Menuju konten utama

BNPT Utamakan Pencegahan dalam Penanganan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme lebih mengedepankan pencegahan dalam penanganan terorisme di Indonesia. Sebab penyebaran ideologi radikal yang memperbolehkan aksi kekerasan tidak akan berkembang apabila dapat dicegah secara dini.

BNPT Utamakan Pencegahan dalam Penanganan Terorisme
Tito Karnavian mengucapkan sumpah jabatan sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/3). ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) lebih mengedepankan pencegahan dalam penanganan terorisme di Indonesia. Sebab penyebaran ideologi radikal yang memperbolehkan aksi kekerasan tidak akan berkembang apabila dapat dicegah secara dini.

Hal tersebut diungkapkan Kepala BNPT Komjen Pol Tito Karnavian. Karena itu, pihaknya akan mengutamakan pencegahan dibandingkan penangkapan dan penahanan pelakunya.

“Penanganan terorisme sangat penting, bagaimana mencegah agar ideologi kelompok radikal yang membolehkan aksi kekerasan tidak berkembang di Indonesia,” ujarnya di sela membuka acara 'Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS Untuk Kalangan Imam Masjid dan Dai Muda se-Jateng', di Solo, Kamis (31/3/2016).

Tito dalam kesempatan tersebut mengatakan kelompok radikal terorisme jika tidak dicegah akan mengacam persatuan dan kesatuan bangsa, sekaligus juga menjadi kasus kejahatan kriminal. Hal ini, lanjut dia, karena mereka melakukan pembunuhan, pengrusakan dan lain lain.

“Hal ini tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan Islamiah,” kata mantan Kapolda Metro Jaya tersebut.

Oleh karena itu, pihaknya berharap dengan adanya dai-dai muda, dan imam masjid yang berada di garis depan atau berhadapan langsung dengan masyarakat setiap hari dapat membantu terpanggil serta satu misi agar mampu menangkal perkembangan ideologi radikal itu.

Menurut Tito, dari catatannya daerah yang dinilai dapat dikembangkan kelompok radikal terorisme selain Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Lampung.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM ) Ali Mustafa Yaqub mengatakan kegiatan dialog tersebut sangat diperlukan agar semangat menjaga keuntuhan NKRI dapat terjaga dan jauh dari aksi teror yang berkembang seperti saat ini.

Hal yang sama juga disampaikan Dadang Hendrayudha. Menurut dia, selaku ketua panitia pengelenggaran dialog dari BNPT pihaknya terus bergerak melakukan sosialisasi dan dialog dengan berbagai lapisan masyarakat termasuk IPIM dan dai se-Jawa Tengah tersebut dalam rangka membendung penyebaran paham radikal terorisme di Indonesia.

Pihaknya menggandeng IPIM dan dai tersebut diharapkan mampu menghadirkan pengetahuan agama Islam yang sangat penting untuk mencegah masuknya paham tradikal terorisme dan ISIS.

Menurut dia, imam masjid dapat berinteraksi dengan jamaah sekurangnya lima kali dalam sehari, dan bisa memberikan pencerahan kepada umatnya sehingga harus dibekali pengetahuan terkini tentang paham-paham yang bersifat kekerasan yang dilakuikan oleh kelompok teroris ISIS.

“Imam masjid fungsi lain akan menyampaikan Islam yang ramah dan bukan kekerasan sehingga wajah akan selalu baik dan jauh dari sifat radikalime, anarkis, dan jaringan terorisme,” kata dia. (ANT)

Baca juga artikel terkait BNPT atau tulisan lainnya

Reporter: Abdul Aziz