Menuju konten utama

BPJS Ketenagakerjaan Tembus 22,6 Juta Orang Peserta

Menutup tahun 2016, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan melaporkan telah berhasil menarik minat kepesertaan aktif hingga 22,6 juta orang atau 103 persen dari target 2016

BPJS Ketenagakerjaan Tembus 22,6 Juta Orang Peserta
Petugas mencocokan data warga peserta BPJS di kantor pelayanan BPJS Kesehatan Kota Depok, Jawa Barat, Senin (28/11). Menurut Kepala BPJS Kota Depok Nurifansyah, target kepesertaan BPJS Kesehatan di Kota Depok hingga periode Oktober 2016 mencapai 1,03 juta jiwa atau 64 persen dari total 1,6 juta jiwa jumlah penduduk di Kota Depok, sementara secara nasional jumlah peserta BPJS Kesehatan telah mencapai 170 juta jiwa. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso.

tirto.id - Menutup tahun 2016, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan melaporkan telah berhasil menarik minat kepesertaan aktif hingga 22,6 juta orang atau 103 persen dari target 2016. Dengan demikian, kepesertaan program jaminan pensiun telah mencapai 9 juta orang sejak diluncurkan Juli 2015.

"Menutup tahun 2016 kemarin, dari 48 juta peserta yang teregistrasi," ujar Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto usai menyampaikan kuliah umum pembekalan wisudawan program Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu, (18/1/2017) seperti dikutip dari Antara.

Kepesertaan sektor bukan penerima upah (BPU) atau informal meningkat signifikan sebanyak 378 persen dibandingkan tahun sebelumnya atau mencapai 1,37 juta peserta. Pencapaian kepesertaan BPU ini juga melebihi target yang ditetapkan untuk tahun 2016 atau mencapai 226 persen.

Agus juga menjelaskan dari sisi pembayaran manfaat pada tahun 2016, BPJS Ketenagakerjaan juga dapat memberikan pelayanan yang optimal dengan besaran klaim masih di bawah yang ditargetkan.

"Klaim yang dibayarkan pada Desember 2016 mencapai Rp20,06 triliun atau 77 persen dari estimasi,” ucap Agus.

Klaim terbesar berasal dari Jaminan Hari Tua (JHT) yang mencapai Rp18,6 triliun dari 2,2 juta kasus sebagai dampak regulasi yang membuka peluang pencairan karena pemutusan hubungan kerja.

"Namun secara keseluruhan claim ratio kami masih sangat terkendali," kata Agus.

Dia menyatakan pencapaian (unaudit) melebihi target itu berkat kerja keras seluruh insan BPJS-TK yang didukung berbagai pihak termasuk kementerian dan lembaga terkait.

Baca juga artikel terkait BPJS KETENAGAKERJAAN atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Bisnis
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh