tirto.id -
Hal ini berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Geologi.
"Kami meminta agar masyarakat tetap waspada dan menghindari lokasi pesisir atau pantai dalam radius 500 m hingga 1 km," ucap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati pada Rabu (26/12/2018).
Dwikorita mengatakan berdasarkan catatan vulkanologi yang ia peroleh, Gunung Anak Krakatau telah mengalami ratusan letusan sejak Juli 2018 lalu. Kondisi itu menyebabkan keadaan lereng dan kawah menjadi rapuh terutama bila mengalami getaran. Bila terjadi longsor seperti 22 Desember 2018 lalu, maka hal ini dinilai masih dapat memicu tsunami.
Belum lagi, kata Dwikorita, keadaan ini diperburuk dengan adanya potensi cuaca berupa hujan ringan hingga lebat sampai 1 minggu ke depan. Angin permukaan, kata Diwkorita, umumnya bertiup dari arah barat daya hingga barat dengan kecepatan antara 5-35 km/jam.
Pada hari ini saja ketinggian gelombang mencapai 0,75 - 2 meter, dan pada siang hingga malam hari diperkirakan berkisar antara 0,75 - 1,25 meter. Hal ini juga dianggap dapat memperburuk kondisi perairan di sekitar pesisir Banten.
Karena itu, Dwikorita meminta masyarakat untuk tidak beraktivitas dengan radius 500 m bila berada di dataran rendah di sekitar pesisir. Namun, bila berada dataran tinggi (sekitar 5 m), masyarakat diminta waspada dan menjauhi lokasi pesisir pada radius 1 km.
"Seluruh kondisi tersebut dapat mengakibatkan longsor tebing kawah ke laut dan berpotensi memicu tsunami, seperti hipotesa yang disampaikan pada tanggal 22 Desember 2018 yang lalu," ucap Dwikorita.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri