Menuju konten utama

Bom Bunuh Diri di Somalia Tewaskan 37 Orang, Siapa Pelakunya?

Informasi mengenai serangan bom bunuh diri di Pantai Lido, Mogadishu, Somalia yang menewaskan 37 warga sipil dan melukai 212 lainnya.

Bom Bunuh Diri di Somalia Tewaskan 37 Orang, Siapa Pelakunya?
Orang-orang membawa mayat seorang wanita tak dikenal yang tewas dalam ledakan yang terjadi saat orang-orang sedang berenang di pantai Lido di Mogadishu, Somalia, Sabtu (3/8/2024). REUTERS/Feisal Omar

tirto.id - Bom bunuh diri diikuti penembakan terjadi di sebuah restoran pantai Lido yang populer di ibu kota Somalia, Mogadishu pada Jumat (2/8/2024) malam waktu setempat.

Menurut data dari Reuters yang dikutip Minggu (4/8/2024) pukul 11.40 WIB, peristiwa ini menyebabkan 37 warga sipil tewas dan 212 lainnya luka-luka.

Pemerintah Somalia menuduh kelompok militan Islam Al-Shabab berada di balik serangan ini.

Menteri Kesehatan Somalia Ali Haji mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa 11 dari 212 orang yang terluka berada dalam kondisi kritis.

Ini adalah serangan paling mematikan di Somalia sejak dua bom mobil meledak di dekat persimpangan pasar yang ramai pada Oktober 2022, menewaskan sedikitnya 100 orang dan melukai 300 lainnya.

Selain warga sipil, seorang tentara juga tewas dalam serangan itu. Ada 5 orang pelaku yang diduga terlibat dalam serangan. Salah satu pelaku meledakkan dirinya sendiri sementara tiga lainnya tewas oleh pasukan keamanan, dan satu orang ditangkap hidup-hidup.

Kronologi Bom Bunuh Diri di Somalia

Belum ada kelompok manapun yang mengklaim mereka melakukan serangan ini. Meski demikian, Pemerintah Somalia menduga Al-Shabab yang terkait dengan Al-Qaeda adalah pelakunya.

Sebelumnya, mereka telah mengklaim melakukan serangan serupa di masa lalu, termasuk ledakan bom mobil pada tahun 2022.

Hassan Farah, seorang penyintas, menggambarkan keterkejutan saat ledakan itu menghancurkan malam yang indah.

"Saya sedang berada di restoran sambil menyeruput kopi dan mengobrol dengan teman-teman ketika saya melihat seorang pria besar berlari, sedetik kemudian ada sesuatu seperti kilat dan ledakan besar," katanya kepada Reuters.

"Kami diselimuti asap. Di dalam dan di luar restoran banyak orang tergeletak di lantai sementara yang lain berdarah dan menangis," ujarnya.

Pada Sabtu pagi, pantai dipenuhi dengan sandal dan sepatu yang ditinggalkan oleh orang-orang saat mereka melarikan diri dari tempat kejadian.

Presiden Hassan Sheikh Mohamud dan Perdana Menteri Hamza Abdi Barre bertemu dengan badan keamanan setelah serangan itu dan menyusun rencana untuk memperkuat keamanan kota, kata kantor presiden dalam sebuah posting di X.

"Pemerintah bertekad untuk melenyapkan teroris. Teroris ingin menakut-nakuti warga sipil. Biarkan warga sipil melaporkan teroris yang bersembunyi di antara mereka," demikian tertulis dalam twit tersebut.

Siapa Kelompok Al-Shabab?

Wilayah Pantai Lido sebelumnya telah menjadi sasaran militan yang bersekutu dengan Al-Shabab. Serangan terbaru tahun lalu menewaskan sembilan orang.

Dalam serangan lainnya, media pemerintah melaporkan bahwa tujuh orang tewas setelah sebuah kendaraan penumpang menabrak bom pinggir jalan sekitar 40 kilometer (25 mil) dari ibu kota.

Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud tahun lalu mengumumkan "perang total" terhadap militan saat negara itu mulai mengambil alih keamanannya sendiri.

Al-Shabab masih menguasai sebagian wilayah Somalia selatan dan tengah dan terus melakukan serangan di Mogadishu dan wilayah lain sambil memeras jutaan dolar setahun dari penduduk dan bisnis dalam upayanya untuk menegakkan negara Islam.

Jaringan teroris yang terkait dengan Al-Qaeda ini telah melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah federal selama lebih dari 17 tahun.

Meskipun kelompok itu dikalahkan oleh pasukan Somalia dan Ethiopia pada tahun 2007, Al-Shabab melanjutkan pemberontakannya yang brutal di Somalia selatan dan tengah.

Kelompok itu telah melakukan kontrol atas lokasi-lokasi strategis di daerah-daerah tersebut dengan merekrut, terkadang secara paksa, sub-klan regional dan milisi mereka, menggunakan perang gerilya dan taktik teroris terhadap Pemerintah Federal Somalia (FGS), pasukan penjaga perdamaian Misi Uni Afrika di Somalia (AMISOM), dan organisasi-organisasi bantuan nonpemerintah.

Sejak 2011, tekanan dari AMISOM dan pasukan Ethiopia telah banyak melemahkan kendali Al-Shabab, terutama di Mogadishu tetapi juga di wilayah-wilayah penting lainnya di negara itu, dan konflik di antara para pemimpin senior telah memperburuk keretakan dalam kelompok tersebut.

Pada tahun 2013, persaingan al-Shabaab memuncak dalam pembersihan besar-besaran terhadap para penentang pemimpin kelompok yang kini telah meninggal, Ahmed Abdi Aw-Mohamed.

Al-Shabab telah mengklaim bertanggung jawab atas banyak pengeboman—termasuk berbagai jenis serangan bunuh diri di Mogadishu dan di Somalia tengah dan utara, yang biasanya menargetkan pejabat pemerintah Somalia, AMISOM, dan sekutu FGS.

Baca juga artikel terkait SOMALIA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Yantina Debora