tirto.id - Kepala UPT Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI, Muhammad Ridwan menyatakan hingga kini lembaganya belum menerima laporan terkait kekeringan di wilayah Jakarta.
"Antisipasi kekeringan atau hari tanpa hujan di Jakarta, BPBD saat ini melakukan monitoring ke wilayah, istilahnya mencari informasi apakah ada dampak dari kemarau. Tapi sampai hari ini belum ada laporan," kata Ridwan, di Jakarta pada Selasa (9/7/2019).
Namun, dia mengimbau jika memang ada akibat dari kemarau, seperti kekeringan atau kelangkaan air, masyarakat melaporkannya melalui sambungan telepon ke Siaga Jakarta di 112 sebagai BPBD Call Centre.
"Nanti kita akan dikoordinasikan ke semua dinas terkait. Kami juga sudah memantau Palyja, Aetra, Dinas Tata Air, untuk memantau semua ketersediaan air. Dan alhamdulillah, belum ada dampak," kata Ridwan.
Dia menjelaskan, berdasarkan data dari BMKG, ada kategorisasi terhadap minimnya curah hujan. Pertama, ada hari tanpa hujan. Kedua, ada hari hujan yang sangat pendek.
"Itu durasi 1 sampai 5 hari, karena mulainya kemarau ini maju. Biasanya di bulan April, sekarang di bulan akhir Mei. Kategori sangat pendek ini tidak ada di Jakarta," ujar Ridwan.
"Adanya kategori menengah, yaitu sekitar 11 sampai 20 hari tidak hujan. Itu ada di Cengkareng, Ciganjur, Halim, Karet, Kedoya Selatan, Lebak Bulus, Manggarai, Pasar Minggu Pesanggrahan, Cideng, dan Ragunan," tambah dia.
Ridwan menambahkan wilayah dengan kategori Hari Tanpa Hujan kategori berat, yakni selama 21-30 hari juga terdapat di Jakarta.
"Itu ada di Kembangan, Pakubuwono, Pulogadung, Setiabudi, Tanjung Priok, Sunter, Tanjungan, Teluk Gong, Tomang Barat, dan Waduk Melati," ujar Ridwan.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Addi M Idhom