tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 34 rumah di Kabupaten Karangasem, Bali, rusak akibat gempa dengan magnitudo (M) 5,2. Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan puluhan rumah rusak itu tersebar di Kecamatan Kubu, Manggis, Karangasem, Rendang dan Bebandem.
"BPBD Kabupaten Karangasem memutakhirkan data dampak gempa bumi magnitudo (M) 5,2 per Rabu pukul 06.00 WIB, sebanyak 34 rumah warga mengalami kerusakan yang dipicu fenomena geologi pada Selasa kemarin," kata Muhari dalam keterangan tertulis, Rabu (14/12/2022).
Selain kerusakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem juga melaporkan dua warga mengalami luka-luka akibat gempa.
"Salah satu korban luka-luka akibat terkena air panas karena panik saat gempa. Kedua warga tersebut telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem," ujar Muhari.
Hingga hari ini, petugas BPBD Karangasem masih melakukan pendataan dan pemantauan di lokasi terdampak.
Gempa susulan termonitor sebanyak 21 kali dengan magnitudo terbesar 4,5. Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi ini akibat aktivitas sesar naik Flores atau Flores Back Arc Thurst. Dilihat dari analisis mekanisme sumber gempanya, terjadi mekanisme pergerakan naik.
Guncangan gempa yang dirasakan warga Karangasem juga dirasakan warga di kabupaten lain, bahkan hingga Nusa Tenggara Barat. BMKG merilis intensitas kekuatan gempa dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) di wilayah Karangasem III–IV MMI, Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah dan Lombok Barat III MMI, Tabanan, Kuta, Buleleng dan Lombok Timur II MMI.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya gempa susulan. Peristiwa ini tidak dapat dideteksi dengan pasti dan dapat terjadi setiap saat.
"Warga yang wilayahnya berada di sekitar episenter gempa dapat melakukan pengecekan kondisi rumah sebelum memasukinya kembali. Pascagempa Karangasem ini, BNPB dan BPBD Provinsi Bali terus berkoordinasi dan memonitor BPBD di wilayah terdampak," kata Muhari.