tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan lembaga pemerintahan lainnya dan juga relawan akan berkunjung ke-584 desa untuk memeriksa mitigasi bencana terutama pengadaan sirine peringatan tsunami.
Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Detana) 2019 rencananya akan menyasar Pulau Jawa yang berpotensi mengalami tsunami dimulai sejak Jumat (12/7/2019).
"Apakah di setiap desa ada tempat evakuasi, sudah adakah jalur evakuasi, sudah adakah rambu-rambu evakuasi yang ada di sana," kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Lilik Kurniawan di kantor BNPB, Pramuka, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2019).
Terutama, kata dia, daerah-daerah yang ada di selatan Jawa yang menjadi tempat wisata. Menurut dia, perlu diberikan edukasi kepada para wisatawan terkait bahaya bencana tsunami.
Selama ini, kata dia, ada lebih dari 90 persen dari sekian banyak korban yang meninggal saat tsunami merupakan wisatawan lokal.
"Sehingga perlu kami menyampaikan kepada mereka. Kalau tsunami datang di suatu tempat, mereka harus memahami betul apa itu ancaman bencana. Sehingga kalau terjadi sesuatu di sana, mereka tahu cara mengevakuasi," ujar dia.
Selain ke lokasi wisata, ia bersama para relawan juga akan mengedukasi ke sekolah-sekolah yang daerahnya rawan terhadap bencana tsunami.
Saat ini, iia telah melakukan identifikasi dan menemukan lebih dari 200 sekolah yang berada di daerah rawan tsunami.
Kemudian, BNPB bersama relawan lainnya juga akan mengedukasi di rumah-rumah ibadah, puskesmas, pasar, dan beberapa daerah lainnya yang rawan terhadap tsunami.
"Kemudian tugas kementerian lembaga yang nanti akan ikut, akan meningkatkan kapasitas aparat desa di sana, mereka akan membentuk desa tangguh bencana," ucap dia.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali