tirto.id - Kepala Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengimbau kepada para pihak yang ingin membantu korban gempa di Sulawesi Tengah agar tidak memberikan susu bayi.
“Jangan memberikan susu bayi bagi bantuan kepada korban bencana. Karena air bersih di pengungsian terbatas. Alat untuk mensterilkan botol dan dot juga sulit,” kata dia di kantornya, Minggu (7/10/2018).
Tinggi potensi bagi bayi untuk mengalami diare, tambah Sutopo, karena keterbatasan alat dan air bersih. Efeknya, bayi akan dehidrasi dan bisa menjadi korban. Selain itu, sudah ada kebijakan dari BNPB, Kementerian Kesehatan dan UNICEF dalam penanganan bencana darurat melarang pemberian susu bayi.
Kemudian, Sutopo mengatakan untuk subklaster bantuan kesehatan lingkungan yang berada di lokasi bencana, sudah melakukan disinfeksi, survei kebutuhan air bersih, mendistribusikan kantong sampah domestik, membangun dapur umum dan pendistribusian logistik bagi puskesmas
Dalam layanan kesehatan, Sutopo menuturkan, ada yang bersifat statis seperti rumah sakit dan puskesmas. “Artinya melayani masyarakat langsung di tempat,” jelas dia. Ada juga yang bersifat mobile atau berkeliling ke titik-titik pengungsi berkumpul.
Berdasarkan data BNPB per 7 Oktober, pukul 13.00 WIB, ada 1.763 orang meninggal dunia. Rinciannya, 159 orang di Donggala, 1.519 orang di Kota Palu, 69 orang di Sigi, 15 Orang di Parigi Moutong, dan satu orang di Pasangkayu. Selain itu, ada 62.359 pengungsi yang tersebar di 147 titik.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Yandri Daniel Damaledo