tirto.id -
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan saat ini pemerintah juga telah memberikan bantuan kepada keluarga korban.
"Dari 77 yang sudah diidentifikasi, 55 korban sudah diberikan santunan dari pemerintah sebesar 15 juta yang diberikan kepada ahli warisnya," kata Sutopo, di Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (29/3/2019).
Alasan pemerintah belum memberikan santunan kepada seluruh korban yang telah diidentifikasi, kata Sutopo lantaran beberapa diantaranya merupakan perantau yang jauh dari keluarga.
"Namun banyak yang ternyata pendatang yang mana ternyata bukan penduduk dari Sentani. Jadi agak sulit mencari informasinya," kata Sutopo.
Sutopo juga menjelaskan, berdasarkan data terakhir, belum ditemukan lagi korban lainnya.
Hingga saat ini, pengungsian pun masih penuh akibat belum pulihnya kondisi pemukiman.
BNPB mencatat, atas kejadian tersebut sebanyak 112 orang meninggal dunia, 82 orang belum ditemukan, 917 orang luka-luka, dan 2.095 kepala keluarga atau 8.008 orang tengah mengungsi.
"Saat ini masalah terbesar adalah air, karena longsor airnya tercemar dan tidak bisa dikonsumsi," tutur Sutopo.
Meskipun dalam kondisi seperti itu, Sutopo menuturkan saat ini Sentani sudah mulai bangkit.
Bahkan status darurat sudah dihentikan. Namun, masih membutuhkan bantuan logistik berupa pangan dan kebutuhan pokok sehari-hari.
"Tanggap darurat kelar 29 Maret, habis itu transisi dari darurat ke pemulihan selama satu sampai tiga bulan," pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari