank Indonesia (BI) dan ekonom memperkirakan inflasi rendah,” kata Ketua BPS Suhariyanto di kantornya, Senin (03/4/2017).

BPS mencatat adanya sejumlah faktor yang mempengaruhi terjadinya deflasi. “Deflasi terjadi di bahan makanan minus 0,66 persen dan di kelompok transportasi, komunikasi, serta jasa keuangan minus 0,13 persen. Sedangkan pada kelompok lain mengalami inflasi,” kata Suhariyanto.

“Bahan pangan terjadi deflasi Maret 0,06 persen, andilnya kepada data Maret minus 0,14 persen. Ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, yakni cabai merah (0,08 persen), beras (0,03 persen), ikan segar (0,02 persen), telur ayam (0,02 persen), dan bawang putih (0,01 persen),” ujar Suhariyanto.

Sementara itu, bahan-bahan pangan yang mengalami inflasi, di antaranya bawang merah dan minyak goreng.

Masih dalam kesempatan yang sama, Suhariyanto pun memaparkan kelompok-kelompok lain penyumbang inflasi. Setidaknya ada lima kelompok lain yang disebutkan memberi andil terhadap inflasi, yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,31 persen), kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,30 persen), kelompok kesehatan (0,21 persen), kelompok sandang (0,18 persen), serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,08 persen).

Sebelumnya, sejumlah ekonom telah memprediksi inflasi akan terjadi pada Maret 2017. Salah satu faktor yang diproyeksikan kembali memberikan andil inflasi adalah kenaikan tarif listrik sebagai bagian dari variabel harga yang diatur pemerintah.

Menanggapi deflasi yang terjadi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan turunnya daya beli masyarakat bukanlah faktor penyebab. “Apa hubungannya?” kata Darmin di Kementerian Keuangan, Senin (3/4).

Menurut Darmin, beberapa komoditas pangan telah memasuki musim panen pada bulan lalu. Sehingga tidaklah mengherankan apabila harga bahan pangan secara umum turun.

Adapun dari sebanyak 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang disurvei BPS, sebanyak 49 kota mengalami deflasi. Kota dengan deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan, Belitung dengan besaran minus 1,49 persen. Sedangkan kota dengan deflasi terendah terjadi di Padang, Sumatera Barat, dan Purwokerto, Jawa Tengah, dengan besaran minus 0,01 persen.

Baca juga artikel terkait INFLASI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto