Menuju konten utama

BMKG: Ada Empat Gempa Susulan dengan Kekuatan Semakin Kecil

Ada gempa susulan, tapi tenaganya semakin kecil dari gempa utama yang berkekuatan 6,1 sR.

BMKG: Ada Empat Gempa Susulan dengan Kekuatan Semakin Kecil
Ilustrasi Peta pusat gempa di Lebak-Banten pukul 13:34 WIB, 23 Januari 2018 dengan kekuatan 6.4SR kedalaman 10Km. Foto/BMKG

tirto.id - Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memastikan akan terus ada gempa susulan pasca gempa utama terjadi siang tadi (23/1/2018) pukul 13.34, namun dengan kekuatan yang semakin kecil.

"Gempa susulan akan terus terjadi, tapi kekuatannya semakin kecil, sekitar 4-3 Skala Richter (SR). Tadi ada gempa susulan terjadi," kata Dwikorita kepada Tirto.

Ada empat gempa susulan yang terjadi. Pertama berkekuatan 4,4 SR pada kedalaman 10 km, gempa kedua 3,9 SR di kedalaman 24 km. Gempa ketiga berkekuatan 4,0 SR di kedalaman 15 km, dan terakhir 4,1 SR di kedalaman 16 km.

Gempa utama awalnya berkekuatan 6,4 SR, namun seiring dengan semakin banyaknya sensor yang bekerja, angkanya jadi 6,1 SR.

"Mengenai berubahnya kekuatan gempa, itu adalah prosedur standar. Jadi informasi awal apapun yang kami dapat dari sensor-sensor harus diinformasikan ke masyarakat. Namun karena informasi dari sensor lainnya mulai masuk, maka kami menyesuaikan tenaga, dari 6,4 SR jadi 6,1 SR," kata Dwikorita.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi berkekuatan magnitude 6,1 terjadi dengan koordinat episenter pada 7,23 LS dan 105,9 BT. Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah selatan Lebak, Provinsi Banten pada kedalaman 61 km. Gempa ini terasa hingga ke Garut, Bekasi, Bandung, hingga Jakarta.

Pantauan beberapa reporter Tirto yang ada di lapangan, gempa sempat membuat panik banyak orang. Orang-orang di Perpustakaan Nasional, misalnya, melakukan langkah preventif dengan berhamburan keluar. Peserta HUT PDIP di di Taman Ismail Marzuki (TIM) juga melakukan demikian.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI atau tulisan lainnya dari Rio Apinino

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Rio Apinino
Penulis: Rio Apinino
Editor: Maya Saputri