tirto.id - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menilai jumlah peserta yang menunggak iuran dari tahun ke tahun cenderung menurun.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, di Jakarta, Selasa (7/11/2017). Menurut Agus, tren penurunan tersebut terjadi karena tingkat kepatuhan dan kesadaran para pengusaha dalam membayar iuran sudah semakin baik.
Kendati tidak menyebutkan angka pastinya per tahun ini, namun Agus mengklaim kalau peserta yang menunggak tidak lebih dari 30 persen dari jumlah keseluruhan. Berdasarkan informasi yang disebutkan Agus, banyaknya peserta BPJS Ketenagakerjaan sampai saat ini mencapai 24,3 juta.
“Kami belum tahu datanya, tapi kira-kira yang menunggak antara 20-30 persen. Penyelesaiannya yaitu akan kami tagih terus, dan kami juga bekerjasama dengan kejaksaan,” kata Agus, Selasa sore.
Agus menjelaskan kalau kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan pihak kejaksaan itu bertujuan untuk mengingatkan beberapa perusahaan yang masih menunggak iuran.
Meski begitu, Agus tidak merinci lebih detail strategi yang ditempuh dalam mengingatkan para peserta. “Karena sebetulnya mereka ada kewajiban kan. Untuk toleransi keterlambatannya sendiri satu bulan,” ucap Agus.
Selain terus mengejar para peserta yang masih belum memenuhi kewajibannya, Agus turut menyebutkan kalau kemudahan akses dalam membayar iuran juga mendorong terjadinya peningkatan kepatuhan dan kesadaran.
“Kami memperluas kanal-kanal pembayaran. Kita bekerjasama dengan bank, dan juga dengan beberapa kanal startup (perusahaan perintis). Sekarang pembayaran BPJS Ketenagakerjaan bisa melalui Indomaret maupun Alfamart,” kata dia.
Masih dalam kesempatan yang sama, Agus turut menyampaikan kalau BPJS Ketenagakerjaan sudah dipastikan bakal memperluas jaringannya.
Menurut Agus, untuk bisa mengakomodasi pembayaran iuran masyarakat pekerja di seluruh Indonesia, mereka memerlukan sinergi dengan sejumlah pihak, baik dari kalangan swasta maupun pemerintahan sendiri.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Abdul Aziz