Menuju konten utama

BMKG Sebut Nusa Tenggara Timur Terancam Dilanda Kekeringan

BMKG menyebut kekeringan akan berdampak pada pertanian, ketersediaan air bersih, dan meningkatkan potensi kebakaran.

BMKG Sebut Nusa Tenggara Timur Terancam Dilanda Kekeringan
Seorang warga mengambil air di embung yang sudah mulai menyusut airnya di kecamatan Alak Kota Kupang, NTT (2/9/2019). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/ama.

tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini ancaman bencana kekeringan meteorologis di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Saat ini 96 persen dari total zona musim (zom) di NTT masih berada dalam periode kemarau sehingga diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji dikutip dari Antara, Rabu (27/7/2022).

Rahmattulloh menjelaskan data Hari Tanpa Hujan (HTH) yang diperbaharui per 20 Juli 2022 menunjukkan beberapa daerah di NTT mengalami deret hari kering dari 21-61 hari.

Prakiraan peluang curah hujan menunjukkan beberapa daerah akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20 mili meter/dasarian) dengan peluang lebih dari 70 persen.

"Dengan kondisi ini maka ancaman bencana kekeringan berpotensi terjadi sehingga perlu diwaspadai masyarakat di NTT," kata Adji.

Menurut Adji, bencana kekeringan berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan. Kekeringan juga berdampak pada ketersediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan atau krisis air bersih bagi masyarakat.

Ancaman kekeringan juga dapat meningkatkan potensi kebakaran yang bisa meluas dengan cepat. Hal itu akibat kondisi angin kencang yang bersifat kering saat musim kemarau.

BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat melakukan upaya mitigasi untuk mengurangi dampak kerugian akibat ancaman bencana kekeringan.

Baca juga artikel terkait KEKERINGAN DI NTT

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan